Semua  

Obama; Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia Berhasil

Obama; Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia Berhasil
Estonia, Lithuania dan Latvia pernah kehilangan kemerdekaan mereka di bawah Moskow, tapi “dengan NATO, kemerdekaan itu tidak akan pernah hilang lagi.”

MENURUT Presiden Obama, Kamis (4/9), sanksi ekonomi AS dan Eropa terkait konflik di Ukraina telah berhasil membuat ekonomi Rusia tergelincir ke dalam resesi.

Presiden Amerika, Barack Obama, Kamis (4/9) mengatakan, sanksi ekonomi terhadap Rusia berhasil dan “Rusia menanggung akibat atas invasinya di Ukraina”.

Obama mengatakan dalam pidato pekan ini bahwa “modal lari dari negara itu dan investasi asing menurun karena investor tahu bahwa Rusia masa kini bukan tempat berusaha yang baik mengingat perilakunya.”

Menurut Presiden Obama, ekonomi Rusia telah tergelincir ke dalam resesi, produksi energi yang mendorong ekonomi Rusia diperkirakan akan turun, peringkat kreditnya mendekati status terendah, dan nilai mata uang rubel jatuh ke titik terendah dalam sepanjang waktu. Presiden Obama mengatakan tindakan Rusia di Ukraina melemahkan negara itu.

Sebelumnya, Presiden AS, Barack Obama, Rabu (3/9), mengecam intervensi Rusia di Ukraina sebagai “serangan berani dan tidak tahu malu” terhadap integritas negara itu dan meyakinkan tiga bekas negara Soviet bahwa NATO akan membela mereka melawan setiap agresi Moskow.

Obama mengatakan Estonia, Lithuania dan Latvia pernah kehilangan kemerdekaan mereka di bawah Moskow, tapi “dengan NATO, kemerdekaan itu tidak akan pernah hilang lagi.”

Pemimpin Amerika itu berbicara kepada 2.000 orang di sebuah gedung konser di ibu kota Estonia, Tallinn, setelah bertemu dengan para pemimpin dari tiga negara Baltik, yang bergabung dengan aliansi militer AS-Eropa pada tahun 2004.

Obama telah mengumumkan rencana untuk mengirim lebih banyak pesawat ke Baltik dalam usaha menenangkan negara-negara yang mengkhawatirkan keterlibatan militer Rusia di Ukraina dan kemungkinan ancaman Rusia terhadap negara-negara Baltik.

Obama menyampaikan hal itu dalam konferensi pers, Rabu, di ibu kota Estonia, Tallinn, satu hari sebelum KTT NATO dimulai di Wales.

Presiden Amerika itu juga mengatakan, para anggota NATO harus memenuhi kewajiban anggaran pertahanan mereka guna memperkokoh aliansi itu.

Berbicara di samping Presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves, Obama menyebut Estonia sebagai contoh bagaimana ke-28 anggota NATO harus memenuhi kewajibannya untuk menyumbang dua persen Produk Domestik Brutonya untuk aliansi tersebut.

Sedangkan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, Senin (1/9), menuduh Rusia melakukan agresi terbuka, sementara militer Ukraina memerintahkan pasukannya untuk mundur dari pertempuran melawan satu batalion tank Rusia di Ukraina Timur.

Situs kepresidenan Ukraina mengutip Poroshenko yang mengatakan bahwa “agresi langsung dan terbuka terhadap Ukraina dari sebuah negara tetangga kini dimulai,” sehingga mengubah situasi secara radikal di zona konflik di Ukraina Timur.

Andriy Lysenko, juru bicara Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan, pasukan Ukraina diperintahkan untuk mundur dari bandara di dekat kubu pertahanan pemberontak di kota Luhansk. Ia mengklaim pasukan itu menjadi sasaran penembakan pasukan bersenjata Rusia, berdasarkan ketepatan serangan-serangan tersebut.

