Majalahfakta.id – Kami insan pers merasa prihatin terkait tertangkapnya dua oknum jurnalis di Kabupaten Mesuji oleh pihak aparat hukum polres setempat.
Bahkan merasa miris karena senasib sepenanggungan. Tapi hal tersebut kita ambil hikmahnya dari kejadian tersebut sebagai cambuk untuk insan pers.
Memang tidak mudah dalam mempublikasikan seseorang ataupun pejabat yang benar-benar akurat. Kita harus berpegangan teguh aturan pers itu sendiri, contoh hal seperti memberitakan kesuksesan seseorang atau pun pejabat agar namanya baik di bumi NKRI dengan berbagai macam karakter dan asal usulnya pejabat itu sendiri. Pastilah pejabat tersebut senang bahkan merasa bangga , namanya merasa baik dan terkenal,
Bahkan tidak sedikit oknum pejabat tersebut memberikan sesuatu pada kuli tinta karena dirinya terangkat dengan baik.
Tapi sebaliknya, apabila oknum pejabat tersebut diberitakan dengan sentilan agak sedikit miring, oknum pejabat tersebut singut atau merasa geram pada kuli tinta.
Bahkan ketemu pun sudah tidak mau lagi pada si kuli tinta tersebut.
Bahkan terkadang mengeluarkan kata-kata umpatan yang tidak senonoh atau ancaman hal tersebut menandakan mentalitas pejabat itu sendiri yang seperti itu sangat rendah.
Pertama kurangnya pengalaman, kedua tidak mengetahuinya tentang tugas jurnalis di lapangan, ketiga oknum pejabat tersebut kurang bergaul dan maunya enak, tidak ada masalah serta adem ayem tidak mau dikritik.
Tidak sedikit kejadian tersebut yang di miliki mentalitas pejabat di negri ini seperti itu, kemudian hal terhadap penegak hukum hendaknya bersikap arif dan bijak pula dalam menyikapi hal tersebut tidak main tangkap tangan atau main trabas.
Kalau mau jujur, kita pun tahu sama tahu tidak ada seorang petugas hukum di lapangan khususnya yang mendampingi kepala-kepala desa atau pejabat daerah meminta jatah dengan berbagai macam alasan terkecuali dikasih seiklasnya oleh kepala desa maupun pejabat yang di kawal.
Itulah gunanya aparat hukum melindungi dan mengayomi warganya.
Apa lagi antara jurnalis/wartawan serta para pejabat desa juga pejabat daerah bermitra semuanya itu alangkah baiknya kita saling asah asih asuh, janganlah saling menjatuhkan karena semuanya pengabdi pada negara, peran kepala desa baik, peran kepala dinas baik, perannya jurnalis juga baik memberitahukan keberadaan dan kondisi daerah atau wilayah tersebut.
Termasuk peran aparat hukum pun cukup baik harus bisa memberikan motivasi pada seluruh rakyat binaannya tidak main tangkap tangan sebelah pihak.
Kalau emang aturan tersebut dianggap melanggar hukum sesuai UU ya ditindak kedua-duanya yang menerima juga yang memberi sehingga tidak menimbulkan polemik baru.
Bahkan untuk para kuli tinta pun saran kami kiranya menjalankan tugas di lapangan harus tetap menjaga dan berpegang teguh pada aturan guna menghindari hal-hal yang kita tidak inginkan.
Kemudian dalam hal menjalani tugas kita sebagai fungsi kontrol sosial tetaplah seorang wartawan harus mempunyai prinsip tidak mudah dirayu dengan uang juga diliihat juga situasinya serta jangan sekali-kali menindas juga menakut-nakuti konsumen dengan berbagai macam alasan yang menyangkut dengan harga diri.
Yang terakhir, kita dalam menjalani tugas mulia tersebut sebagai wartawan penulis berita harus bisa menulis, juga harus punya media sebagai wadah kita untuk menuangkan isi berita yang kita cari tersebut.
Saya selaku jurnalis memohon maaf kalau ada kata-kata yang dianggap tidak benar semoga kejadian Tangkap Tangan tersebut dijadikan renungan kita semua dan hukum tetap harus ditegakkan pada siapapun. (wis/her)