ANGGOTA parlemen di Yunani telah menyetujui pengetatan peraturan ekonomi yang menjadi persyaratan keluarnya bantuan keuangan sebesar €86 miliar dari zona Euro.
Pengetatan aturan yang disahkan lewat undang-undang itu akan dilakukan lewat kenaikan pajak dan peningkatan batas usia pensiun.
Ada 229 anggota parlemen yang memilih “ya”, 64 orang memilih “tidak” dan 6 abstain. Setengah dari yang memilih “tidak” berasal dari partai Syriza yang berkuasa.
Sebelum pemungutan suara, ribuan orang menggelar aksi anti-pengetatan ekonomi di dekat gedung parlemen. Mereka melemparkan bom molotov ke arah polisi, dan dibalas dengan gas air mata.
Demi menghindari bencana
Perdana Menteri Alexis Tsipras mengatakan dia tidak yakin dengan kesepakatan ini, tetapi dia tetap meminta anggota parlemen mengesahkan aturan tersebut.
Menurut Tsipras, dia memilih untuk menerapkan proposal yang “tidak masuk akal” demi menghindari ambruknya bank-bank serta bencana buat Yunani.
Dalam pidato berapi-api sesaat sebelum pemungutan suara, Tsipras mengatakan di hadapan parlemen: “Warga Yunani sadar betul dan sangat memahami perbedaan antara mereka yang memilih bertarung di perang yang tidak adil dan mereka yang menyerahkan senjatanya.”
Undang-undang itu disahkan meski ada 32 orang dari partai sayap kiri, Syriza, yang memilih “tidak” dan enam orang abstain.
Salah satu yang memilih “tidak” adalah Ketua Parlemen, Zoe Constantopoulo.
Dia melakukan walkout saat perdebatan berlangsung, lalu kembali untuk menyampaikan pidato yang isinya mengecam terjadinya “hari yang kelam untuk demokrasi di Eropa”.
Aksi mogok
Mantan menteri keuangan, Yanis Varoufakis, yang mundur pada 6 Juli lalu juga memilih menolak paket pengetatan aturan ekonomi. Dia pun sudah menulis blog yang mengkritik keras perjanjian bailout tersebut.
Lebih dari setengah anggota komite pusat Syriza menandatangani pernyataan yang isinya berisi kecaman atas kesepakatan akan bantuan keuangan.
Mereka menyebut kesepakatan itu sebagai sebuah perebutan kekuasaan oleh para pemimpin Eropa atas kemauan rakyat Yunani.
Para penentang kesepakatan turun ke jalan-jalan di Athena sebelum pemungutan suara dilakukan.
Asosiasi dagang dan serikat kerja yang mewakili pegawai negeri sipil, pekerja kota, dan pemilik apotik juga menggelar aksi mogok.
Aturan baru
Kesepakatan bailout terjadi pada Senin (13/7) di Brussel oleh negara-negara zona Eropa, meski satu kreditur Yunani, International Monetary Fund (IMF) sudah menyatakan bahwa kesepakatan itu tidak cukup – sebagian utang Yunani bahkan harus dihapuskan.
Ekonomi Yunani sudah menyusut 25% dalam lima tahun terakhir meski pengetatan ekonomi sudah berjalan untuk membatasi utang sektor publiknya.
Agar negosiasi bailout seri ketiga sebesar €86 miliar (Rp 1.254 triliun) bisa berjalan dalam tiga tahun terakhir, parlemen Yunani harus menyepakati aturan-aturan baru termasuk: Pengesahan pernyataan pertemuan tingkat tinggi negara-negara Eropa,
perubahan pajak, termasuk 23% untuk restoran dan makanan olahan, 13% untuk pangan segar, tagihan listrik, dan hotel, dan 6% untuk obat-obatan dan buku-buku.
Penghapusan pajak 30% atas pulau-pulau Yunani, pajak perusahaan naik dari 26% ke 29% untuk perusahaan kecil. Kenaikan pajak barang mewah untuk mobil-mobil besar, kapal, dan kolam renang. Penghapusan pensiun dini pada 2022 dan kenaikan usia pensiun menjadi 67 tahun.
