Majalahfakta.id – Sejumlah petani di Kabupaten Sumenep, Madura mengeluh kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Ketersediaan pupuk di sejumlah kios resmi di daerah cenderung terbatas, sehingga tidak cukup untuk kebutuhan lahan pertanian. Apalagi saat ini sudah memasuki masa tanam padi periode pertama musim hujan.
” Stoknya di kios terbatas, bahkan kadang tidak ada, terutama di daerah kami, Guluk-Guluk dan Pasongsongan.,” ungkap Ketua Kelompok Tani Jaya Makmur Desa Beragung Kecamatan Guluk-Guluk, Rubaqi, Minggu (07/11/2021).
Rubaqi mengungkapkan, kelangkaan pupuk bersubsidi yang jadi keluhannya sudah terjadi berbulan-bulan. “Kalaupun ada di kios tidak cukup untuk kebutuhan anggota kelompok dengan alasan tidak ada pengiriman,” ungkapnya.
Pihaknya juga telah mendatangi distributor menanyakan masalah tersebut dan informasinya kuota di 2021 habis. Namun pihaknya mengaku heran sebab di toko-toko di luar kios resmi justru ada walaupun harganya lebih mahal.
”Ini yang kami tanyakan. Kenapa di kios terbatas bahkan tidak ada dan distributor mengatakan kuotanya sudah habis, tapi di toko masih ada. Petani terpaksa beli ke toko dengan harga Rp 140 ribu per sak,” katanya.
Senada juga diungkapkan Ahyani seperti dikutip dari rri.co.id, Ketua Kelompok Tani Baru Muncul Kecamatan Gapura. Menurut dia, kelangkaan pupuk terutama urea dan ZA di daerahnya sudah lama.
Jatah yang diberikan kelompok tidak sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diajukan.
”Bahkan sekarang, per hektar dianjurkan memberi pupuk 75 kilo saja karena stoknya sedikit,” tambah Ahyani.
Ahyani khawatir kelangkaan pupuk itu menghambat proses tanam padi tahun ini. Pihaknya berharap pemerintah daerah turun tangan mengatasi masalah kelangkaan pupuk tersebut.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Arif Firmanto belum bersedia memberikan keterangan soal kelangkaan pupuk. (red)