H Abdul Wahid : Guru TK Membangun SDM Sejak Usia Dini
DINAS Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), melakukan sosialisasi penyelenggaraan pendidikan keluarga pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yang dibuka oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda HSU mewakili Bupati HSU, H Abdul Wahid HK, bertempat di Gedung Agung Amuntai.
Sosialisasi dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Ketua Tim Penggerak PKK, Kepala Desa, serta kelompok bermain PAUD di Kabupaten HSU.
Sosialisasi penyelenggaraan pendidikan keluarga pada 1.000 HPK ini merupakan tindak lanjut dari MoU Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Ditjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud RI bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten HSU, dalam rangka mewujudkan generasi emas pada tahun 2045 yaitu generasi yang diharapkan menjadi perintis perubahan dalam membentuk kehidupan dan peradaban bangsa yang lebih baik.
Generasi emas adalah generasi yang bermodalkan kecerdasan komprehensif, yakni produktif, inovatif, intruksi sosial yang baik, dan mempunyai peradaban unggul, karena 1.000 HPK adalah periode percepatan tumbuh-kembang yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Hj Anisah Rasydah Wahid yang juga merupakan Ketua Tim Penggerak PKK HSU mengatakan, keberhasilan program 1.000 HPK sulit diukur secara langsung, karena sebagian besar dampak perbaikan 1.000 HPK baru akan dirasakan pada beberapa tahun kemudian. Namun demikian, berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa program peningkatan gizi pada awal kehidupan akan berkontribusi pada keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Dijelaskan oleh Hj Anisah bahwa secara garis besar program-program pada 1.000 HPK dapat dikelompokkan sebagai program intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Jadi dapat disimpulkan bahwa 1.000 HPK memiliki dampak jangka panjang yang dapat meningkatkan produktifitas dan daya saing sumber daya manusia ke depannya.
Anisah lebih lanjut mengatakan, perlu diperhatikan ibu hamil agar mendapatkan gizi seimbang karena akan melahirkan anak yang berkualitas. Dengan gizi seimbang tidak akan melahirkan anak yang stunting.
Seperti diketahui stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang salah satu sebab pokoknya adalah kekurangan gizi akut. Anak stunting atau kerdil rentan terhadap penyakit degenaratif dalam usia dini, tidak memiliki kecerdasan maksimal, serta berisiko besar menurunnya produktifitas.
Masa 1.000 HPK merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pada masa inilah proses tumbuh-kembang seorang anak dimulai. Orangtua memiliki peran penting untuk memberikan perawatan dan pengasuhan yang berkualitas sesuai dengan tahap perkembangan anak.
1.000 HPK dihitung sejak pembuahan sampai usia sekitar 2 bulan merupakan masa kritis yang dapat meminimalisir akibat stunting. Orangtua merupakan ujung tombak pengasuhan anak, yang diharapkan mampu mengejar untuk memperkecil akibat.
Keluarga merupakan unit utama dalam menentukan masa depan anak. Keluarga juga yang memiliki peran besar dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Kalau pemimpin keluarga tidak diedukasi, sama juga bohong. Dan, pendidikan keluarga bisa mendukung penuh program stunting.
Seiring dengan itu, Bupati HSU, H Abdul Wahid HK, mengatakan, kegiatan sosialisasi program 1.000 HPK tentunya memiliki makna yang sangat penting dan strategis untuk menambah dan meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya memperhatikan dan mendukung 1.000 HPK.
Bupati H Abdul Wahid mengajak menjadikan sebagai satu gerakan bersama untuk memberikan pemahaman dan kesadaran bagi masyarakat kita terhadap pentingnya memperhatikan dan mendukung 1.000 HPK untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat dan cerdas di banua kita tercinta.
Terkait dengan 1.000 HPK dan memasuki pendidikan selanjutnya untuk mewujudkan ‘generasi emas’, Bupati H Abdul Wahid HK mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada seluruh guru TK atas kebersamaan, kerjasama, perjuangan, dan pengabdiannya dalam membangun SDM di Kabupaten HSU melalui lembaga pendidikan PAUD dan Taman Kanak-Kanak.
Bupati Wahid berharap dan mengingatkan bahwa dalam memberikan dan mengembangkan pendidikan anak-anak diperlukan kebersamaan, kerjasama, dan sinergi antara pemerintah, para guru, masyarakat, serta berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan anak.
Dikatakannya, pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Sampai kapan dan di mana pun berada, pendidikan sangat penting artinya. Sebab tanpa pendidikan, manusia akan sulit berkembang. Dengan demikian pendidikan harus benar-benar diarahkan agar mampu menghasilkan SDM yang berkualitas bagi kehidupan bangsa.
Dan hal tersebut akan dapat terwujud jika pendidikan dimulai sejak usia dini, karena pada saat itu nilai-nilai kehidupan mulai ditanamkan. Melalui tenaga pendidik atau guru yang berkualitas, mempunyai kecakapan mumpuni dan pengetahuan luas, diharapkan hal tersebut dapat terwujud.
Bupati H Abdul Wahid juga menerangkan bahwa meski terkadang masyarakat beranggapan nilai-nilai pendidikan usia dini tersebut akan muncul dengan sendirinya ketika sang anak sudah dewasa, sebagian juga menganggap pendidik anak usia dini tidak begitu besar manfaatnya bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Padahal pandangan tersebut jelas keliru, karena usia dini merupakan usia emas di mana anak harus banyak mendapatkan perhatian, stimulasi, dan pendidikan yang sesuai dengan usianya.
Abdul Wahid yang memimpin Kabupaten HSU dua periode ini juga berharap agar semua pendidik dapat meningkatkan kinerja serta sebagai bahan evaluasi demi kemajuan pendidikan khususnya di Kabupaten HSU.
Wahid juga mengajak kepada seluruh guru serta wali murid yang ikut mendampingi agar dapat mensukseskan program imunisasi MR, dan tidak perlu ragu lagi kepada imunisasi yang telah mendapat dukungan dari berbagai pihak tersebut, termasuk MUI pusat dan MUI Kabupaten HSU. (Tim)