Ekbis  

Sektor Jasa Keuangan Sumbar Tumbuh Stabil 

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Roni Nazra, memaparkan pertumbuhan ekonomi Sumbar 2024.

FAKTA – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Roni Nazra, mengatakan, sektor jasa keuangan di Sumbar terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil sepanjang tahun 2024. Hal ini terjadi di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika pasar keuangan nasional.  

Dalam laporan perkembangan sektor jasa keuangan Sumbar tahun 2024 tercatat,  total aset perbankan di provinsi ini mencapai Rp83,99 triliun pada Desember 2024, meningkat dari Rp81,15 triliun pada tahun sebelumnya.

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kenaikan sebesar 7,47% year on year (y o y), mencapai Rp33,92 triliun, sementara penyaluran kredit tumbuh 5,36% y o y menjadi Rp33,43 triliun.  

“Kinerja sektor perbankan tetap solid dengan pertumbuhan positif, terutama dalam penyaluran kredit untuk sektor produktif seperti perdagangan, pertanian, dan industri pengolahan. Ini menjadi indikator bahwa sektor jasa keuangan tetap berperan penting dalam mendorong perekonomian Sumatera Barat,” ujar Roni Nazra saat coffee morning bersama wartawan, Senin (10/2/2025) kemarin.

Selain perbankan konvensional, sektor perbankan syariah juga mengalami perkembangan yang pesat. Aset perbankan syariah di Sumatera Barat mencapai Rp12,98 triliun pada akhir 2024, meningkat signifikan dari Rp10,40 triliun pada tahun sebelumnya. 
Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis syariah.  

Sementara itu, industri fintech peer-to-peer (P2P) lending terus berkembang pesat di Sumatera Barat. 

Hingga November 2024, jumlah peminjam aktif mencapai 366.905 rekening, dengan total outstanding pinjaman sebesar Rp1,27 triliun. Namun, OJK Sumbar tetap mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih layanan keuangan digital dan menghindari fintech ilegal yang tidak terdaftar di OJK.  

“Kami terus mengawasi industri jasa keuangan digital, khususnya fintech, agar masyarakat mendapatkan perlindungan yang maksimal. Edukasi mengenai literasi keuangan digital menjadi prioritas kami untuk memastikan masyarakat tidak terjebak dalam praktik keuangan ilegal,” tambah Roni Nazra.  

Disektor pasar modal, jumlah investor di Sumatera Barat juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hingga Desember 2024, tercatat 195.749 investor yang aktif di pasar modal, dengan transaksi saham mencapai Rp10,93 triliun. 

Lonjakan jumlah investor ini menandakan bahwa semakin banyak masyarakat yang mulai memahami pentingnya investasi di instrumen keuangan formal.  

Kedepan, OJK Sumbar akan terus memperkuat pengawasan dan regulasi di sektor jasa keuangan guna memastikan stabilitas serta keberlanjutan pertumbuhan ekonomi daerah. 

Fokus utama OJK Sumbar adalah memperluas akses pembiayaan bagi UMKM, meningkatkan literasi keuangan masyarakat, serta mengembangkan layanan keuangan yang lebih inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat Sumatera Barat.  (ss)