Semua  

Rakornis Finalisasi Atlit, Pelatih Dan Official Inti PON XX Papua Tahun 2020

Saat berlangsung rakornis finalisasi atlet, pelatih dan official inti PON XX Papua Tahun 2020.
Saat berlangsung rakornis finalisasi atlet, pelatih dan official inti PON XX Papua Tahun 2020.
Saat berlangsung rakornis finalisasi atlet, pelatih dan official inti PON XX Papua Tahun 2020.
Saat berlangsung rakornis finalisasi atlet, pelatih dan official inti PON XX Papua Tahun 2020.

SELASA, 14 Januari 2020, di Aula Tony Rompis Kodam XVV Cenderawasih Papua dilakukan rapat koordinasi teknis (rakornis) finalisasi atlit, pelatih dan official inti PON XX Papua Tahun 2020.

Ketua Pemusatan Latihan Provinsi (PUSLATPROV) KONI Papua, Brigjen TNI Irham Woroihan, memberi peringatan kepada pengurus provinsi (PENGPROV) cabang olahraga yang belum menyerahkan data promosi degradasi kepada PUSLATPROV KONI Papua agar diserahkan paling lambat hari Jumat, 17 Januari 2020. “Data atlet promosi degradasi sudah harus masuk. Jika tidak maka PUSLATPROV sendiri yang akan melakukan promosi degrdasi”.

Ketua PUSLATPROV KONI Papua, Brigjen TNI Irham Woroihan, mengatakan, dari 37 cabor dan 56 nomor yang baru menyerahkan data promosi degradasi 14 cabor, sedangkan yang lainnya belum. “Diberikan waktu sampai hari Jumat, 17 Januari 2020, semua data atlet promosi degradasi sudah harus di tangan PUSLATPROV,’’ tegasnya di hadapan pengprov, pelatih, official dan pengurus KONI Papua.

Hadir pada rakornis tersebut Wakil Ketua II Kolonel Kav Donova Pri Pamungkas, SEKUM KONI Papua, Wakil Sekretaris KONI Rahmad Marimbun SKom dan masing-masing ketua bidang KONI, PUSLATPROV dan pengprov serta pelatih.

Brigjen TNI Irham Woroihan juga mengkritisi jumlah atlet yang masuk Training Centre (TC) yang dinilainya terlalu banyak, berjumlah 1.115 atlet. Jumlah ini, menurutnya, tidak realistis dan tidak efektif bila dibandingkan dengan target raihan medali 70 emas di PON XX Tahun 2020 Papua. ‘’Kalau dari puslatprov jumlah atlet yang dipersiapkan sebanyak 500-600 atlet saja. Berdasarkan hasil evaluasi KONI, Puslatprov dan tim konsultan jumlah ini terlalu banyak. Terlalu banyak anggaran yang dikeluarkan untuk membiayai atlet yang tidak produktif.  Idealnya atlet yang dibina hanya 105 atlet. Namun karena berbagai pertimbangan sehingga kita sepakat atlet yang dibina ikut TC kurang lebih 800 atlet,’’ kata Irham.

Mengawali Rapat Koordinasi Teknis Finalisasi Atlit, Pelatih dan Official Inti PON XX Tahun 2020,  Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya SP MSc, dalam arahanya menilai bahwa atlet yang masuk TC saat ini sebanyak 1.115 atlet jumlahnya memang terlalu besar. Padahal potensi atlet Papua untuk meraih medali emas tidak sampai 100. “Jumlah ini jelas tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai atlet sebanyak 1.115 atlet”.

Drs S M Ventje Ropa WN PN, Ketua Harian PERCASI Papua, saat ikut rakornis.
Drs S M Ventje Ropa WN PN, Ketua Harian PERCASI Papua, saat ikut rakornis.

Untuk itu, Sekum KONI Papua meminta kepada semua pengurus, khususnya pelatih yang menangani atlet selama TC agar jujur. “Jangan sampai karena masih ada hubungan saudara sehingga ngotot mempertahankan atlet, sementara prestasinya tidak ada. Jadi saya minta pengurus maupun pelatih berjiwa besar, bila memang si atlet tidak mampu atau prestasinya tidak berkembang tidak perlu dipertahankan masuk TC.  Kami akan lebih serius, kami minta pelatih terbuka mengurangi atlet masuk TC sehingga target dan jumlah atlet lebih realistis,’’ ungkapnya.

Kenius Kogoya juga tidak setuju atau tidak sependapat terhadap anggapan PENGPROV dan pelatih bahwa Papua sebagai tuan rumah maka semua cabor dan nomor harus diikuti atlet Papua. “Itu tidak benar. PON XX Tahun 2020 Papua sebagai tuan rumah, KONI Papua hanya menurunkan atlet yang berprestasi dan berpeluang meraih medali. Ukurannya sudah jelas yakni KEJURNAS dan PRA PON. Oleh karena itu, sebagai tuan rumah, Papua tidak mutlak harus ikuti semua nomor. Itu pemikiran yang salah, kita akan lebih fokus pada nomor-nomor yang berpeluang meraih medali”.

Contoh, lanjut SEKUM Kenius Kogoya, Cabor Taekwondo yang mempertandingkan 12 nomor, sementara targetnya hanya 2 emas.  “Jadi tidak mesti harus 12 nomor diikuti cabor taekwondo Papua. Bisa saja cuma 2 sampai 4 nomor saja yang diikuti. Hal ini berlaku juga pada cabor-cabor yang lain. Artinya, 37 nomor wajib kita ikuti, tetapi 56 nomor tidak wajib kita ikuti”. (F.1010)