SABTU (26/11) cuaca cerah secerah seribu relawan dan komunitas sungai. Sekitar seribu relawan telah memadati Alun-Alun Kota Madiun untuk mengikuti Apel Siaga Gerakan Pengurangan Resiko Bencana yang digelar Pemkot Madiun melalui BPBD Madiun, dengan seragam oranye khas BPBD. Adapun yang mengikuti Apel ; TNI, Polri, Satpol PP, pelajar SMA, SMK baik negeri maupun swasta dan relawan BPBD serta Komunitas Sekolah Sungai Indonesia yang ada di Madiun.
Apel tersebut dengan Inspektur Wawali Madiun, Sugeng Rismiyanto, yang dihadiri tamu undangan Forpimda, SKPD, Camat dan Lurah. Fokus gerakan ini adalah restorasi sungai yaitu gerakan untuk menyelamatkan dan mengembalikan fungsi sungai pada kondisi alamiahnya yang bersih, sehat, produktif dan lestari serta bermanfaat, semaksimal mungkin bagi manusia dan lingkungan secara berkelanjutan.
Gerakan ini didahului dengan adanya Komunitas Sekolah Sungai Indonesia yang ada di Madiun, selama tiga hari di Kantor BPBD Kota Madiun, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah dengan melihat langsung pengelolaan sampah. Ada yang bisa dibuat pupuk organik dan bagi para pemulung bisa dipilah, dipilih, menghasilkan uang bahkan timbunan yang lama bisa menjadi gas metan yang bermanfaat bagi warga sekitar Gembel/Kelurahan Manguharjo di mana hampir 125 KK tanpa membeli gas untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Di hari ke-3 survei di Kali Jeroan (Pintu 12) yang bertempat di perbatasan Kota dan Kabupaten Madiun, tepatnya di Desa Glonggong. Setelah Gelar Apel 1.000 relawan dilanjutkan bersih-bersih yang diadakan di 6 lokasi antara lain Kali Madiun, Kali Piring, Kali Sono, Kali Maling, Kali Pilangbango dan Kali Teratai.
Harapan Bung Wisnu selaku Pembina Komunitas Sekolah Sungai kepada para komunitas agar tetap semangat dan diteruskan. “Jangan sampai di sini saja harus tanggap dalam segala bencana,” tuturnya kepada Haryana dari FAKTA. (F.976) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com / www.instagram.com/mdsnacks