FAKTA – Adiwiyata adalah program pemerintah untuk mendidik anak-anak agar peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Program ini juga dikenal dengan nama Green School.
Adiwiyata memiliki beberapa tujuan, diantaranya: Menciptakan kondisi yang baik untuk belajar dan meningkatkan mutu murid, guru, wali murid, dan masyarakat sekitar, Melestarikan lingkungan hidup, Menyadarkan warga sekolah untuk bertanggung jawab dalam penyelamatan lingkungan.
Program Adiwiyata memiliki beberapa komponen, yaitu: Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, Kurikulum sekolah berbasis lingkungan, Kegiatan sekolah berbasis partisipatif, Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan.
Sekolah yang berhasil melaksanakan program Adiwiyata akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Penghargaan ini diberikan dalam bentuk piagam dan piala.
Kepala SMPN 1 Jogorogo, Gunawan Wibisana mengatakan, melalui proses yang cukup panjang dan konsisten, SMPN 1 Jogorogo akhirnya berhasil menjadi salah satu SMP di Kabupaten Ngawi yang maju penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat nasional pada 2024.
“Kami maju penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi dan akhirnya bisa lolos. Kemudian pada 2024 ini, kami maju penilaian untuk tingkat nasional dan meraih piala,” kata Gunawan, Senin (7/10/2024).
Dia menerangkan, pengajuan pemenuhan data penilaian dilakukan kemudian hasilnya diumumkan di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Pengumuman disampaikan kemarin pada 1 dan 2 Oktober,” terang Gunawan.
Gunawan menyebut, SMPN 1 Jogorogo maju sebagai sekolah Adiwiyata Nasional 2024 karena konsisten berupaya berinovasi serta berkreasi untuk menjaga kebersihan lingkungan agar bisa lebih hijau dengan menyesuaikan sumber daya alam yang ada.
Kemudian penilaian tingkat nasional itu berkaitan dengan kegiatan seputar lingkungan, pengurangan sampah plastik, pemanfaatan sampah botol, pemanfaatan limbah sampah menjadi pupuk dan seterusnya.
“Untuk penilaian nasional itu, kami memelihara air dengan pembuatan air resapan, membuat sumur resapan, pembuatan biopori, yang prinsipnya air dikembalikan ke tanah. Kemudian juga ada budidaya hidroponik dengan memanfaatkan lahan serta perikanan,” ujar Gunawan.
Kendati begitu, Gunawan sempat mengalami kendala, yakni tantangan terbesar dalam sekolah Adiwiyata upaya pembiasaan siswa baru yang harus ditekankan untuk peduli lingkungan berkelanjutan.
“Setiap tahun ada peserta didik baru yang harus beradaptasi dengan budaya peduli lingkungan di sekolah. Maka, kami berusaha agar peserta didik baru harus membiasakan melakukan hal positif yang sudah kami terapkan,” tutupnya. (Rif)