Anggota Polri dan Bhayangkari Polresta Malang Kota Dapat Pelatihan Bermedia Sosial

Polresta Malang Kota menggelar edukasi bermedia sosial dengan pemateri PWI Malang Raya.

Majalahfakta.id – Meningkatkan pengetahuan tentang literasi digital bermedia sosial di kalangan pegawai negeri Polri dan Bhayangkari, Polresta Malang Kota menggelar pelatihan edukasi media sosial, Jumat (08/04/2022) bertempat di Ballroom Sanika Satyawada Polresta Malang Kota. Pelatihan digelar menggandeng PWI Malang Raya sebagai pemateri.

Dalam acara tersebut Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, kupas manfaat teknologi gadget dalam bermedia sosial (Medsos) kepada anggota Polresta Malang Kota serta anggota Bhayangkari Cabang Kota Malang Kota, Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Ketua Bhayangkari Cabang Kota Malang Kota Ny Enic Budi Hermanto bersama pengurus dan anggota Ranting Bhayangkari Cabang Kota Malang Kota.

Sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut, yakni Kepala Sekolah Jurnalis Indonesia (SJI) PWI Malang Raya Noordin Jihad yang juga selaku Pimred Media Online Malangvoice serta Sekretaris 2 PWI Malang Raya, Sunavip Ra Indrata yang juga selaku Pimred Malang Post.

Di kesempatan itu, Sunavip Ra Indrata menjelaskan tentang dampak negatif dari media sosial, dan manfaat penggunaan gadget atau smartphone secara benar, terlebih tentang kegunaan kamera di setiap gadget tersebut.

Indra berpesan untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan medsos. “Hati-hati dalam bermedsos, karena jika tak bisa menguasainya, maka kita yang akan tergulung ombak medsos,” pesan indra.

Indra menambahkan, agar selalu berhati – hati dalam ber medsos. Lelaki yang menjabat Sekretaris PWI Malang itu, berharap agar kecanggihan teknologi yang semakin berkembang, bisa disikapi dengan bijaksana. ” Dalam artian, menggunakannya lebih berhati – hati,” tandasnya

Pada kesempatan yang sama sebagai pemateri kedua, Noordin Djihad yang dalam kesehariannya, Kepala Sekolah Jurnalis Indonesia mengupas mengenai cara identifikasi informasi hoax, mengidentifikasi serta membedakan misinformasi,disinformasi, serta berita bohong agar peserta pelatihan dapat mengetahui dan menjadi pahlawan anti hoax.

“Penting untuk kita dapat membedakan misinformasi,disinformasi,dan berita hoax agar kita mampu menangkal distribusi berita negatif tersebut yang dapat menggangu bahkan merusak citra kepolisian sehingga masyarakat awam yang tidak paham menjadi antipati terhadap kepolisian ini yang coba sama – sama kita hindari ” tutur Noordin. (mud)