Majalahfakta.id – Pemilihan Mahasiswa Raya Universitas Brawijaya (PEMIRA UB) kembali digelar. Setelah melalui tahapan penjaringan, terpilih 20 calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), serta sepasang calon Presiden dan calon Wakil Presiden Eksekutif Mahasiswa untuk periode 2022.
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden EM UB 2022 yakni Muhammad Nurcholis Mahendra dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2018, dan Annisa Nur Fitriana dari Fakultas Ilmu Administrasi angkatan 2018.
Capres dan Cawapres, serta calon DPM melakukan kampanye secara daring, Selasa (28/12/2021). Pada kampanye ini masing-masing memaparkan visi misi, serta program unggulan yang diusung. Kampanye ini terbuka bagi seluruh mahasiswa UB.
Adapun visi yang diusung oleh Pasangan Capres dan Cawapres EM UB 2022 yakni “Akselerasi Optimal Selaras Cita”.
“Dari visi ini kami berharap EM UB dapat menjadi inisiator dalam melakukan percepatan-percepatan yang tentunya dapat dikemas secara komprehensif, sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh seluruh sivitas akademika UB,” kata Muhammad Nurcholis Mahendra.
Mahasiswa yang akrab dipanggil Mahendra ini melanjutkan, visi tersebut diturunkan menjadi empat misi, yakni Cita Pelayanan, Cita Pergerakan, Cita Pengabdian, dan Cita Pengembangan.
“Dengan Cita Pelayanan, akan menghadirkan pelayanan mahasiswa yang ramah akan aksesibilitas. Pelayanan tersebut dapat dilakukan secara proaktif, responsif, dan juga inklusif, demi terciptanya kesejahteraan mahasiswa UB,” jelasnya.
Sedangkan untuk Cita Pergerakan, merupakan bidang yang dituntut untuk peka terhadap isu-isu strategis maupun kontemporer dalam ranah nasional, regional, dan kampus. Permasalahan dapat dikaji berdasarkan riset berbasis bukti dan empati, dengan mempersiapkan langkah strategis selanjutnya yaitu menghasilkan aksi, policy brief, ataupun catatan kritis. Sehingga hal tersebut dapat mengimplementasikan terciptanya masyarakat yg adil dan makmur.
Cawapres EM UB 2022 Annisa Nur Fitriana menuturkan, langkah konkret pada bidang pergerakan ini antara lain mengadakan ruang tengah, yaitu wadah untuk berdialog membahas isu keperempuanan dari berbagai perspektif maupun sudut pandang yang ada, baik dari segi mahasiswa, ataupun tenaga pendidik yang memang fokus terhadap isu-isu keperempuanan.
Sementara itu untuk Cita Pengabdian, disampaikan Annisa, memiliki program unggulan gerakan lingkungan hidup, sebagai bentuk inisiatif kepekaan EM UB menanggapi isu lingkungan hidup. Hal ini sebagai jawaban untuk menantang era disrupsi dimana EM UB ingin menciptakan eksplorasi dengan rencana strategis pembangunan yang tepat guna demi kebermanfaatan masyarakat.
Terakhir, pada Cita Pengembangan, EM memberi wadah pengembangan yang berorientasi dampak, tepat sasaran, dan menembus batas sektoral dan generasional. Pada bidang ini, langkah konkret yang akan dilakukan yakni program kerja yang diberi nama “Brawijaya Future Talks”.
“Kegiatan Brawijaya Future Talks merupakan sebuah forum berbagi informasi, inovasi, dan pelatihan bersama interdisipliner tertentu dengan mahasiswa UB demi menunjang mahasiswa UB sebagai inovator muda dalam menanggapi tantangan zaman Indoensia Emas 2045,” jelas Annisa.
Beberapa isu strategis yang menjadi tumpuan utama untuk periode 2022 yakni kekerasan seksual, PTNBH, dan biaya kuliah untuk ranah wilayah kampus. Sedangkan untuk ranah regional yaitu permasalahan agraria dan lingkungan. Dan untuk ranah nasional adalah isu HAM dan bonus demografi.
Selain kampanye secara daring melalui Zoom meeting, para calon juga melakukan kampanye melalui media sosial, serta kampanye luring melalui pemasangan atribut atau baliho di lingkungan UB. (mud/hms)