Semua  

KPH Parengan Meminimalisir Kerugian Kebakaran Hutan

Adm/KKPH Parengan, Badarrudin Amin SHut, dan Waka Adm KPH Parengan, Suhartono SHut, beserta TNI-Polri dalam apel siaga pengendalian kebakaran hutan.
Adm/KKPH Parengan, Badarrudin Amin SHut, dan Waka Adm KPH Parengan, Suhartono SHut, beserta TNI-Polri dalam apel siaga pengendalian kebakaran hutan.
Adm/KKPH Parengan, Badarrudin Amin SHut, dan Waka Adm KPH Parengan, Suhartono SHut, beserta TNI-Polri dalam apel siaga pengendalian kebakaran hutan.
Adm/KKPH Parengan, Badarrudin Amin SHut, dan Waka Adm KPH Parengan, Suhartono SHut, beserta TNI-Polri dalam apel siaga pengendalian kebakaran hutan.

KEMARAU 2019 membuat temperatur/suhu udara di Bojonegoro-Tuban sangat terik, menyengat dan tinggi. Tak ayal kebakaran hutan pun tak terelakkan. Tapi dengan kesigapan personil KPH Parengan maka kerugian kebakaran hutan dapat diminimalisir.

Saat ditemui Eko Purnomo dari Majalah FAKTA, Adm/KKPH Parengan, Badarrudin Amin SHut, mengatakan bahwa langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi karhutla, yakni dengan mengintensifkan giat patroli, guna bisa dilakukan pencegahan dini bila sudah melakukan pemetaan daerah rawan kebakaran. Dimulainya pada bulan Juni 2019 dengan peralatan sederhana tapi dilakukan semaksimal mungkin agar tidak terjadi kebakaran yang parah. “Kami lakukan patroli sekaligus melaksanakan pantauan. Patroli ini langkah preventif. Nanti datanya ada di Pak Waka atau Kaur Humas,” kata Adm/KKPH Parengan dengan ramah kepada FAKTA.

Selanjutnya Wakil Adm KPH Parengan, Suhartono SHut, memberikan data BKPH yang terjadi kebakaran didominasi BKPH Parengan utara yakni 11 lokasi kebakaran. Peringkat kedua yakni BKPH Parengan selatan 8 kali kejadian, lalu BKPH Pumpungan 5 kali kejadian kebakaran, BKPH Malo 3 kali kebakaran, disusul BKPH Mulyoagung 2 kali kebakaran, dan terakhir BKPH Lontong sekali kebakaran. Nilai kerugiannya Rp 11.250,- dengan jumlah luas 57,80 hektar.

“Selain petugas perhutani juga melibatkan anggota LMDH sebagaimana yang dilaksanakan oleh KPH Parengan dalam hal ini Bapak Administratur/KPH Parengan , yakni koordinasi dengan forpimca/juga Polres Tuban dan Polres Bojonegoro. Sosialisasi tentang pentingnya hutan lestari dan bahayanya bila hutan rusak, serta pemasangan himbauan (banner peringatan),’’ kata Suhartono SHut.

Assper/KBKPH Parengan Selatan, Eko Purwanto SH, seusai dikonfirmasi Wartawan Majalah FAKTA, Eko Purnomo.
Assper/KBKPH Parengan Selatan, Eko Purwanto SH, seusai dikonfirmasi Wartawan Majalah FAKTA, Eko Purnomo.

Walau masuk katagori 2 tetapi mengawali kebakaran jajaran KPH Parengan adalah BKPH Parengan, RPH Sugihwaras, anak petak 55c, luas baku 3 hektar, jenis tanaman jati, kelas hutan KU IX, kerugian Rp 45.000. “Memang jika sudah api menjalar besar angin kencang, dengan ilaran 3 meter, masih juga menjalar. Maka kita rutin patroli sesuai instruksi pimpinan, yakni melaksanakan kegiatan patroli serta memaksimalkan tenaga (termasuk melibatkan LMDH) serta walau peralatan (sarpras) manual kebyok, garuk, parang, hand spayer, termasuk nunggui sampai tidak berasap,” ungkap Assper Parengan, Eko Purwanto SH.

“Kadang kami tidak habis pikir, dugaan orang iseng membakar serasah jagung, apakah mereka ingin mengalihkan perhatian public ? Hutan ini adalah aset negara, terkesan kalau terjadi kebakaran seperti hanya skala lokal yang bersusah-payah. Ironis memang, tetapi begitulah adanya, bro. Kalau tanaman jati memang tidak langsung mati, namun pertumbuhannya kurang maksimal,” kata  Assper Eko Purwanto SH.

“Tindak lanjut dari amanat Pak Adm adalah pemasangan banner peringatan, sosialisasi LMDH. Termasuk jangan meninggalkan bara api bila sedang giat pembersihan lahan persiapan musim tanam. Dan yang tergolong butuh pengawasan adalah hutan yang di pinggir jalan raya, seperti Ponco. Para tukang iseng itu apa mereka puas dengan membakar hutan ? Padahal hutan adalah bagian sumber hayati dan betapa ruginya bila hutan tidak dilestarikan,” pungkas Assper Parengan Selatan. (F.463)