TIDAK terasa waktu berlalu dengan cepat, sudah sebulan umat muslim di dunia menjalankan ibadah puasa. Kini hari kegembiraan telah tiba, hari di mana dijanjikan Allah, kesucian (fitrah) bagi mereka yang menjalankan puasa Ramadhan dan berharap ampunan dengan sunggguh-sungguh dan ikhlas.
Hari yang disebut dengan hari kemenangan itu dirayakan dengan malam takbiran, malam yang penuh suka-cita bagi seluruh umat Islam dunia. Kegembiraan kemenangan yang mereka rasakan diungkapkan dengan membacakan puji takbir kepada Allah. Mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa pun larut dalam perayaan takbiran sebagai ungkapan kegembiraan kemenangan.
Malam takbiran adalah malam di mana seluruh alam semesta akan terdengar,“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”. Karena seluruh pelosok bumi mengumandangkan puji takbir. Malam di akhir Ramadhan itu pun menjadi begitu istimewa dan sakral.
Malam takbiran hanya dapat dirayakan sekali dalam setahun yaitu di penghujung bulan suci Ramadhan. Malam takbiran juga pertanda telah berakhirnya ibadah puasa dan telah tiba hari kemenangan yaitu hari Raya Idul Fitri. Hari yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh umat muslim di dunia.
Kumandang takbir menyambut hari kemenangan Idul Fitri 1438 H mulai terdengar di berbagai tempat dari masjid-masjid dan mushola-mushola. Tradisi takbiran selalu dilakukan umat muslim di saat hari terakhir Ramadhan, menyambut lebaran. Biasanya takbiran itu dilakukan di sejumlah tempat, mulai dari mushola, masjid, berkeliling, dan atau tempat-tempat yang sengaja secara khusus disiapkan.
Di Indonesia sendiri dalam merayakan malam takbiran tersebut ada begitu banyak macam cara yang dilakukan warga, mulai dari takbir keliling yaitu pawai mengelilingi penjuru kota menggunakan kendaraan mobil dan truk yang dihiasi ataupun motor sambil mengumandangkan takbir. Takbir berjamaah juga dihelat di setiap masjid, dan sampai dengan membuat acara sederhana di rumah bersama keluarga tercinta.
Malam ini biasanya juga ditandai dengan ramainya terdengar suara gemuruh berbagai jenis petasan, meriam bambu dan lain-lain, serta seluruh kota akan diterangi dengan cahaya ledakan petasan ataupun meriam bambu yang menyinari langit malam.
Jalan-jalan mulai dipadati warga yang hendak menyaksikan parade takbiran. Mereka laksana pagar hidup yang membatasi sepanjang bibir jalan.
Malam ini juga akan sangat begitu ramai terutama di jalanan, ditambah lagi dengan arus mudik masyarakat yang membuat jalanan menjadi bertambah padat mulai dari kendaraan roda dua hingga roda empat. Tak ayal kemacetan pun kadang terjadi saat parade takbiran.
Tetapi, kali ini ada suasana berbeda dalam pelaksanaan takbiran yang dirayakan masyarakat Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur, Sabtu malam (24/06/2017). Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dan tidak seperti takbiran umumnya yang dilakukan di tempat lain, di mana takbiran biasanya dilakukan dengan cara berkeliling.
Warga Kwanyar justru menggelar takbiran di panggung yang telah disiapkan di desanya masing-masing. Selain itu gema takbir juga dikumandakan di masjid-masjid dan mushola-mushola di desanya.Tidak ada suara bising dari ledakan petasan, hanya ada kembang api bertabur turut menyemarakkan keindahan langit menyelimuti malam takbir.
Takbiran dilaksanakan serempak oleh 16 desa di wilayah Kecamatan Kwanyar yang dihelat di panggung masing-masing desanya. Perayaan takbiran dengan cara ini berjalan lebih khusyu’ dan khidmat.
Dijelaskan Iwan Setiawan, Camat Kwanyar, saat diwawancara di sela-sela kunjungannya ke posko takbiran di Masjid Jami’ Sunan Cendana, Desa Ketetang, Kecamatan Kwanyar. Iwan menuturkan bahwa inisiatif takbiran di panggung ini datang dari masyarakat Kwanyar sendiri dan pemerintah mengapresiasi serta memfasilitasi gagasan tersebut.
“Seperti disepakati sebelumnya, Muspika, Pemuda NU, dan ormas unsur masyarakat bahwa untuk pelaksanaan takbiran di wilayah Kecamatan Kwanyar dilaksanakan tanpa berkeliling menggunakan kendaraan. Acara takbiran hanya di helat di masjid-masjid, mushola-mushola, dan posko-posko takbiran yang disediakan di titik-titik tertentu di desanya masing-masing,” terang Camat Kwanyar, yang tak pernah lepas dari senyumannya itu.
Camat Kwanyar berharap semoga dengan pelaksanaan takbiran tahun ini dapat lebih mempererat tali silaturrahmi ukhuwah islamiyah antara ulama, umara dan semua lapisan masyarakat Kwanyar.
Sementara dari pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Kwanyar dalam mengamankan jalannya perayaan takbiran malam ini dan untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), Kapolsek Kwanyar, AKP Irianto SH, mengatakan, akan menempatkan sejumlah personilnya di titik-titik yang ditengarai rawan kejahatan dan titik rawan kecelakaan lalu lintas. Selain itu menurut kapolsek, agar pengamanan berjalan optimal pihaknya juga dibantu TNI, LINMAS dan BANSER NU. (F.1005)