Majalahfakta.id – Saptono, seorang pengamat politik asal Pacitan memberikan sebuah pandangannya terkait kemajuan kabupaten tersebut. Satu diantaranya menyoroti bagaimana semestinya langkah politik yang harus dilakukan publik guna kemajuan bersama.
Adalah Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prof. Dr. (HC). H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., lahir 9 September 1949, Presiden Indonesia keenam yang menjabat sejak 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014.
SBY panggilan akrab Soesila Bambang Yudhoyono bahwa benar-benar didukung rakyat Pacitan yang notabene tanah kelahirannya.
Saptono, pengamat politik dari Pacitan saat ditemui wartawan memberikan argumentasi, “SBY menjadi Presiden saat itu memang benar-benar didukung rakyat Pacitan, kita tahu bahwa SBY lahir di Pacitan”.
“Sehingga SBY saat itu memegang pemerintahan RI atau yang disebut presiden hingga dua periode, ” beber Saptono Nugroho yang juga aktivis KAHMI.
Sebagai warga Pacitan bangga terhadap SBY, namun saat ini apa yang diperoleh Pacitan tidak signifikan dengan apa yang sudah dilakukan warganya. Warga Pacitan sudah memilih Bupati berdasarkan terima kasih terhadap SBY, bukan berdasarkan sejauh mana program Bupati Pacitan kedepan, bagaimana Pacitan ini maju kedepan, tapi hanya memandang ini adalah jagonya SBY.
“Pada tahun 2024, rakyat Pacitan harus ber reorientasi politik, reorientasi pandangan, jangan berorientasi terimakasih kepada SBY, terima kasih kepada masa lalu, kita harus berorientasi masa depan, itu yang lebih penting, karena kita ini tidak bisa hidup bahagia karena terima kasih kepada SBY. Tapi kita hidup karena program-program pembangunan, ” jelas Saptono dengan nada serius.
Namun demikian Saptono pun mengharapkan, “ungkapan mikul duwur mendem jeru, ya sudah bahwa rakyat Pacitan sudah mengamini hal itu terhadap SBY. Saat ini beliau seharusnya sudah menjadi pandito, biarkan rakyat Pacitan memilih dan berorientasi politik yang sesuai dan benar untuk kemajuan Pacitan, ” harapnya. (hsr)