MARIA Sharapova mengaku tak bisa menemukan strategi jitu untuk mengalahkan Serena Williams, setelah lagi-lagi Serena menang, kali ini di semifinal Wimbledon.
Turun di babak semifinal hari Kamis (09/07), yang merupakan pertemuan ke-17 bagi kedua petenis dalam 11 tahun terakhir, Sharapova menyerah dua set langsung, 2-6 dan 4-6.
“Apa yang harus saya ubah?” kata Sharapova balik bertanya kepada wartawan, usai pertandingan.
Sharapova mengatakan Serena selalu tampil prima di turnamen besar, terutama ketika menghadapi para petenis papan atas seperti dirinya.
“Ia selalu tampil hebat. Bagi lawan-lawannya, tampil dengan permainan terbaik saja tidak cukup. Harus tampil habis-habisan,” kata Sharapova.
Serena tampil sangat efektif dan bisa meredam pukulan-pukulan atau penempatan bola yang sulit dari Sharapova.
“Padahal tadinya saya berharap dan optimistis bisa keluar sebagai juara di sini. Ini hasil yang mengecewakan,” katanya.
Bagi Serena babak final hari Sabtu membuka jalan untuk menjuarai Wimbledon keenam kalinya.
Di partai puncak ini ia akan ditantang petenis Spanyol, Garbine Muguruza.
Muguruza mengalahkan Radwanska di semi final Wimbledon
Petenis Spanyol, Garbine Muguruza, mengalahkan Agnieszka Radwanska dari Polandia di semi final tunggal putri Wimbledon lewat pertandingan tiga set.
Kemenangan ini mengantarkan Muguruza ke final Grand Slam pertama baginya dengan menghadapi pemenang laga semi final lainnya antara Serena Williams dengan Maria Sharapova.
“Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskannya,” jelas Muguruza kepada BBC setelah menang dengan angka 6-2, 3-6, dan 6-3.
“Saya bekerja sepanjang hidup untuk mencapai momen ini, Saya kira dia bermain amat baik jadi saya harus tetap tenang dan tetap fokus tanpa emosi,” tambah petenis berusia 21 tahun ini.
Di Prancis Terbuka tahun lalu, Muguruza berhasil mengalahkan Serena Williams, yang di Wimbledon tahun ini merupakan unggulan pertama.
Lolosnya Muguruza ke final ini juga merupakan keberhasilan pertama kalinya petenis perempuan Spanyol ke final tunggal putri Wimbledon sejak Arantxa Sanchez-Vicario tahun 1996 lalu.
Sedangkan juara tunggal putri Wimbledon terakhir adalah Conchita Martinez tahun 1994 ketika mengalahkan Martina Navratilova di final.
Djokovic dan Murray ke semi final Wimbledon
Juara bertahan tunggal putra turnamen Grand Slam Wimbledon, Novak Djokovic, maju ke semi final setelah menyingkirkan Marin Cilic, di London, hari Rabu (08/07).
Berbeda dengan laga putaran keempat melawan Kevin Anderson yang berlangsung lima set, kali ini Djokovic menang mudah 6-6 6-4 dan 6-4.
Service keras petenis Kroasia tersebut tak terlalu merepotkan Djokovic, sehingga pertandingan di lapangan utama di Centre Court “hanya berlangsung” 1 jam 49 menit.
Di babak empat besar Djokovic ditantang Richard Gasquet yang mengalahkan Stan Wawrinka, 6-4 4-6 3-6 6-4 11-9.
Yang juga memastikan diri lolos ke empat besar adalah andalan tuan rumah Inggris, Andy Murray, yang mengalahkan Vasek Pospisil, juga dengan tiga set, 6-4, 7-5 dan 6-4.
Di semi final Murray akan berhadapan dengan petenis veteran asal Swiss, Roger Federer.
“Saya tahu betul Roger Federer, kami berjalan bersama saat latihan tadi pagi tapi pertandingan semi final hari Jumat akan berbeda. Semoga akan menjadi pertandingan yang seru,” kata Murray mengomentari jadwal pertandingan melawan Federer.
Bagi kedua petenis ini adalah pertemuan yang ke-24 kalinya.
Federer, juara Wimbledon tujuh kali, maju ke semifinal setelah mengalahkan Giles Simon 6-3, 7-5 dan 6-2. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com