FAKTA – Wali Kota Eri Cahyadi berkomitmen untuk menuntaskan banjir dan meningkatkan pelayanan terbaik bagi warganya. Komitmen tersebut dituangkan dalam berita acara antara Pemkot Surabaya dengan RT/RW.
Menurut Eri, berita acara itu menjadi komitmen bersama antara pemkot dan RT/RW untuk menuntaskan permasalahan di perkampungan, agar Kota Surabaya menjadi lebih baik ke depannya. Baik dari segi fasilitas umum (fasum), pelayanan, fungsi Balai RW-nya, hingga guyub rukun warganya.
“Sudah saya canangkan, tidak boleh ada lagi kampung yang tidak ada PJU-nya (Penerangan Jalan Umum), ada genangan air atau banjir,” katanya usai meresmikan Balai RW IX di Kelurahan Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Jumat (25/8/2023).
Dia ingin masalah banjir di perkampungan Surabaya harus bisa segera teratasi. Karena komitmen yang tertuang di dalam berita acara itu menjelaskan, meskipun terjadi hujan deras, tidak boleh ada timbul genangan.
“Karena itulah lokasi-lokasi yang ada genangan kita tuangkan di dalam berita acara, diteken bareng kapan mulai dikerjakan. Kalau dikerjakannya tahun 2023, maka harus selesai akhir tahun ini. Kalau dikerjakannya tahun 2024, bulan Maret saya minta selesai,” ujarnya.
Penandatanganan komitmen bersama dalam berita acara ini, kata Eri, harus berjalan sesuai target. Karena itu bagian dari kontrak kinerja jajaran di Pemkot Surabaya. Apabila ada jajaran Kepala Perangkat Daerah (PD) yang ikut menandatangani berita acara tersebut tidak bisa menjalankan sesuai target, maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.
“Jadi apa? Ada pertanggungjawaban dari pemkot kepada masyarakatnya, dan ada kepercayaan antara masyarakat dengan pemkot. Kalau sudah ada sinergi yang kuat antara pemerintah dengan masyarakatnya, maka di situlah pemkot bisa menyelesaikan permasalahan yang ada, baik itu kemiskinan, pra miskin, pengangguran, genangan air, ataupun PJU,” tegas Eri.
Sebelum semua permasalahan yang ada di perkampungan itu tuntas, maka pigura tanda tangan berita acara itu jangan sampai diturunkan dari Balai RW.
“Karena saya ingin, di Surabaya ini yang bergerak itu masyarakatnya bukan pemkot yang hanya memerintah dari atas ke bawah. Sehingga data itu dari bawah. Tugas kita (pemerintah) menyelesaikan ini. Bentuk guyub rukun inilah yang saya bangun di Kota Surabaya,” tandasnya. (kij)