Imam Masjid New York Jawab Serangan Fadli Zon

Setya Novanto sempat diperkenalkan Trump kepada pendukungnya
Setya Novanto sempat diperkenalkan Trump kepada pendukungnya

KONTROVERSI kunjungan Ketua DPR RI, Setya Novanto, dan Wakil Ketuanya, Fadli Zon, ke acara Donald Trump di New York berkembang jadi debat panas dengan Imam Masjid di New York Shamsi Ali.

Shamsi Ali menyebutkan kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon dalam acara kampanye bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, Kamis (03/09) lalu sebagai langkah “merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa.”

Hadirnya Setya Novanto dan Fadli Zon dalam acara itu direspon negatif di media sosial pekan lalu.

“Saya tidak bermaksud merendahkan dewan yang terhormat. Tapi dengan hadir di acara DT (Donald Trump) itu dengan sendirinya merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa”.

“Siapa DT (Donald Trump) yang memperlakukan seorang ketua DPR/wakilnya (coba sekali lagi videonya) demikian ? Setelah selesai acara ditinggalkan saja seperti orang kebingungan. Bayangkan kalau Speaker of Congress diperlakukan seperti itu, apa reaksi Amerika ?”

Fadli Zon sendiri menjawab,“Martabat bangsa mana yang direndahkan dengan bertemu DT. Ia adalah pengusaha sukses sejak lama. Punya investasi di Indonesia. Bagi saya bagus ada investor masuk di saat ekonomi terpuruk”.

“Saya sendiri merasa terhormat bertemu DT. Kami bukan ketemu seorang koruptor, penjahat perang atau kriminal, tapi pengusaha sukses yang berinvestasi di Indonesia !” tambah Fadli.

Debat lewat sosial media dan WhatsaApp ini juga berujung pada ancaman somasi dari Fadli Zon.

Menanggapi hal ini, Shamsi Ali yang bermukim selama sekitar 20 tahun di New York menulis,“kalau pemahaman saya tentang apa yang terjadi dianggap fitnah, dan mau somasi itu juga hak Anda sebagai pejabat negara”.

Salah satu orang terkuat di Indonesia

“Artinya dengan reaksi Anda yang seperti ini juga memberikan saya pemahaman lebih jauh tentang siapa dan apa anggota dewan terhormat. Saya sekali lagi tidak punya beban, apalagi akan takut dengan ancaman itu,” tulis Shamsi.

Komentar di akun Facebook Shamsi Ali termasuk dari Memang Selayar Jaman yang menulis,”drama antara Fadli Zon, anggota DPR dan Shamsil Ali yang konon sebagai Imam di New York, semoga tidak untuk kepentingan untuk membuat diri tenar dan membuat sensasi”.

Sementara Ronald Adi Nugraha – mengacu pada video pertemuan Donald Trump dan Setya Novanto dan Fadli Zon – menulis,“Benar, coba lihat videonya, habis diperkenalkan langsung ditinggal begitu saja, gak ada hormat-hormatnya juga.”

Setelah acara kampanye itu, Donald Trump kembali ke podium dan memperkenalkan Setya Novanto. “Ini adalah salah seorang orang terkuat di Indonesia, Ketua DPR, Setya Novanto. Dia datang untuk bertemu saya dan kami akan melakukan sesuatu yang hebat tentang Amerika Serikat. Bukankah demikian ?”

“Ya,” jawab Setya Novanto sambil tersenyum.

“Apakah saya disukai di Indonesia ?” tanya Trumph.

“Ya, sangat,” kata Setya pula.

Dana lawatan rombongan DPR RI ke New York juga diangkat sejumlah pihak termasuk Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA). FITRA, dalam kajian kunjungan dinas DPR RI ke Amerika Serikat dari 31 Agustus-12 September menyebutkan anggaran yang diperlukan paling tidak Rp 4,6 miliar.

“Berdasarkan penelusuran FITRA, rencana biaya ke AS tidak transparan. Tidak dijelaskan secara transparan ke publik oleh Sekjen DPR RI,” kata koordinator advokasi FITRA, Apung, Jumat (04/09).

Sebelumnya FITRA juga menyorot kunjungan Komisi III DPR ke Inggris yang juga menghabiskan miliaran rupiah. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com