KUTUK keras pelaku perampokan yang disertai pemerkosaan dan pembunuhan yang terjadi di Pantai Rongkang, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Abdurrahman salah seorang anggota dewan asal Kwanyar merasa terpukul atas peristiwa tak berprikemanuisaan yang terjadi di wilayahnya itu. “Untuk kejadian kemarin, kami bagian dari masyarakat sangat terpukul. Sedih mengetahui ada kejadian sedemikian kejamnya bisa terjadi,” ucapnya geram kepada Moh Hasan dari FAKTA.
Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bangkalan ini berharap kepada penegak hukum agar menimpakan hukuman yang seberat-beratnya kepada para pelaku kejam itu.
Diakui Abdurrahman bahwa di wilayahnya, Kwanyar, memang ada beberapa titik rawan kejahatan, di antaranya Pantai Rongkang dan Alas Kemarong. “Titik rawan ini di sini ini kan memang seperti Pantai Rongkang dan Alas Kemarong. Itu kan memang titik rawan kejahatan,” ujar wakil rakyat dari Partai Demokrat ini.
Dengan raut wajah kecewa, Abdurrahman melanjutkan ucapannya. Kriminal-kriminal lainnya di Pantai Rongkang sudah sering terjadi, berulang kali. Namun, hal ini sepertinya kurang mendapat perhatian dari pihak kepolisian.
Dirinya tak bermaksud menyalahkan pihak kepolisian. Oleh karena itu ia juga menuturkan bahwa keamanan itu bukan tugas dari kepolisian saja. Tapi ada usaha dari masyarakat itu sendiri, harus mendukung terhadap bagaimana terciptanya keamanan dan kenyamanan lingkungannya.
Ia pun berjanji akan mengundang tokoh masyarakat Kwanyar untuk dialog tentang keamanan di Kwanyar, di titik-titik yang disinyalir kerap tejadi aksi kejahatan, tak hanya di Pantai Rongkang.
“Insya Allah dalam waktu dekat ini kami akan mengajak sejumlah tokoh Kwanyar untuk kembali dialog tentang Pantai Rongkang.Terutama dari sudut keamanan dan yang kedua dari aspek ekonomi pariwisatanya,” paparnya kepada FAKTA, Sabtu (06/07/2017).
Menurut Abdurrahaman, Pantai Rongkang sudah lama dikenal oleh masyarakat yang hobi menikmati keindahan alam. Pantai Rongkang memiliki panorama alam yang khas. Namun, disayangkannya dengan kondisi liar seperti sekarang inilah yang kemudian dijadikan oleh sebagian orang tak bermoral melancarkan kejahatan dengan sasaran para pengunjung pantai.
Abdurrahman menuturkan pernah beberapa kali dialog terkait Pantai Rongkang untuk dijadikan kawasan prawisata dengan acuan pengelolaan secara profesional. Tujuannya bukan hanya sekedar tempat pariwisata dan roda ekonomi saja. Salah satu dampak harapan lain dengan dibangunnya kawasan itu bisa berimbas pada terciptanya aspek keamanan lingkungan di sekitar kawasan Pantai Rongkang.
Menurut pandangan Abdurrahhman, dengan adanya aktifitas keramaian hal itu sangat mungkin sekali bisa mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan dan mengurangi aktifitas asusila di kawasan itu.
Disinggung tentang pemilihan letak lokasi penempatan Mapolsek Kwanyar, dirinya mengaku tak tahu apabila ada rencana Mapolsek Kwanyar pindah ke Desa Pesanggrahan yang letaknya tak jauh dari kediaman anggota DPR RI, tokoh pejabat dari desa itu.
Lebih lanjut Abdurrahman menuturkan tentang kebijakan pemilihan tempat atau lokasi mapolsek tersebut memang adalah kewenangan kepolisian sebagai institusi birokrasi struktural dari pusat. Tetapi, kata Abdurrahman, dalam setiap kebijakan wajib ada pijakan dasar antara lain logika yang harus dipenuhi dalam kebijakan penempatan kantor polisi yaitu pertama, sudah melakukan serangkaian studi kelayakan dan kepatutan. Kedua, polisi sebagai pengayom rakyat harus merujuk kepada aspirasi kebutuhan masyarakat dalam terciptanya rasa aman dan nyaman. Walau bisa saja tidak sama persepsi pemikirannya dengan pihak kepolisian.
“Kalau bicara keinginan masyarakat yang tentunya karena polisi bagian dari pengayom dan pelindung rakyat, memang kantor polisi itu selayaknya ditempatkan di Pantai Rongkang, walaupun tidak ada kejadian kemarin. Itu yang pas memang di sana. Awal kelayakan itu dulu di sana,” ucapnya.
Abdurrahman mengisahkan, dulu sebelum dirinya menjabat sebagai wakil rakyat gagasan tentang mapolsek dipindah ke Pantai Rongkang memang pernah digelontorkan oleh kapolres dan sudah mengantongi rekomendasi Bupati Bangkalan kala itu. Masih menurut kesaksian kader Demokrat ini, sudah ada tanah negara (TN) yang siap dipakai untuk dibangun Mapolsek Kwanyar. Kabar tentang rencana itu mendapat sambutan positif dari warga Kwanyar, salah satunya datang dari pengusaha sukses asal Kwanyar, (Alm) H Bustomi, yang siap mendanai bangunan fisiknya.
Sedangkan untuk perkembangan rencana pembangunan mapolsek pindah ke Desa Pesanggrahan, Abdurrahman mengaku sama sekali tak tahu adanya rencana itu. “Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang kabar persoalan penempatan mapolsek ini tentu kami harus membahasnya dengan institusi terkait”.
Sebelum mengakhiri pembicaraannya dengan FAKTA, Abdurrahman berucap, memang sempat menganggarkan di 2017 untuk urukan kantor mapolsek yang dianggarkan dari APBD. (F.1005)