PON I Solo Tonggak Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Majalahfakta.id – PON I dianggap sebagai tonggak sejarah persatuan dan perkembangan olahraga di Indonesia. Di sini juga terjadi peletakan dasar yang kokoh bagi perkembangan dunia olahraga nasional. Hal ini ditandai dengan munculnya beragam organisasi olahraga yang belum ada sebelumnya. Juga penggabungan dengan federasi olahraga internasional.

35 tahun kemudian, pada pemugaran Stadion Sriwedari, Solo (9/9/1983), Presiden Soeharto menyatakan penyelenggaraan PON I saat itu ditunjukan untuk menegakkan kemerdekaan di gelanggang internasional.

Pasalnya pada tahun 1948, baru segelintir negara yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Karena itulah PON diselenggarakan sebagai bukti, bahwa Indonesia telah berdiri dan berdaulat. Selain itu, PON I juga memiliki dimensi politik karena menunjukkan keberadaan pemerintah serta dukungan rakyat yang hadir saat itu.

“Tanpa adanya pemerintah dan dukungan rakyat, tidak mungkin ada kegiatan olahraga tingkat nasional,” ucap Soeharto yang dikabarkan Kompas.

Semangat ini pula yang digaungkan dalam penetapan Hari Olahraga Nasional, olahraga bisa dimaknai sebagai proses pembangunan. Tidak hanya dalam bentuk jasmani, tetapi juga rohani.

“Kita tidak mungkin mewujudkan masyarakat maju, adil, dan sejahtera lahir batin seperti yang kita cita-citakan jika masyarakat kita lemah jasmani dan rohani,” tambah Soeharto.

Pada masa itu, prestasi olahraga yang tinggi menjadi dorongan bagi pembinaan bangsa serta menimbulkan kebanggaan nasional. Hal tersebut penting sebagai upaya meningkatkan kepercayaan diri untuk keberhasilan pembangunan selanjutnya.

“Mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga!” tutup pidato Soeharto dalam acara Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) IV di Istana Negara, 19 Januari 1981. (artikel : risky kusumo)