MENTERI Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), Basuki Hadimuljono, pada Kamis (13/10) mengunjungi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dalam rangka meninjau sejumlah proyek raksasa di daerah tersebut. Secara umum, Basuki menilai progress proyek-proyek tersebut cukup baik. “Progressnya bagus,” tutur Menteri Basuki saat diwawancarai FAKTA di sela-sela kunjungannya di Kota Manado, Provinsi Sulut.
Ia pun menyebut proyek bendungan Lolak dan Kuwil, tol Manado-Bitung dan proyek perumahan rakyat. “Tol Manado-Bitung ditargetkan selesai 2019, tapi kalau bisa lebih cepat. Saya apresiasi semangat teman-teman di sini (Sulut),” ujar Basuki.
Basuki menegaskan, Sulut merupakan salah satu daerah perbatasan yang mendapat perhatian besar dari pemerintah dalam hal pembangunan. “Buktinya di sini (Sulut) sudah ada dua bendungan yang dibangun. Begitu juga di daerah perbatasan lainnya, pembangunan terus dipacu. Pastinya, ada tujuh pintu lintas batas negara yang akan diresmikan presiden pada Desember nanti, termasuk di Sulut. Tujuh pintu lintas batas negara ini sudah benar-benar memadai sebagai pintu negara,” pungkas Basuki seraya menambahkan, penghematan anggaran yang sedang dilakukan pemerintah tidak mempengaruhi agenda percepatan pembangunan di daerah-daerah perbatasan. | ||
Terkait kunjungan menteri tersebut Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I di Manado Sulawesi Utara, Ir Djidon Watania, menegaskan, proyek pembangunan bendungan Lolak masih terus dipacu. Realisasi fisik hingga Oktober 2016 sudah mencapai 28 persen.
“Realisasi fisik sudah mencapai 28 persen berdasarkan kontrak keseluruhan. Sedangkan realisasi fisik berdasarkan target tahun ini (2016), sudah mencapai 90 persen,” papar Watania kepada FAKTA, belum lama ini. Sekadar diketahui, proyek pembangunan bendungan Lolak yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow, ditargetkan rampung pada 2020. Proyek yang didanai APBN dan diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 881 miliar tersebut, sudah berjalan sejak 2015. Bendungan Lolak merupakan salah satu dari 13 bendungan besar yang menjadi agenda pembangunan Kementerian PU dan Perumahan Rakyat. Sementara itu, soal proyek pembangunan bendungan Kuwil Kawangkoan yang berada di wilayah Kabupaten Minahasa Utara, Djidon Watania menjelaskan, masih dalam tahap persiapan. “Dari rencana 306 hektar lahan yang akan dibebaskan untuk pembangunan bendungan ini, tercatat baru 32 hektar yang dibebaskan. Meski begitu, kontraktor sudah bisa melaksanakan pekerjaan karena sudah ada 32 hektar lahan yang dibebaskan. Makanya, bulan Oktober 2016 ini kontraktor sudah mulai melakukan persiapan, seperti clearing lahan. Setelah itu, barulah action,” terang Watania seraya menambahkan, proyek bendungan Kuwil baru teken kontrak pada akhir Juli 2016. Lanjutnya, akhir tahun ini akan ada tambahan dana ABPN untuk pembebasan lahan sekitar Rp 59-an miliar. Dengan turunnya dana tersebut, pembebasan lahan diperkirakan akan mencapai 100-an hektar. “Mudah mudahan dalam waktu dekat terealisasi sehingga lahan untuk fasilitas publik/umum termasuk disposal area (pembuangan/penampungan material) sudah tersedia,” ucapnya. Watania menambahkan, sisa lahan akan dibebaskan secara bertahap pada 2017 dan 2018. Namun pembebasan lahan tidak lagi melibatkan Balai Wilayah Sungai Sulawesi I. “Keterlibatan kami dalam proses pembebasan lahan ada batas waktunya, selanjutnya diserahkan kepada Kementerian Keuangan. Pihak kementerian ingin kami fokus pada pekerjaan pembangunan mulai tahun depan,” papar Watania. Kedua paket proyek pembangunan bendungan Lolak dan Kuwil yang didanai APBN diperkirakan menelan anggaran hingga mencapai triliunan rupiah. Untuk proyek bendungan Kuwil ditargetkan rampung pada 2020. (F.1002/F.754) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com / www.instagram.com/mdsnacks |