Daerah  

Cetak Anak Didik Berdaya Saing Tinggi di Dunia Industri, Disnaker Badung Apresiasi Pelatihan GWI

Kegiatan ini sebagai kelanjutan dari pelatihan kerja yang awalnya merupakan Lembaga Pelatihan Khusus Kesehatan yang berlokasi di Badung.

FAKTA – GWI atau Garuda Wisnu Internasional menggelar acara Open House Meraih Mimpi  di Banjar Jumpayah Nomor 389 Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Selasa, (12/12/2023).

Kabid Disnaker Kabupaten Badung I Made Agus Pudiana sangat mengapresiasi kegiatan dari Garuda Wisnu Internasional yang sangat membantu agenda program Pemerintah Kabupaten Badung didalam menghadapi dunia industri kedepannya.

“Lembaga ini memberikan pelatihan kepada anak-anak kami di Kabupaten Badung sehingga anak-anak kami tidak merasa berkecil hati untuk siap berdaya saing dan berkompeten di bidangnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, pihaknya dari Pemerintah Kabupaten Badung mengucapkan selamat dan sukses kepada Garuda Wisnu Internasional.

Ditengah-tengah keberadaan LPK-LPK lainnya yang sangat besar dan maju, Agus Pudiana berharap Garuda Wisnu Internasional bisa memberi hal-hal positif didalam menghadapi era globalisasi kedepan, lantaran kepercayaan yang besar diberikan masyarakat kepada Garuda Wisnu Internasional.

“Semoga kedepan GWI bisa lebih maju, meski tahun ini baru memulai segalanya. ” kata Agus Pudiana.

Untuk itu, pihaknya berharap Garuda Wisnu Internasional agar tetap berada pada rel yang sesuai dengan aturan Kementerian sehingga tidak akan terjadi masalah apapun kedepannya.

“Kami harapkan Garuda Wisnu Internasional semakin dipercaya oleh masyarakat dan adik-adik kami, sehingga semakin bisa menjaga marwah martabat sebuah lembaga pelatihan dimana mempersiapkan calon-calon pekerja yang siap tampil kedepannya dengan memiliki kredibilitas yang tinggi, daya saing berkompeten di bidangnya,” harapnya.

Sementara itu, Founder Garuda Wisnu Internasional Gede Rudiawan menyampaikan, bahwa kegiatan ini sebagai kelanjutan dari pelatihan kerja yang awalnya merupakan Lembaga Pelatihan Khusus Kesehatan yang berlokasi di Badung.

“Tapi berjalannya waktu, kita mengembangkan sayap untuk mendirikan sebuah Lembaga Pelatihan yang namanya GWI atau Garuda Wisnu Internasional,” terangnya.

Awalnya, disebutkan GWI bergerak di bidang kesehatan yang sekarang dikembangkan menjadi Lembaga Pelatihan Pariwisata selama satu tahun dan dua tahun.

“Jadi, Garuda Wisnu Internasional ini adalah program pelatihan satu tahun dan dua tahun, seperti layaknya tempat one stop shooting, di satu tempat itu ada dua program yang bisa dipenuhi, yakni pariwisata dan kesehatan, dimana sekarang ini, banyak merekrut tenaga-tenaga pariwisata, setelah masa pandemi Covid-19,” kata Gede Rudiawan.

Disebutkan, sekarang ini, pihaknya baru membuka program gabungan antara kesehatan dan pariwisata untuk Grand Opening, lantaran sebelumnya penuh waktunya dipercaya hotel setiap minggunya guna memberikan penyuluhan.

“Karena ini baru Grand Opening tahun 2023 dan tempat pun kita terlambat tahun lalu, untuk promosi. Jadi, kita belum fokus tahun ini mencari siswa. Tapi, ajaran tahun depan kita sudah mulai mencari mahasiswa,” paparnya.

Soal biaya pembelajaran disebut sama dengan lembaga pendidikan lainnya. Bahkan, pihaknya sempat mengeluarkan kebijakan buat program khusus bagi mahasiswa kurang mampu, tapi memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan karier supaya bisa berkompetisi di bidang industri.

“Ayo datang kesini, kita tidak pungut biaya. Namun, untuk pendidikan SPA selama satu tahun per semester itu dikenai biaya cuma Rp 5,5 juta, tidak ada biaya tambahan lagi dan bisa dicicil,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya tidak menganggap adanya persaingan dengan lembaga pendidikan lainnya,tapi lebih kearah mendidik mahasiswa agar menjadi bernilai plus dan benar-benar komitmen untuk  menjembatani mereka untuk bekerja. Oleh karena itu, pihaknya selalu menjaga hubungan baik dengan dunia industri yang dipakai kesempatan untuk merekrut  tenaga-tenaga hasil didikan GWI.

“Masing-masing kampus punya metode pelatihan tersendiri. Kalau kami benar-benar  berkomitmen menjembatani anak didik kita. Itu saja komitmen kami. Kalau tidak komit tentang hal-hal itu ngapain kita punya program belajar dulu bayar belakangan, khan tak mungkin,” tegasnya.

Bahkan, pihaknya membuka kerjasama dengan tiga agen resmi luar negeri, yang seringkali mengajukan tenaga-tenaga industri  yang dibutuhkan untuk bekerja di luar negeri. Namun, pihaknya malah belum memiliki mahasiswa dengan kualifikasi khusus tersebut.

“Sampai sekarang, mereka masih aktif memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan, tapi akhirnya kita buka buat orang luar bukan untuk siswa kita,” imbuhnya.

Bahkan, pihaknya sudah banyak menjalin kerjasama dengan hotel-hotel di ITDC Nusa Dua.

“Contohnya Peninsula Hotel kasi kesempatan untuk rekrutan tenaga dan jugabterus di St. Regis pihak HRD kenal bagus dengan saya dan masih banyak hotel lainnya. Mereka  kasi info ke kita tentang rekrutan tenaga kerja,” ungkapnya.

Tak hanya itu, sampai saat ini pihaknya diminta  para industri pariwisata untuk merekrut tenaga-tenaga pariwisata hasil didikan GWI.

Sementara, lanjutnya prospek terbesar berasal dari bidang kesehatan, terutama di Program Studi Perawat Lansia yang dikontrak selama tiga tahun. Namun, peminat bekerja ke Jepang masih minim lantaran tidak siap dari segi bahasa. Meski demikian, kesempatan bekerja  ke Jepang sangat besar.

“Kita sendiri ditargetkan oleh para user di Jepang itu lumayan besar 50-100 orang setiap bulannya dan  dikalikan 12 saja per tahunnya. Tapi peminat yang bekerja di Jepang itu masih sedikit,” tambahnya.

Oleh karena itu, pihaknya dari Garuda Wisnu Internasional (GWI) menghimbau para pemuda tamatan SMA/ SMK yang melanjutkan ke jenjang berikutnya, agar mengambil program D1 dan D2 untuk belajar singkat sekaligus seimbang biaya.

“Jangan pernah merasa minder baru ambil program D1 dan D2 saja,  karena D1 dan D2 sebagai program singkat dan cepat mendapatkan pekerjaan. Dimanapun bagus, tapi cari tempat yang memang benar-benar berkomitmen untuk menjembatani setelah tamat, itu saja. Kalau kita ada sistem seperti itu,” pungkasnya.