Semua  

MARAKNYA ORANG DIKARANTINA DI KECAMATAN MALO

Camat Malo, Djamari SSos MM, saat disodori hasil monitoring kesiapan desa-desa dalam upaya pencegahan Covid-19 oleh Kasi Kesra Anang Setyo SE.
Camat Malo, Djamari SSos MM, saat disodori hasil monitoring kesiapan desa-desa dalam upaya pencegahan Covid-19 oleh Kasi Kesra Anang Setyo SE.
Camat Malo, Djamari SSos MM, saat disodori hasil monitoring kesiapan desa-desa dalam upaya pencegahan Covid-19 oleh Kasi Kesra Anang Setyo SE.
Camat Malo, Djamari SSos MM, saat disodori hasil monitoring kesiapan desa-desa dalam upaya pencegahan Covid-19 oleh Kasi Kesra Anang Setyo SE.

DUA desa di Kecamatan Malo, dalam catatan Camat Malo, ada sekitar 100 orang yang sudah dikarantina oleh pemerintah desa (pemdes).

Camat Malo, Djamari SSos MM, didampingi Sekcam Drs Heri Abrianto dan Kasi Kesra Anang Setyo SE kepada Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo) menjelaskan bahwa untuk Pemerintah Kecamatan Malo sudah membentuk gugus tugas kecamatan bersama sejak tanggal 19  Maret 2020 dan sudah sesuai serta melaksanakan instruksi Bupati Bojonegoro. Di antaranya memberikan himbauan bahkan sweeping di warung yang masih ‘ndablek’. “Dengan rutin kita datangi dan mereka akhirnya juga menyadari. Termasuk dari Dinkes di seluruh desa (bidan, perawat) juga aktif menangani di shalter (karantina/isolasi) pendatang dari merantau. Untuk Kecamatan Malo tercatat hingga tanggal 26/4/2020 sudah ada sekitar 100 orang yang tersebar di 14 desa, dari 20 desa. Himbauan meliputi bila keluar rumah harus memakai masker dan bagi warga yang melaksanakan ibadah di masjid/mushola harus sesuai standar protokoler kesehatan (bermasker, jarak satu meter). Sedangkan hasil monitoring, seluruh ruang karantina sudah tersedia fasiltas seperti yang dianjurkan oleh Ibu Bupati, termasuk untuk yang laki-laki disediakan menu sahur dan buka puasa, sedangkan bagi wanita yang tidak wajib berpuasa tetap makan 3 (tiga) x sehari. Adanya karantina ini bagi warga yang merantau setelah dikabari bahwa yang mudik harus diproses karantina 14 (empat belas) hari maka mereka konon pilih tidak mudik. Karena libur lebaran cuma seminggu, padahal dikarantina dua minggu, sehingga begitu sampai di rantau dikarantina lagi. Harapan kami, untuk gugus kecamatan dan gugus desa, di titik-titik rasa jenuh ini, harus tetap waspada, jangan panik. Khusus untuk pegawai kecamatan sesuai perubahan social dan physical distancing dan sesuai surat dari Ibu Bupati, maka staf masuk 25 %. Namun itu bukan berarti yang tidak masuk boleh ke mana-mana, tetapi harus on time (tetap di rumah), bila dibutuhkan sewaktu-waktu bisa segera datang ke kantor,” jelas Camat Malo.

“Bahkan untuk para penghuni rumah isolasi Desa Rendeng tiap pukul sepuluh pagi diadakan senam bersama di bawah komando Babinsa. Ini akan kami laporkan ke Ibu Bupati. Pokoknya setiap saat kami melaporkan ke kabupaten, utamanya ke Ibu Bupati,” tegas Camat Malo.

Kades Rendeng, Muslih SH (tengah), Babinsa Rendeng, Nur Suyanto, serta Gugus Desa Rendeng seusai senam bersama warga yang dikarantina.
Kades Rendeng, Muslih SH (tengah), Babinsa Rendeng, Nur Suyanto, serta Gugus Desa Rendeng seusai senam bersama warga yang dikarantina.

Kades Rendeng, Muslih ST, menambahkan bahwa diinstruksi bupati, Pemdes Rendeng segera membentuk Gudes, serta membagikan masker pada sejumlah warga, memberikan ember pakai kran untuk cuci tangan air mengalir pada setiap rumah. Serta mengisolasi sebanyak 13 warganya yang pulang dari merantau, tiap pagi langsung dipimpin senam di bawah terik matahari oleh Babinsa. “Penyemprotan disinfektan 3 hari sekali, baik fasilitas umum maupun rumah warga. Untuk perlengkapan kebutuhan isolasi full (wifi, televisi, kipas angin, makan sahur dan buka puasa). Untuk disinfektan semprot serta cuci tangan plus bak disediakan oleh Pemdes Rendeng”.

Prosesi berjemur sambil senam warga diisolasi dengan dikomando oleh Babinsa Rendeng.
Prosesi berjemur sambil senam warga diisolasi dengan dikomando oleh Babinsa Rendeng.

Babinsa Rendeng, Nur Suyanto, menambahkan bahwa semua upaya gugus desa didukungnya, walau patroli tiap malam, tiap pagi berjemur dan senam selama 20 menit, serta tidak harus meninggalkan puasanya bagi yang wajib. “Binalah kesehatanmu untuk duniamu, dan tidak harus meninggalkan sholat dan puasa sebagai kewajiban muslim. Termasuk turut memberikan wawasan pada keluarganya,” imbuh Babinsa Rendeng.

Lebih banyak lagi warga yang diisolasi yakni warga Tinawun. Menurut Kepala Desa (Kades) Tinawun, H Abd Kharim SH, didampingi semua perangkatnya, Linmas, tokoh agama, H Mohtadi, serta Ketua Gugus Desa, Kasmuri, bahwa instruksi Bupati Bojonegoro serta arahan Forpimca sudah dilaksanakan semua. Walaupun awalnya sempat muncul kesalahpahaman dengan warga, karena tak boleh dikarantina. Akhirnya dengan telaten diberikan pengarahan, mau dikarantina. “Sekarang (26/4/2020), jumlahnya 14 orang, 10 pria, 4 wanita, ruangan terpisah dan dijaga 24 jam oleh Linmas, Gudes, karang taruna. Sistem shift per 12 jam. Semoga virus Corona ini segera lenyap dari bumi persada, tidak hanya di Tinawun tetapi di dunia. Ikhtiar dan doa mari terus kita upayakan, agar dunia terbebas dari virus Corona,” ulas Kades Tinawun, H Abd Kharim SH, seraya mencuplik syair lagu dari Haji Rhoma Irama.

Pemdes Tinawun bersama gugus desa. Kades Tinawun, H Abd Kharim SH (duduk pakai masker merah)
Pemdes Tinawun bersama gugus desa. Kades Tinawun, H Abd Kharim SH (duduk pakai masker merah)

Harapan yang sama disampaikan Camat Malo bahwa atas nama Gugus Kecamatan, Forpimca dan para kades, semoga virus Covid-19 ini segera dapat dimusnahkan oleh Allah SWT sehingga aktifitas kehidupan bisa normal kembali. (F.463)