TERKESAN ironis memang, tetapi begitulah adanya. Balada seorang KRPH. Karena demi kesetiaan pada tugas, ia rela membayari tenaga tambahan dari hasil bertani. Namanya, H Bakri, KRPH Sukun, BKPH Gondang. Saking taatnya pada perintah pimpinan yakni Assper /KBKPH Gondang, Kasmijan. “Entah bagaimana caranya teresan itu tidak dicuri orang,” akunya.
Teresan sebanyak 2.773 pohon, dengan luas 11,4 hektar, dengan target produksi 1.853 m3 (meter kubik), di petak 161-C. Memang ini PR (pekerjaan rumah). Karena Assper-nya mengatakan,”mbuh piye/entah bagaimana caranya yang penting tidak dicuri orang”. Maka alternatifnya adalah menggaji ganda pada orang yang biasa disuruh mengerjakan sawah, yakni ketika padi panen hasil dari sawah dikurangi sebagian lagi untuk menggaji tenaga penjaga hutan, bersifat pribadi penggajiannya.
“Biar pun kadang badan sakit, jika ada laporan ada rombongan bawa perkul masuk hutan, ya Bissmillah, berangkat. Walau kondisi badan, seandainya dijontong ambruk, tapi demi tugas, dari atas trail pun siap bertarung mancali motor yang bawa kayu. Bahkan pelaku berlarian sampai di perbatasan KPH Nganjuk pun tetap dikejar. Bahkan ditantang gelut pun tetap berani. Karena emosi badan yang meriang jadi pulih sehat. Itulah kisahnya. Alhasil menyelamatkan 15 batang dari 7 tunggak. Namun dilaporkan ke KPH 30 tunggak”.
Untuk karhutla, lanjutnya, petak 166-A seluas 15 hektar atas ulah orang iseng dengan membakar serasah jagung. Dan juga petak 163-E seluas 3 hektar. Semuanya tanaman tahun 2018.
“Memang, entah bagaimana caranya yang penting dilaksanakan sebaik-baiknya. Yang utama mental harus tatag/tegar, sebab bila nglokro ya mereka menyerang. Mandor melaporkan, pak mantra ada gerombolan sebanyak 17 orang masuk. Memang resiko, Mas,” ungkap H Bakri.
Dari beberapa pengalaman itu, tampak betapa beratnya sebagai rimbawan yang bertugas di hutan yang begitu dilematis. Sebab kadang yang dihadapi adalah tetangga sendiri, teman sekolah, teman main. Pelaku sendiri berbuat seperti itu, bisa jadi karena tuntutan kebutuhan perut. Memang, pengalaman bertarung dengan pencuri kayu hutan, sudah berkali-kali, walau dengan tangan kosong. Bagi H Bakri tak sebanding memang jika dibandingkan bertugas di KPH Parengan dulu. Berat, parah, terluka. Bertugas di KPH Parengan adalah cambuk dan asah pendadaran mental. “Senjata seadanya, bila kepepet ada batu ya batu,’’ kenangnya mengharukan.
Assper Gondang, Kasmijan, selalu memotivasi “Cintailah Tugasmu Seperti Engkau Mencintai Dirimu, Istrimu’’. Jaga keselamatan atau utamakan keselamatan semua (keselamatan tempat tugas/keselamatan diri) dengan tanggung jawab dan ikhlas lillahi ta’ala. “Berlaku untuk semua KRPH, Polhut, mandor, tenaga kantor. Pokoknya, perjuangan diiringi doa. Hutan aman, tanaman sukses, produksi tercapai,” tandas Assper Gondang, Kasmijan. (F.463)