FAKTA – Menghadapi arus mudik Idulfitri 1445 H, Dinas Perhubungan Jawa Timur secara konsisten melakukan berbagai upaya kampanye keselamatan kereta api.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Perhubungan Jatim, terdapat jalur kereta aktif 1.290 perlintasan kereta api di Jawa Timur.
Yakni, 150 perlintasan di antaranya tidak sebidang berbentuk flyover atau underpass, 1.140 sisanya perlintasan sebidang.
“Dari jumlah itu, ada 470 perlintasan sebidang tidak dijaga yang perlu penanganan, karena berpotensi menjadi lokasi kecelakaan,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Nyono beberapa waktu lalu.
Pihaknya terus melakukan kampanye keselamatan kereta api di berbagai daerah di Jatim, dengan melibatkan operator kereta api, serta melakukan pembinaan kepada relawan penjaga perlintasan kereta api.
“Kami juga memfasilitasi bantuan keuangan khusus untuk pembangunan pintu perlintasan KA kepada 16 daerah di Jatim, serta menghibahkan early warning system kepada daerah sebagai alat bantu deteksi dini kedatangan kereta api bagi petugas penjaga perlintasan,” terangnya.
Hingga dengan Mei 2023, terdapat 296 rekomendasi pembangunan pintu perlintasan KA di Jatim yang diajukan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Dari jumlah itu, 80 unit telah dibangunan pintu perlintasan KA, dan 216 unit sisanya masih dalam proses.
Catatan Polda Jatim, sepanjang 2022 sebanyak 175 kasus kecelakaan terjadi di perlintasan kereta api di Jatim.
Dari kasus itu, 105 orang meninggal dunia, jumlah itu naik dari 2021 dengan 144 kasus dengan 77 korban meninggal dunia.
Sementara selama Januari hingga Juni 2023, tercatat 24 kejadian kecelakaan yang melibatkan kereta api dengan korban meninggal sebanyak 16 orang.
Kepala Dishub Jatim Nyono mengatakan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sudah bersurat kepada Bupati dan Wali Kota untuk mengelola perlintasan sebidang, sesuai amanat Peraturan Menteri Perhubungan nomor 94 tahun 2018 tentang Peningkatan Keselamatan Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api Dengan Jalan. (red)