Bupati Ngawi, Ir H Budi Sulistyono Kanang, Membuat Acara Pameran Germas 2019

PAMERAN Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Tahun 2019 yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dengan mengangkat tema ‘Cegah Stunting Itu Penting’ dibuka oleh Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono Kanang. Pameran Germas berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat s/d Minggu (6 s/d 8/9/2019) bertempat di Alun-Alun Merdeka Ngawi.

Germas adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Pameran terpadu yang berlangsung tiga hari ini memamerkan program  layanan kesehatan untuk masyarakat Ngawi. Ada 33 stan di antaranya 24 dari UPT Puskesmas se-Kabupaten Ngawi, 1 dari Rumah Sakit Daerah dr Soeroto, 1 dari BPJS Kesehatan, 1 dari Dinas Pertanian, dan 6 dari bidang Dinkes. Acara ini dimeriahkan bintang tamu Guyon Maton, Group Band Jikustik dan Cak Nan.

Bupati Ngawi, Budi Sulistyono Kanang,  mengatakan, pelaksanaan Germas harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. “Kampanye Germas merupakan salah satu langkah strategis untuk mensosialisasikan inovasi pelayanan kesehatan dan program pencegahan stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh. Ini bisa dialami oleh anak-anak yang mendapatkan gizi buruk, terkena infeksi berulang, dan stimulasi psikososialnya tidak memadai. Anak dikatakan stunting ketika pertumbuhan tinggi badannya tak sesuai grafik pertumbuhan standar dunia. Penyebab stunting salah satunya karena kurangnya kecukupan nutrisi (malnutrisi jangka panjang) di 1.000 hari kehidupan awal seorang anak, atau sebelum usia dua tahun. Hasil bulan timbang bulan Februari 2019 prosentase balita stunting di Kabupaten Ngawi sebesar 25,51%. Sedangkan di Jawa Timur 25,0%. Jadi Kabupaten Ngawi angka stuntingnya masih di atas angka provinsi. Saya atas nama Pemkab Ngawi menghimbau penanganan balita stunting harus sungguh-sungguh dan tuntas. Untuk itu mari kita bersatu saling koordinasi untuk berperan aktif sebagai orang tua asuh bagi ibu hamil resiko tinggi dan balita stunting,” ujarnya.

Lebih lanjut Budi Sulistyono Kanang mengatakan, masalah stunting apabila tidak segera diatasi berdampak pada gangguan pada kognitif anak. Gangguan kognitif ini bisa membuat kemampuan anak jadi kurang kompetitif dan tidak produktif sehingga bisa menggangu pembangunan bangsa. Salah satu penyebabnya karena kurangnya kecukupan nutrisi (malnutrisi jangka panjang) di 1.000 hari kehidupan awal seorang anak, atau sebelum usia dua tahun. Cara mengatasi stunting, misalnya seperti pemenuhan nutrisi dikontrol dengan ketat oleh dokter spesialis, memperhatikan kenaikan berat, panjang tubuh serta lingkar kepala, juga menstimulasi fungsi kognitif anak. Kondisi stunting tak bisa diperbaiki kecuali masih di bawah usia dua tahun. Hal yang perlu dilakukan tentu saja mencegah agar anak Indonesia, khususnya di Kabupaten Ngawi tidak mengalami stunting. “Jurus ampuh untuk mengatasi stunting di Kabupaten Ngawi, saya berharap agar meningkatkan derajat kesehatan melalui Dinkes, Dinas Pertanian, turutama Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Ngawi,” harap Kanang. (Adv/Bagian Humas Setda Pemkab Ngawi/F.968)