Mengundurkan diri
Saat komite parlemen tengah menganalisis detil hukumnya, Wakil Menteri Keuangan dan anggota partai Syriza, Nadia Valavani, mengumumkan pengunduran diri.
Dia berkata: “Saya tidak akan menyetujui amandemen ini, dan artinya saya tidak bisa lagi ada di pemerintahan.”
Menteri Keuangan Yunani, Euclid Tsakalotos, mengatakan pada anggota parlemen bahwa,”Senin lalu adalah hari paling sulit dalam hidup saya. Ini adalah keputusan yang akan membebani saya seumur hidup. Kami tak punya pilihan.”
Ia menambahkan,”Kami tak pernah bilang bahwa ini adalah kesepakatan yang baik.”
Suasana emosi pun meledak ketika Varoufakis berbicara di depan komite. Dia disoraki, “Semua gara-gara kamu”.
Teriakan terdengar saat Varoufakis bilang bahwa dia ragu kesepakatan ini bisa berjalan. Ia membandingkannya dengan kondisi di Jerman setelah Traktat Versailles usai Perang Dunia Pertama.
Sementara itu, parlemen Prancis sangat mendukung perjanjian bailout Yunani. Sistem konstitusi mengharuskan beberapa negara zona Euro, termasuk Jerman, meratifikasi kesepakatan di parlemen sebelum proses berlanjut.
Bank-bank tutup
Yunani mengalami krisis uang tunai. Bank-bank sudah tutup sejak 29 Juni.
Menurut Tsipras, bank-bank sepertinya tak akan buka sampai perjanjian bantuan keuangan diratifikasi, dan ini bisa berlangsung sebulan ke depan.
Komisi Eropa sudah secara formal mengajukan pinjaman jangka pendek untuk Yunani sebesar €7 miliar (Rp 102,1 triliun) melalui Mekanisme Stabilitas Keuangan Eropa (European Financial Stability Mechanism/EFSM)
Penggunaan EFSM untuk menyelamatkan zona Euro sudah ditentang oleh Inggris dan negara-negara lain yang bukan bagian dari pengguna mata uang Euro tapi menjadi anggota Uni Eropa.
Seorang pejabat Inggris di Brussel mengatakan pada BBC bahwa pemerintah Inggris tak keberatan akan penggunaan EFSM – asal uang pajak Inggris tak dikenai kewajiban yang sama.
Valdis Dombrovskis, pejabat senior Komisi Eropa, mengatakan bahwa mereka tengah bekerja untuk melindungi negara-negara non-Euro dari konsekuensi negatif jika pinjaman tak dikembalikan.
‘Bantuan utang’
IMF mengeluarkan laporan yang ditulis sebelum zona Euro mencapai kesepakatan dengan Yunani pada Senin pagi. Isinya sudah diketahui oleh pemimpin negara-negara zona Euro, tapi baru diumumkan ke publik pada Selasa.
Laporan IMF itu memprediksi bahwa dalam dua tahun, utang Yunani akan mencapai 200% dari PDB yang “hanya bisa ditopang oleh bantuan keuangan yang jauh lebih besar dari yang selama ini dilakukan oleh Eropa”.
Laporan tersebut juga merekomendasikan “perpanjangan utang yang dramatis” dengan waktu “sekitar 30 tahun dari keseluruhan saham utang Eropa”.
“Opsi lain termasuk transfer tahunan ke anggaran Yunani atau pemotongan utang di depan (penghapusan utang).”
Jerman, penyumbang terbesar dana penyelamatan Yunani, dan beberapa negara zona Euro lainnya sudah sejak lama menolak topik pemotongan atau penghapusan utang.
Pada Rabu (15/7), Komisi Eropa juga menerbitkan penilaiannya sendiri. Mereka lebih optimis melihat utang Yunani daripada IMF, meski juga menyarankan perlunya pengurangan utang.
Laporan Komisi Eropa menyatakan penjadwalan ulang utang Yunani mungkin dilakukan jika negara tersebut menerapkan aturan pengetatan yang diminta oleh kreditur. Tapi laporan menutup kemungkinan penghapusan utang. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com