Mojotirto Festival 2019 Dibuka Dan Diresmikan Oleh Walikota Mojokerto

Walikota Mojokerto, Ning Ita, bersama jajaran Forkopimda menuangkan air dari tujuh sumber ke sungai.
Walikota Mojokerto, Ning Ita, bersama jajaran Forkopimda menuangkan air dari tujuh sumber ke sungai.
Walikota Mojokerto, Ning Ita, bersama jajaran Forkopimda menuangkan air dari tujuh sumber ke sungai.
Walikota Mojokerto, Ning Ita, bersama jajaran Forkopimda menuangkan air dari tujuh sumber ke sungai.

MOJOTIRTO Festival 2019 yang bertepatan dengan Peringatan Hari Air Sedunia  berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (22-23/03/2019). Acara tersebut digelar Pemerintah Kota Mojokerto di Jembatan Rejoto Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, dengan balutan serangkaian kegiatan bernuansa seni budaya. Acaranya dibuka dan diresmikan oleh Walikota Mojokerto, Ning Ita, didamping Wakil Walikota Mojokerto, Cak Rizal.

Turut hadir dalam acara ini jajaran Forkopimda Mojokerto serta segenap kepala OPD di lingkungan Pemkot Mojokerto. Juga tokoh masyarakat dan anggota organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan se-Kota Mojokerto.

Pembukaan Mojotirto Festival 2019 dimulai dengan Kirab Mojopahit diikuti warga dan pelajar se-Kota Mojokerto yang berpakaian ala Mojopahit serta penari bedoyo air yang membawa air dari tujuh sumber.

Kemudian penari bedoyo air menyerahkan kepada lurah yang daerahnya dilalui sumber air yang selanjutnya diserahkan kepada walikota serta jajaran forkopimda.

Walikota Ning Ita menyampaikan, Mojotirto Festival adalah awal membuka wilayah barat Kota Mojokerto untuk menjadi pusat keramaian. “Semoga dengan Mojotirto Festival membawa dampak sosial dan ekonomi yang luar biasa bagi Kota Mojokerto,” ungkapnya.

Sementara pada hari kedua Mojotirto Festival 2019, Sabtu (23/3), kegiatan uri-uri budaya Mojopahit. Sekitar 1.500 anak dolanan permainan tradisional di Jembatan Rejoto yang dibuka oleh Wakil Walikota Cak Rizal.

Dolanan permainan tradisional itu dibagi dua sesi yaitu dolanan masal dan lomba dolanan. Antara lain balap sarung, uncal sarung, damparan watu, klompen bathok dan wenga papua.

Ribuan anak riang gembira dan bersenang-senang bersama merayakan festival yang baru pertama digelar ini. Seakan kembali ke masa lalu, tak ketinggalan orangtua dan guru-guru juga bernostalgia dengan permainan tradisional yang ada jauh sebelum tergantikan permainan modern seperti saat ini.

Cak Rizal pun berharap dengan digelarnya dolanan permainan tradisional di Mojotirto Festival ini bisa menghidupkan kembali permainan tradisional di nusantara khususnya di Kota Mojokerto.

Pada penutup sambutannya, Cak Rizal membunyikan kitiran yaitu permainan tradisional dari bambu yang didorong oleh angin sehingga berbunyi khas. Dan kitiran tersebut dimainkan ribuan peserta dari seluruh SD se-Kota Mojokerto yang hadir pada pagi itu.

Setelah membuka lomba permainan tradisional, Cak Rizal melanjutkan rangkaian Mojotirto Festival 2019 dengan melepas peserta lomba dayung di DAS Sungai Brantas dengan didampingi Kepala Satpol PP Kota Mojokerto, Heryana Dodik Murtono.

Lomba dayung perahu karet diikuti oleh 27 kelompok yang dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu pelajar SMA, Karang Taruna dan masyarakat umum se-Mojokerto Raya. Acara lomba bercerita juga merupakan rangkaian di Mojotirto Festival yang diselenggarakan di Hutan Kota Pulorejo diikuti siswa-siswi se-Kota Mojokerto.

Mojotirto Festival 2019 dipungkasi oleh penampilan Ludruk Karya Budaya di Jembatan Rejoto pada malam hari. Hiburan rakyat ini menampilkan lakon “Kriwikan Dadi Grojokan”. Acara ini menjadi penutup yang meriah dan menghibur karena dihadiri ribuan warga. (anang)