Daerah  

Padang Pariaman Perpanjang Status Tanggap Darurat, Fokus Pencarian Korban dan Pemulihan Akses Pascabencana Besar

Kondisi rumah warga disapu banjir bandang di Padang Pariaman.

FAKTA — Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman memperpanjang Status Tanggap Darurat Bencana selama tujuh hari, mulai 7 hingga 13 Desember 2025, menyusul luasnya kerusakan serta kompleksitas penanganan banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang melanda wilayah itu sejak 22 hingga 28 November lalu. Perpanjangan ini tertuang dalam Keputusan Bupati Padang Pariaman Nomor 375/KEP/BPP/2025.

Kepala Pusdalops-PB BPBD, Emri Nourman, menyebutkan kondisi di lapangan masih membutuhkan penanganan intensif, terutama terkait pencarian satu warga yang masih hilang, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, serta percepatan pembukaan akses jalan dan jembatan yang menjadi urat nadi mobilitas warga.

Selain itu, pemerintah daerah juga menyoroti pentingnya stabilisasi sosial ekonomi masyarakat yang terdampak langsung oleh bencana hidrometeorologi tersebut.

34 Ribu Jiwa Terdampak, Ratusan Warga Masih Mengungsi

Data Pusdalops-PB BPBD Padang Pariaman per 8 Desember 2025 pukul 22.00 WIB mencatat bencana berdampak pada 17 kecamatan dan 98 nagari, dengan total 34.058 jiwa terdampak.

Sebanyak 4.847 jiwa atau 1.182 KK sempat mengungsi, dan 377 jiwa (115 KK) masih bertahan di posko pengungsian hingga hari ini.

Kerusakan juga terjadi di 80 titik banjir dengan ketinggian hingga 400 sentimeter, 72 titik longsor, serta 37 titik angin kencang yang tersebar di berbagai lokasi.

7 Meninggal, 11 Luka, 1 Hilang, dan 36 Jenazah Ditemukan di Sungai

Bencana ini menimbulkan tujuh korban meninggal dunia, 11 orang luka-luka, serta satu orang masih dinyatakan hilang. Selain itu, tim gabungan menemukan 36 jenazah hanyut di aliran Sungai Batang Anai yang dipastikan bukan warga Padang Pariaman.

Kerugian Capai Rp967,8 Miliar, Ribuan Rumah Rusak

Estimasi kerugian material mencapai Rp967,8 miliar, mencakup:
4.842 rumah rusak, terdiri atas
• 2.652 rusak ringan
• 221 rusak sedang
• 157 rusak berat
• 66 rumah hanyut terbawa arus

53 fasilitas pendidikan, 49 rumah ibadah, dua fasilitas kesehatan, dan dua kantor pemerintah terdampak.

Kerusakan infrastruktur meliputi 28 ruas jalan, 38 jembatan, serta 68 jaringan irigasi dan bendungan.

Di sektor pertanian, 1.145 hektare sawah, 426,2 hektare kebun, 50 unit tambak/kolam, dan 14.080 ekor ternak dilaporkan rusak atau hilang.

Evakuasi, Dapur Umum, dan Pembersihan Material Masih Berjalan

Tim gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dinas terkait, pemerintah nagari, dan relawan terus melakukan upaya evakuasi dan pendataan dampak bencana. Sebanyak sembilan titik dapur umum dan posko pengungsian masih beroperasi untuk memenuhi kebutuhan warga.

Pembersihan material longsor, lumpur, dan kayu dilakukan di berbagai titik dengan dukungan alat berat. Pembukaan akses jalan yang putus menjadi salah satu fokus utama mengingat banyak wilayah masih terisolasi.
Sementara itu, tenaga medis disiagakan untuk mencegah penyakit pascabencana, terutama infeksi kulit, diare, dan ISPA.

Pemerintah Imbau Warga Tetap Waspada

Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi.

Warga diminta mengikuti arahan petugas dan segera melaporkan kondisi darurat melalui layanan resmi BPBD Padang Pariaman di 0811-6662-114.

Pemerintah daerah memastikan bahwa informasi terbaru akan disampaikan secara berkala sesuai perkembangan di lapangan. (ss)