Majalahfakta.id – Salah satu kasus yang ngendon di Polres Ponorogo sejak Tahun 2017 yaitu penggelapan dan penjualan aset milik Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Ponorogo (Yaptimpo).
Yaitu berupa tanah seluas 3.945 M2 yang berlokasi di Kelurahan Cokromenggalan oleh Ketua Yayasan dan Rektor UNMER tahun 2013.
Sementara mantan Ketua Yayasan sudah divonis Mahkamah Militer Tinggi (Mahmilti) 10 Bulan, sementara itu mantan Rektor orang sipil berinisial MA, belum diproses di Polres Ponorogo.
Diduga Rektor sekarang melindungi MA, mantan rektor yang jual aset.
“Padahal kami sudah melaporkan bolak balik, tapi sampai ganti tiga Kapolres belum bisa ditangani, karena alasan ketua yayasan yang sudah meninggal, padahal yang melaporkan ada tiga orang, yaitu Ketua Yayasan Ketua Forum Dosen Unmer Ponorogo, ” ungkap Diyono Suwito Ketua LSM BARA NUSANTARA dan Pengamat Pendidikan.
Dion -begitu akrab dipanggil khawatir kalau Unmer Ponorogo dimerger dengan Unmer Madiun. “Menurut informasi yang valid, Unmer Ponorogo akan segera dimerger karena sudah pailit, ” Ungkap Dion.
“Kasus Unmer tidak kunjung selesai karena diduga disupport rektorkarena ketika ada pergantian yayasan dosen dan karyawan hampir 1,5 tahun tidak bayaran alias tidak digaji. Keuangan dihandle langsung Ketua Yayasan dan anaknya yang nota bene hanya pegawai IT, ” ujarnya.
“Saat Ketua Yayasan meninggal kita mendapatkan rekening koran BI, ternyata hampir setengah miliar dibawa Ketua Yayasan beserta anaknya, mestinya bisa untuk gaji dosen dan karyawan, dan tidak jelas pertanggung jawabannya”, ungkapnya.
Dengan nada tegas Dion berujar, “ada juga dari mahasiswa dibawa salah satu dosen hukum yang berinisial KA, sejumlah Rp 114.390.000, dan itupun diakui KA sudah tanda tangan surat pernyataan bahwa dia sanggup mengembalikan uang tersebut dan apabila tidak bisa mengembalikan, siap masuk penjara dan dihukum sesuai undang-undang yang berlaku,” jelasnya.
“Agar Pembina untuk segera menindaklanjuti persoalan ini, menjadikan Unmer Ponorogo yang mandiri/otonom, karena rektor sekarang ini kurang tegas, kurang bijaksana, dan tidak cocok jadi rektor”, pungkasnya. (hsr)