Daerah  

Sedekah Bumi Kampung Ngesong Surabaya Pertahankan Kearifan Lokal

Gelaran Sedekah Bumi Kampung Ngesong RW 06 Dukuh Kupang, Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya, Minggu (13/8/2023), merupakan upaya masyarakat dalam mempertahankan kearifan lokal.

FAKTA – Gelaran Sedekah Bumi Kampung Ngesong RW 06 Dukuh Kupang, Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya, Minggu (13/8/2023), merupakan upaya masyarakat dalam mempertahankan kearifan lokal.

Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, sedekah bumi memiliki arti penting, yakni sebagai wadah silaturahmi dengan warga untuk menguatkan nilai gotong-royong sebagai ciri khas yang dimiliki oleh warga Kota Surabaya.

Bahkan, Eri juga mengaku mendapat Gunungan Wayang dari masyarakat setempat yang diwakili oleh Ketua RW 06 Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya.

“Sebetulnya sedekah bumi ini adalah untuk mengingat dan menghargai perjuangan yang dulu babad alas. Jadi jangan melupakan sejarah, teruskan cita-citanya serta perjuangannya, karena beliau ingin Surabaya guyub rukun,” katanya.

Lewat gelaran sedekah bumi ini, Eri mengajak masyarakat untuk menjaga guyub rukun. Sebab, dia mengaku bisa melihat kedekatan dan rasa gotong royong yang sangat erat di antara warga.

Karenanya, ia berharap bahwa tradisi sedekah bumi di Kampung Ngesong RW 06 Dukuh Kupang, Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya, dapat terus dipertahankan dan dilestarikan.

“Ini luar biasa, saling membantu, bahkan jimpitan juga. Pertahan dan teruskan tradisi ini sebagai bukti bahwa Surabaya selalu guyub rukun,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua RW 06, Kelurahan Dukuh Kupang Surabaya sekaligus ketua panitia Sedekah Bumi Kampung Ngesong, Iswiyanto menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri beserta jajaran Pemkot Surabaya yang terus peduli dalam upaya mempertahankan dan melestarikan tradisi kearifan lokal yang ada Kota Pahlawan. Salah satunya adalah sedekah bumi di Kampung Ngesong RW 06 Dukuh Kupang.

“Matur nuwun sanget (terima kasih banyak) Pak Eri, ini loh Bapak’e (Bapaknya)e Arek Suroboyo yang selalu peduli dengan tradisi dan kebudayaan yang ada di Surabaya. Bahkan beliau berpesan agar saya bersama warga untuk meneruskan tradisi ini,” kata Iswiyanto.

Dia mengaku, meski di era modern saat ini, tetapi warga di wilayahnya tiada henti melakukan regenerasi dalam menularkan semangat mempertahankan kearifan lokal. Di mana ia bersama-sama dengan warga melakukan persiapan Sedekah Bumi selama kurang dari dua bulan.

“Kami terus meregenerasi dengan mengajak anak-anak di Kelurahan Dukuh Kupang khususnya di wilayah RW 06, tentunya kami juga mendapat dukungan penuh dari Pak Lurah dan Bu Camat,” tandasnya. (*)