FAKTA – Akibat serangan hama tikus dan burung pipit, petani padi di Desa Sawocangkring, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengalami gagal panen.
Sejak pertengahan Agustus 2023, petani padi di Sidoarjo sudah memasuki masa panen. Namun, akibat serangan hama, pertumbuhan padi menjadi rusak.
Menurut Dono, sejatinya masa panen akan dimulai 17 Agustus sampai 19 Agustus. Ternyata, harapan itu gagal setelah biji padi di seluruh blok lahan sawah di Desa tersebut ludes dimakan burung Pipit dan dirusak tikus.
“Musim panen bulan ini hancur. Padinya dirusak tikus. Pulih sedikit pas waktu mau panen dihabiskan burung,” ujarnyanya, mengutip rri.co, Sabtu (19/8/2023).
Dari satu bagian sawah berukuran kurang lebih 1.400 meter persegi itu, rata-rata hanya mendapatkan satu karung padi atau sekitar 45 kilogram gabah. Kondisi ini membuat petani rugi hingga dua juta rupiah atas biaya yang sudah dikeluarkan.
“Hasil panen dalam satu bagian lahan sawah ini saya hanya dapat satu karung gabah (padi). Di Dusun ini ada dua blok sawah dengan luas sekitar tujuh hektar gagal panen semua,” akunya.
Keluhan serupa juga disampaikan Dadik, salah satu petani setempat. Katanya, para petani sempat melakukan upaya perawatan ekstra saat diserang hama tikus. Namun setelah padi mulai membaik dan berbuah, malah hama burung pipit menyerang dan menghabiskan buah padi.
“Selain sawah saya ini, semua satu blok lahan sawah di sini gagal panen semua,” keluhnya.
Kondisi ini dirasa menyulitkan petani secara ekonomi karena sebagian petani menggunakan biaya dari hasil hutang untuk menanamnya. “Biasanya itu satu bagian ini bisa dapat antara empat hingga 6 kwintal gabah. Untuk panen saat ini cuma dapat satu sak aja belum dapat,” akunya. (*)