Daerah  

Plt Bupati Rahmang, Pembangunan Check Dam Sungai Limau Sudah Selesai

Plt Bupati beserta jajarannya Kunjungi Cekdam Sungai Limau, Jumat (8/11/2024)

FAKTA – Kegamangan Warga Sungai Limau, Nagari Kuranji Hilir, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, kini terjawab sudah. Setelah terhenti beberapa waktu, proyek pekerjaan penataan sitem penanggulangan bencana, Rekonstruksi Bendungan (Check Dam) di daerah itu akhirnya dapat di selesaikan. Proyek dibiayai oleh BNPB Pusat itu untuk pengendalian banjir di Pasar Sungai Limau dan wilayah sekitarnya.

Diketahui bahwa pada tahun 2024, proyek cekdam yang pernah terhenti pekerjaannya tersebut, kini kembali di lanjutkan dan dikerjakan oleh PT. Inanta Bhakti Utama, dengan nilai kontrak Rp 11.059.399.500, dan kontrak berakhir pada pertengahan September 2024 .

Terkait hal itu, Plt Bupati Padang Pariaman Rahmang dalam kunjungan Jumat (8/11/2024) menyebutkan, pembangunan cekdam ini dapat mengurangi dampak resiko banjir akibat arus deras sungai yang mengaliri daerah itu.

“Kunjungan kami pada hari ini, guna melihat langsung hasil pengerjaan proyek Cekdam, Berdasarkan dari perjanjian kontrak dengan pihak ketiga, pengerjaan Cekdam Batang Air Sungai Limau telah selesai. Apa yang diamanahkan oleh dinas terkait kepada pihak ketiga, telah sesuai dengan tata kelola pembangunan Cekdam ini,” sebut Rahmang.

Ia menyebutkan, ketika hujan deras menguyur daerah itu, warga yang beraktifitas di pasar tradisional Sungai Limau dan warga bermukim di sepanjang aliran sungai itu dihadapkan dengan banjir.

“Hujan deras berkepanjangan, sehingga debet air meningkat, Pasar Sungai Limau, rumah warga, fasilitas umum, dan lahan pertanian warga di genangan air. Semuanya ini, akibat rusaknya tanggul penahan air (Cekdam). Hingga kini, kegamangan warga sudah terjawab dengan selesainya pembangunan Cekdam ini,” sebut Rahmang

Plt Bupati Rahmang, turut didampingi Kepala Dinas PUPR yang juga Plt Kepala Pelaksana BPBD, El Abdes, Camat Sungai Limau, Dawanis, Wali Nagri, dan beberapa tokoh masyarakat setempat menilai, dengan selesainya Cekdam itu, bukan berarti pembangunan cukup sampai disini saja.

“Dalam kontrak kerja kepada pihak ketiga, bahwa pengerjaannya sudah selesai, Namun, pemerintah daerah setempat akan berupa melanjutkan pembangunan dengan penguatan tebing-tebing di pinggir sungai dan normalisasi sungai, serta pembangunan bentuk lainya,” sebut dia.

Kepala Dinas PUPR yang juga Plt. Kalaksa BPBD, El Abdes menambahkan, tujuan pembangunan Cek dam ini guna mengatasi banjir yang disebabkan oleh arus sungai di daerah ini. Hingga kini, pembangunan Cekdam tersebut secara struktur sudah selesai, dan kekhawatrian masyarakat selama ini akan banjir sudah dapat diatasi.

“Untuk pelaksanaan pembangunnan sudah selesai, dan sudah Vho. Kami pemerintah daerah pada APBD 2025 nanti akan melanjutkan pembangunan untuk menyempurnakan pembangunan Cekdam ini sebagai bentuk penguatan dalam mengatsai banjir di daerah ini,” sebut El Abdes.

Ia berharap, dengan selesainya Cekdam tersebut dapat menjadi multifungsi sebagai kawasan pariwisata. Hal ini, pemerintah daerah setempat akan menyiapkan beberapa fasilitas guna mendukung pariwisata kuliner di daerah ini.

“Kedepan, dengan selelesainya pemabngunan Cekdam ini akan menjadi magnet wisata bagi masyarakat dan daerah. Semuanya itu, tergantung keinginan dari masyarakat, dan kami akan mendukung dan membangun fasilitas – fasilitas pendukung pariwisata kuliner di daerah ini,” sebut dia.

Artinya, dengan pembangunan Cekdam ini, sebut El Abdes, dapat menjadi multifungsi. Disatu sisi sebagai mengantisipasi banjir, dan disatu sisi lagi sebagai wisata kuliner bagi masyarakat dan daerah.

“Dengan kolaborasi pemuda, beberapa elemen masyarakat setempat bersama pemerintah dalam mewujudkan wisata kuliner itu, akan berdampak kepada ekonomi masyarakat dan daerah,” tutupnya.

Salah satu tokoh masyarakat setempat, Afrizal menyebutkan, Cekdam penahanan air yang dibangun pada tahun 1980 lalu rusak akibat hantaman arus sungai pada tahun 2009 lalu. Sehingga masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai di Korong Sungai Limau di genang air setinggi lutut orang dewasa.

“Akibat rusaknya Cekdam, dan tingginya curah hujan yang terus menerus menguyur daerah ini, mengakibatkan banjir dan merendam sejumlah rumah warga, pasar tradisonal, tempat ibadah dan lahan pertanian warga,” sebut Afrizal.

Artinya, akibat rusak Cekdam selama ini masyarakat dihadapkan dengan masalah banjir. Kini, masyarakat di daerah ini sudah tidak merasa khawatir lagi dengan adanya banjir. Hal ini dengan selesainya pembangunan Cekdam oleh pemerintah.

“Kami atas nama masyarakat setempat sangat berterimaksih kepada pemerintah yang menjawab apa yang menjadi kegamangan kami ketika hujan turun,” tandasnya menghakiri. (ss)