Oleh Moh Reza Anshori
Pengamat Sejarah dan Budaya
Majalahfakta.id – Di Gresik ada makam yang masih dalam perbincangan. Makam tersebut terkenal dengan nama Makam Ndoro Payung yang lebih diartikan dulunya itu adalah makam seorang Bangsawan yang selalu dipayungi atau dihormati ketika berjalan.
Tetapi konon makam Ndoro Payung adalah maka Syekh Bentong atau Syekh Bantiong (Kiyai Bah Tong alias Tan Go Wat) adalah seorang saudagar muslim sekaligus seorang ulama, Syekh Bentong putra Syekh Quro, putra Syekh Yusuf Siddik yang masih putra Syekh Jamaluddin Akbar al-Husain, datang dari Tiongkok bersama armada angkatan laut Kekaisaran Tiongkok dalam misi persahabatan.
Pada tahun 1416 M, armada angkatan laut Tiongkok mengadakan pelayaran keliling, atas perintah Kaisar Cheng-Hu atau Kaisar Yunglo, Kaisar Dinasti Ming yang ketiga.
Armada angkatan laut tersebut dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho alias Sam Po Tay Kam seorang muslim. Dalam rombongan armadanya, terdapat seorang Ulama Islam bernama Syekh Hasanudin berasal dari Campa, bermaksud berdakwah di Jawa.
Dalam pelayaran menuju Majapahit, armada Cheng Ho singgah di Pura, Karawang. Ketika armada Cheng Ho singgah di Pura Karawang, Syekh Hasanudin atau Syekh Quro dan pengiringnya turun, di antara pengiringnya adalah putranya yang bernama Syekh Bentong alias Kiyai Bah Tong alias Tan Go Wat.
Syekh Bentong selanjutnya tinggal di Gresik menjadi Saudagar dan da’i sampai meninggal. Dari istrinya Siu Te Yo, ia mempunyai seorang puteri diberi nama Siu Ban Ci, puteri ini yang diperistri oleh Prabu Brawijaya V Kertabumi Raja Majapahit. Dari perkawinannya dengan Siu Ban Ci, memperoleh putera yang diberi nama Jin Bun oleh Kakeknya. Jin Bun alias Praba alias Raden Hasan alias Raden Fatah selanjutnya menjadi Senapati Jin Bun Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sajidin Panatagama menjadi Sultan Demak pertama.
Penemuan makam Ndoro Payung atau diduga makam Syekh Bentong memang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut agar bisa terkuak kebenarannya. (*)