Kabupaten Barito Kuala Di Usia Ke-59 Tahun Bergerak Maju Untuk Batola SETARA

Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, dan Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor.
Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, dan Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor.
Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, dan Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor.
Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, dan Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor.

TANGGAL 4 Januari 2019 Kabupaten Barito Kuala (Batola) memasuki usia 59 tahun. Dan, pemerintah daerah sebagai perangkat pada kabupaten ini, dengan usia yang relatif berumur tersebut, dari waktu ke waktu senantiasa berusaha menunjukkan jati dirinya, guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Demikian pula dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batola. Seiring perkembangan setiap pengaruh dominan lingkungan strategis, selalu berupaya menghadirkan aktivitas pemerintahan yang memadai, dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang dilakukan secara berjenjang dan bertahap. Sebagai pengemban amanah masyarakat, hasil-hasil kerja seluruh kegiatan pemerintah dimaksud, untuk jangka waktu tertentu wajib dipertanggungjawabkan dan juga dilaporkan kepada masyarakat.

Visi Kabupaten Batola adalah terwujudnya Kabupaten Batola Satu Kata Satu Rasa Membangun Desa Menata Kota Menuju Masyarakat Sejahtera dengan akronim SETARA.

Ada empat misi yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun ke depan yakni pertama, mengintegrasikan infrasruktur wilayah yang mendukung kemandirian desa dan penataan perkotaan. Kedua, meningkatkan perekonomian masyarakat melalui inovasi teknologi berbasis pertanian. Ketiga, meningkatkan kualitas ketaqwaan, kecerdasan, kesehatan dan profesionalitas sumber daya manusia. Dan, yang keempat, memantapkan tata kelola pemerintahan yang terbuka dan melayani.

Hasil kerja kali ini merupakan karya Tahun Pertama dari pemerintahan yang dipimpin pasangan Hj Noormiliyani dan H Rahmadian Noor untuk periode masa pengabdian mereka. Diharapkan kinerja ini akan menjadi titik pangkal guna mewujudkan seluruh rencana kinerja pemerintahan lima tahunan, dari tahun 2017 hingga 2022.

Kinerja Pemerintah Kabupaten Barito Kuala tahun 2018, diukur berdasarkan proyeksi terukur rencana kerja pemerintah daerah tahun 2018, yang menjadi bagian integral dari totalitas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018 – 2022, dengan alat ukur berupa Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemkab Batola. Indikator Kinerja Utama dimaksud merupakan muara dari capaian pengukuran kinerja setiap urusan bidang pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemkab Batola.

Diharapkan Pemkab Batola tetap mampu mengelola keuangan daerah dengan kualifikasi minimal sesuai SAP, yakni WTP sehingga opini tersebut tetap dapat diperoleh di tahun 2019 atas LPKD tahun 2018.

Sedangkan kinerja yang berkaitan program prioritas yakni Membangun Desa Menata Kota serta KUTABAMARA. Membangun desa pada tahun 2018 dilaksanakan di Desa Kuala Lupak, Kecamatan Tabunganen. Di mana pemilihan desa ini merupakan pelaksanaan salah satu program Nawacita pemerintah pusat dan program Kalsel Mapan, yang mengamanatkan pembangunan dimulai dari daerah terluar.

Untuk menunjang program prioritas tersebut dilakukan berbagai kegiatan antara lain pembangunan titian ulin sepanjang 720 meter, rehab total rumah tidak layak huni 4 (empat) unit, rehab sedang rumah tidak layak huni 51 unit, pembangunan jamban keluarga 36 buah, pembangunan penampungan air hujan 73 buah, pembuatan tempat pembuangan sementara sampah (TPS) 2 buah, pengadaan sarana angkutan sampah sebanyak 2 unit, bantuan stimulan perumahan swadaya sebanyak 40 unit, pembangunan jembatan 3 buah, pembangunan jalan sepanjang 4,5 km.

Selain itu dilaksanakan juga pengadaan unggas sebanyak 300 ekor beserta pakannya, pelatihan perawatan kecantikan untuk ibu-ibu, rehabilitasi pohon mangrove sebanyak 1.500 pohon, pembentukan bank sampah 1 kelompok dan 2 sekolah Adiwiyata, bimbingan teknis kepada nelayan dan pelatihan yang meliputi pelatihan kewirausahaan dan pelatihan teknis.

Kegiatan lainnya adalah rehab WC dan lapangan sekolah SD, rehab ruang kelas, WC dan rumah dinas SMPN 3, pembangunan poskesdes 1 unit, pembangunan jamban tripikon 9 unit, dan kegiatan bakti sosial serta pelayanan rutin kesehatan lainnya.

