Majalahfakta.id – Di tengah melonjaknya harga minyak goreng dalam beberapa pekan terakhir, kini minyak goreng kemasan dikabarkan mengalami kelangkaan. Pedagang dan konsumen pun ikut terdampak kondisi ini.
Sejumlah pedagang di Pasar Tradisional Dramaga, Bogor, mengaku tidak kebagian minyak goreng kemasan. Sehingga mereka mengurangi stok barangnya, menjadi strategi penjualan di tengah harga yang meroket.
Salah seorang pedagang minyak goreng, Anwar (36) mengatakan, sejak harga minyak goreng kemasan meroket, dirinya lebih memilih untuk mengurangi stok. Hal ini dilakukan guna menghindari kerugian yang signifikan.
“Karena harganya lagi melonjak, saya jadi ngurangin stok. Biasanya saya ambil dua dus, sekarang cuma ambil satu aja. Lumayan kan uangnya, daripada buat beli stok minyak mending dialihin ke beli sayur,” ujarnya, Minggu (21/11/2021).
Menurutnya, harga minyak mengalami kenaikan hampir setiap hari. “Misal, hari ini saya beli di agen Rp18.000 (per liter), besok bisa naik. Daripada begitu, jadi saya alihin aja ke yang lain,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, selama beberapa hari terakhir pihak sales yang rutin menawarkan minyak goreng kemasan tidak memberikan jatah seperti biasanya. Sebelum harga minyak goreng naik, Anwar mengaku bisa mengambil lima dus untuk stok selama dua pekan. Namun, kini dijatah hanya boleh mengambil dua dus saja.
Anwar menambahkan, harga minyak goreng kemasan yang ia jual saat ini mengalami kenaikan menjadi Rp20.000 per liter dari sebelumnya dibanderol Rp12.000 per liter.
Senada, pedagang minyak goreng, Neli (38) pun mengungkapkan, dirinya tidak bisa lagi mengambil stok banyak seperti biasanya. Sebelumnya dia bisa mengambil 20-30 dus minyak goreng kemasan untuk dijual. Kini, pihak sales membatasi setiap toko, sehingga dia hanya bisa mendapatkan 2-5 dus saja.
“Gara-gara harga minyak goreng kemasan naik, saya jadi ngurangin stok. Biasanya saya ambil banyak, tapi sekarang kan barangnya juga nggak ada dari sales. Paling saya dapatnya dua dus, tiga dus, lima dus itu paling banyak. Sebelumnya saya bisa ngambil 20-30 dus. Soalnya pembelinya juga menurun. Jadi kita mau nyetok banyak barang juga nggak berani,” bebernya.
Neli juga membeberkan, sebelum kondisi seperti ini, dirinya membeli minyak goreng kemasan di sales kisaran Rp13.000-14.000 per liter. Namun sekarang, melejit hingga Rp19.000. Dari harga tersebut, kini Neli menjual seharga Rp20.000 per liter.
“Dari pabriknya sudah naik. Sebelumnya per liter itu mereka jual Rp13.000-14.000, lalu saya jualnya Rp15.000. Tapi sekarang dari sananya sudah Rp19.000, saya jualnya Rp20.000 satu liter,” urai Neli. (den/ren)