 

Obama; Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia Berhasil
KTT Nato di Newport, Wales, diikuti para pemimpin dari sekitar 60 negara

Lysenko mengatakan tujuh tentara Ukraina tewas dan 25 terluka dalam pertempuran selama 24 jam sebelumnya. Hari Minggu (31/8), sebuah kapal patroli garda pantai Ukraina tenggelam di Laut Azov akibat tembakan artileri dari separatis pro-Rusia di daerah pantai. Delapan pelaut selamat dari serangan tersebut dan dirawat karena cedera dan luka bakar, kata seorang pejabat garda pantai.

NATO memperkirakan sedikitnya seribu tentara Rusia berada di Ukraina. Para pemimpin Uni Eropa telah menuntut agar Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina. Rusia telah berkali-kali menyangkal keberadaan pasukannya di Ukraina.

Sekjen NATO, Ander Fogh Rasmussen, Senin (1/9) mengatakan kepada wartawan di Brussels bahwa parlemen yang akan dibentuk dari pemilihan legislatif mendatang kemungkinan besar akan mengubah status nonaliansi negara tersebut – suatu langkah pertama yang mungkin mengarah ke pengajuan diri menjadi bagian aliansi Barat tersebut.

Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam lawatannya ke Siberia, Senin (1/9), mendesak Uni Eropa agar menunjukkan akal sehat dan tidak terlibat dalam aksi saling menetapkan sanksi yang merugikan, dalam reaksi pertamanya menanggapi ancaman langkah-langkah hukuman tambahan terkait Ukraina.

Pembicaraan yang dijadwalkan berlangsung hari Senin (1/9) di Minsk, Belarus, akan diikuti wakil-wakil Rusia, Ukraina, Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa, dan separatis pro-Rusia di Ukraina Timur. Kantor berita Rusia Interfax Senin melaporkan bahwa para pemimpin separatis di Donetsk dan Luhanks yang memproklamirkan diri sebagai “republik rakyat” akan meminta agar Kiev mengakui status khusus bagi kedua wilayah tersebut dan mengakhiri kegiatan militernya di Ukraina Timur.

Menurut Interfax, para pemimpin separatis menginginkan republik mereka, antara lain, memiliki unit-unit pasukan khusus mereka sendiri yang terdiri dari warga bersenjata, untuk mengangkat jaksa dan hakim sendiri, menggunakan bahasa Rusia sebagai bahasa “resmi”, dan memiliki prosedur perdagangan internasional khusus “yang mempertimbangkan kebutuhan untuk memperdalam integrasi ekonomi dengan Rusia” dan pasar bersama yang dibentuk baru-baru ini yang mencakup Rusia, Belarus dan Kazakhstan.

NATO Tegaskan Dukungan Atas Ukraina

Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, menegaskan berdiri ‘bersama Ukraina’ dalam menghadapi pengaruh Rusia yang ingin menguncang kestabilan.

Dalam pertemuan puncak NATO di Newport, Wales, Inggris barat, NATO juga mendesak agar Rusia menarik pasukannya dari Ukraina dan mengakhiri ‘aneksasi gelap’ atas Kriema.

Melalui pernyatan yang disampaikan Sekjen NATO, Jenderal Anders Fogh Rasmussen, disebutkan pula agar Rusia mundur dari konfrontasi dan kembali ke jalur perdamaian.

Kepada para wartawan, Rasmussen menegaskan tidak ada yang ingin terlibat konflik dengan Rusia dan jalan terbaik adalah sebuah penyelesaian politik.

Para pejabat pemerintah Inggris mengatakan bahwa sanksi baru Uni Eropa dan Amerika Serikat atas Rusia kemungkinan akan diumumkan Jumat, 4 September. Sanksi tersebut diperkirakan berupa pembatasan lebih lanjut untuk sektor perbankan, energi, dan pertahanan. Selain itu akan lebih banyak orang-orang yang dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang akan mendapat larangan melakukan perjalanan ke Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Dalam perkembangan terpisah, Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, dan para pemberontak yang didukung Rusia mengatakan sebuah gencatan senjata mungkin bisa tercapai Jumat (4/9).

Rusia selalu membantah mempersenjatai kelompok pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur dan mengerahkan pasukannya ke sana. (VOA/BBC)