Untuk program menata kota, seperti Kota Marabahan pada tahun 2018 telah dilaksanakan penyusunan masterplan kawasan perkantoran, pembangunan/peningkatan kualitas fasilitas pemerintahan, pembangunan dan rehab taman, peningkatan kualitas jalan perkotaan, pembangunan sarana sanitasi, pembangunan instalasi air bersih, penataan pelayanan, peningkatan kualitas jalan/gang, pembangunan gedung MTQ, pembangunan/penataan pasar kabupaten, dan penataan halaman parkir.

Sedangkan untuk kawasan Handil Bhakti meliputi pembangunan fasilitas pemerintahan, pembanguan sarana air bersih, dan peningkatan kualitas jalan.

Program selanjutnya adalah KUTABAMARA, yang merupakan akronim dari nama Kecamatan Kuripan, Tabukan, Bakumpai, dan Marabahan. Program ini lebih fokus pada infrastruktur jalan dan jembatan yang akan menghubungkan keempat kecamatan tersebut. Program tersebut direncanakan dilaksanakaan selama 5 tahun yang dimulai pada tahun 2018 dengan kegiatan antara lain pengaspalan ruas jalan Marabahan – Anjir Talaran sepanjang 5,5 km, dan pengerasan jalan Kabuau – Tabatan Baru sepanjang 16,70 km, serta pengerasan jalan Anjir Talaran Km 10 – Balukung sepanjang 1 km. Estimasi anggaran yang diperlukan selama 5 tahun itu sebesar Rp 134 milyar.

Untuk tahun 2019, program khusus membangun desa dengan nama bedah kampung terintegrasi yang akan dilaksanakan di 7 desa, yakni Desa Sungai Telan Besar, Kecamatan Tabunganen, Desa Terantang, Kecamatan Mandastana, Desa Banitan, Kecamatan Bakumpai, Desa Karya Indah, Kecamatan Tabukan, Desa Bandang, Kecamatan Jejangkit, Desa Asia Baru, Kecamatan Kuripan, dan Desa Sekata Baru, Kecamatan Tamban,

Penetapan desa-desa tersebut berdasarkan kriteria yang dikeluarkan BPS yakni Indeks Pembangunan Desa (IPD) di mana desa-desa diklasifikasikan berdasarkan skor tertentu ke dalam kategori desa maju, berkembang dan desa tertinggal.

Dari kriteria tersebut, di Barito Kuala terdapat 61 desa tertinggal, dan dari 61 desa tersebut 7 desa dengan skor yang paling rendah. Ada 4 dimensi yang menjadi penilaian IPD tersebut, meliputi dimensi pelayanan dasar, dimensi kondisi infrastruktur, dimensi aksebilitas/transportasi, dimensi pelayanan umum, dan dimensi penyelenggaraan pemerintahan.

Menata Kota

Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2019 di Kota Marabahan meliputi pembangunan sarana sanitasi, yakni pembangunan septictank komunal sebanyak 5 buah, pembangunan fasilitas pemerintahan 4 unit, pembangunan/peningkatan kualitas fasilitas umum yang meliputi tribun 5 Desember, drainase Taman Raja Tumpang, dan drainase depan LPTQ. Selanjutnya adalah pembangunan sarana instalasi air bersih yakni jaringan pipa air baku Spam IKK Marabahan, kemudian penyusunan detail enginering design (DED) untuk dermaga Pasar Marabahan dan jalan kembar Jenderal Sudirman, serta kegiatan peningkatan kualitas jalan di Kelurahan Marbahan dan Ulu Benteng.

Untuk daerah Handil Bakti dan sekitarnya, pada tahun 2019 akan dilaksanakan beberapa program dan kegiatan, yakni pembangunan sarana sanitasi berupa septictank komunal di Kelurahan Berangas Barat 5 unit, peningkatan kualitas fasilitas pemerintahan, peningkatan kualitas infrastruktur ekonomi dengan kegiatan rehab total pasar induk Handil Bhakti, peningkatan kualitas jalan, dan pembangunan sarana air bersih yang terdiri dari pembangunan jaringan perpipaan Iddle Capacity IKK Alalak, relokasi perpipaan Handil Bakti, dan pembangunan IKK Alalak – Mandastana.

Seterusnya adalah program peningkatan kualitas jembatan, yakni Jembatan Sungai Alalak (Handil Bakti) dan pemenuhan fasilitas pelayanan angkutan yakni pembangunan alat uji kelayakan kendaraan.

KUTABAMARA

Di tahun 2019 ini juga akan dilaksanakan pengaspalan jalan Anjir Talaran – Tabukan Raya sepanjang 5 km, dan pengerasan jalan Talaran Km 10 – Balukung sepanjang 13 km.

Dengan beberapa hal pokok terkait kinerja Pemkab Batola tahun 2018 dan rencana yang akan dilaksanakan pada tahun 2019, termasuk beberapa isu strategis yang akan dihadapi oleh Pemkab Batola di masa yang akan datang, dan kerjasama serta kolaborasi dari semua pihak sangat diharapkan demi suksesnya pembangunan di Bumi Ije Jela. (Tim)