Semua  

PEMBISIK AHOK PERLU DIUSUT TUNTAS

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

PEMBISIK Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berkaitan dengan surat Al Maidah ayat 51 sudah barang tentu orang yang sangat paham dan mengerti kaidah-kaidah agama Islam. Bisikannya itu telah mengadu domba Ahok dengan ulama dan umat Islam di negeri ini. Ahok melontarkan kata-kata antara lain,”dibohongi pakai surat Al Maidah ayat 51”. Kata-kata tersebut, menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), merupakan penghinaan atau penistaan terhadap kitab suci Al Qur’an dan para ulama. Pembisik Ahok yang seperti itu semata-mata bertujuan untuk menjatuhkan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta yang kedua kalinya.

Ahok sendiri dapat dipastikan tidak mengerti, tidak paham dan tidak mengetahui benar makna dari surat Al Maidah apalagi ayat 51 karena Ahok beragama nasrani. Maka, berarti ada pembisik yang dapat dipastikan mengetahui akibatnya karena menyangkut SARA yang sangat sensitif dan mengganggu stabilitas nasional.

Siapa yang dirugikan ? Barang tentu Ahok dan para pendukungnya. Sebab Ahok telah menjadi korban bisikan orang yang tidak bertanggung jawab. Ahok sebagai pejabat publik yang diberi masukan pun tidak hati-hati, tidak berpikir panjang, tidak dicerna dan dipertimbangkan matang-matang lebih dulu bahwa apa yang dikatakannya itu berkaitan dengan SARA. Bisikan itu pun ditelan mentah-mentah saja yang akhirnya malah menjadi petaka. Makanya, pejabat publik seperti gubernur, bupati, walikota dan lainnya bila bicara harus hati-hati, jangan celometan, jangan asal bicara, jangan arogan, jangan sok kebal hukum karena merasa ada yang membekingi.

Untuk menuntaskan permasalahan tersebut maka pembisik Ahok juga harus diusut tuntas. Siapa sebenarnya pembisik Ahok itu ? Pembisik itu perlu juga diberikan sanksi yang setimpal dengan perbuatannya.

Semoga kejadian ini menjadi pengalaman yang berharga bagi semua pihak walaupun dirasa pahit dan menyedihkan agar bertindak lebih berhati-hati. Hormatilah sesama umat manusia, jangan sampai pada saat berkuasa (menjabat) arogan dan sewenang-wenang (bahasa Jawanya; sopo siro sopo ingsun), agar tidak berbuah petaka. Semoga kita semua menyadari sebagai hamba Tuhan YME untuk berbuat lebih baik lagi terhadap sesama.

Oleh :

Imam Djasmani.

Pengamat Sosial & Poltik

www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com / www.instagram.com/mdsnacks