Majalahfakta.id – Seorang siswa SMK Negeri 7 Surabaya bernama Muhammad Ferdy Ibrahim, alamat Jalan Asem Rowo Gg Mulya No 32, Surabaya untuk sementara menunda keinginannya mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Pasalnya, satu diantara syarat untuk mengikuti PTM para siswa harus sudah divaksin. Lantas bukan berarti siswa ini enggan mengikuti program vaksinasi yang diluncurkan di sekolahnya. Ferdy –begitu akrab dipanggil tidak bisa mengikuti vaksin lantaran Nomor Induk Kependudukan (NIK) miliknya tidak ditemukan.
“Saya sudah sampaikan keluhan dari keponakan saya tersebut, lalu jawaban dari petugas peduli lindungi, saya disuruh menghubungi Disdukcapil Kota Surabaya. Padahal saya sudah menemui staff Disdukcapil Kota Surabaya yang ada di kantor Kecamatan Asem Rowo, Surabaya,” ujar Hamzah menyampaikan keluhan tersebut ke redaksimajalahfakta.id, Rabu (08/9/2021).
Untuk diketahui, Hamzah juga menjabat Ketua RT 01 RW IV Asem Jaya, Kelurahan Tembok Dukuh, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.
Lebih lanjut Hamzah menjelaskan, jawaban dari staff Disdukcapil di kantor Kecamatan Asem Rowo, bahwa nomer NIK keponakannya tidak ada masalah dan aktif. “Kemungkinan sistim server peduli lindungi atau Dinas Kesehatan yang belum update data,” ujar Hamzah menirukan staff Disdukcapil di Kantor Kecamatan Asem Rowo, Surabaya.
Langkah selanjutnya yang ditempuh Hamzah diantaranya sudah menelpon call center peduli lindungi 119 ext 9.
Upaya untuk mengikut-sertakan keponakannya dalam program vaksinasi pun terus dilakukan. Diantaranya dengan mengikutkan vaksin di balai RW I, Kelurahan Asem Rowo dan di Puskesmas Asem Rowo, Kota Surabaya
Namun, upaya itu nampaknya masih belum membuahkan hasil seperti harapan. “Tetap tidak bisa, karena datanya sudah didaftarkan melalui sekolah SMK Negeri 7 Surabaya,” keluh Hamzah.
Dari pihak petugas kesehatan sendiri yang ada di Sekolah SMK Negeri 7 Surabaya juga terkendala nomor NIK tidak dapat ditemukan.
“Lalu bagaimana ini nasib keponakan saya tidak bisa mengikuti vaksin, padahal ini syarat untuk mengikuti Pembelajaran Tatap Muka,” tanya Hamzah.
“Saya mohon kepada Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia agar dapatnya dibantu masalah keponakan saya,” harapnya. (ren)