HSU Optimalisasi Lahan Seluas 500 Hektar

Bupati HSU, H Abdul Wahid HK.
Bupati HSU, H Abdul Wahid HK.

H Abdul Wahid : Manfaatkan Lahan Untuk Kegiatan Pertanian

KABUPATEN Hulu Sungai Utara (HSU) merupakan kabupaten yang memiliki produktivitas padi tertinggi yaitu sekitar 5,86 ton/Ha. Usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas itu salah satunya adalah inovasi sistem tanam varietas unggul modern. Namun dalam mengaplikasikan sistem tanam tersebut petani menghadapi masalah kurangnya tenaga kerja terampil yang bisa melakukan sistem varietas unggul modern, mahalnya upah tenaga kerja, tidak adanya alat dukung yang sesuai dengan kondisi lahan rawa lebak yang kedalaman airnya pada saat tanam masih berkisar 10 -15 cm, serta kondisi alam yang sulit diprediksi, terkait dengan kondisi air di lahan pertanaman.

Kabupaten HSU mempunyai luas wilayah 892,7 km2. Secara geografis sebagian besar lahan yang ada di daerah ini adalah rawa lebak. Dari segi pemanfaatan lahan, sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan rawa yaitu seluas 29.711 Ha dan persawahan lebih dari 25.492 Ha.

Adapun yang dimanfaatkan untuk pemukiman hanya sebesar 4.285 Ha, selebihnya 31.862 Ha atau lebih dari sepertiga luas wilayah Kabupaten HSU masih berupa hamparan rumput rawa dan danau.

Kabupaten HSU termasuk salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang memiliki produktivitas padi tertinggi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSU pada tahun 2018 ini akan melakukan optimalisasi lahan rawa seluas 500 hektar, guna memaksimalkan hasil pertanian. Karena HSU mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat untuk pemanfaatan lahan rawa sebesar 500 hektar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan adanya optimalisasi lahan ini diharapkan panen yang sebelumnya satu kali bisa dinaikkan menjadi dua kali dalam setahun. Sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan para petani.

500 hektar lahan yang akan dioptimalkan tersebut tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya Babirik, Sungai Pandan, serta beberapa wilayah pertanian lainnya yang dianggap memiliki potensi untuk dikembangkan.

Pemkab HSU akan mengambil langkah dan upaya yang akan dilakukan dalam optimalisasi lahan ini dengan melakukan pengembangan polder mini yang bisa mengairi persawahan dengan cakupan lahan sekitar 150 hektar serta mempunyai saluran pembuangan dan pompanya juga.

Pemkab HSU melalui SKPD terkait, seperti Dinas Pertanian akan melihat lokasi lahan dan mengkajinya agar tepat untuk dikembangkan, sehingga keberhasilannya bisa meningkat, dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Dinas Pertanian HSU mencanangkan pada tahun 2018 ini target tanam sekitar 26.000 hektar. Target tanam pada tahun 2018 ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2015 lalu yang sekitar 28.000 hektar. Terjadinya penurunan ini karena disesuaikan dengan hasil pengkajian.

Untuk meningkatkan produksi padi di beberapa kecamatan, Dinas Pertanian HSU akan membangun polder mini melalui dana pembantuan tahun 2018 ini.

Bupati HSU, H Abdul Wahid HK.
Bupati HSU, H Abdul Wahid HK.

Kepala Dinas Pertanian (Kadis) HSU, Ilman Hadi, mengatakan, dengan dibangunnya polder mini atau saluran irigasi sebanyak empat buah, diharapkan akan mampu menambah luas tanam sampai dengan 500 hektar.

4 polder mini untuk mengatur irigasi atau tata kelola pengairan pertanian tersebut akan dibangun di Kecamatan Babirik, Sungai Pandan, Amuntai Tengah dan Haur Gading.

Polder merupakan tanah yang digenangi air dengan dikelilingi tanggul, yang mana kedalaman air diatur oleh sejumlah parit yang bermuara di induk parit yang terdapat mesin pompa untuk membuang air yang berlebih.

Sehingga keberadaan polder mini tersebut diharapkan bisa membuat lahan yang tadinya tidak bisa ditanami menjadi bisa ditanami, dan lahan yang sudah bisa ditanami, bisa ditanami kembali hingga dapat dua kali tanam dan panen.

Pihak Dinas Pertanian HSU terus berupaya untuk meningkatkan produksi beras dengan memperluas lahan tanam, meski sebenarnya jumlah produksi beras Kabupaten HSU sudah surplus.

Kadis Pertanian HSU, Ilman Hadi, mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam daerah, melainkan ikut menopang upaya swasembada beras, jadi produksi beras terus ditingkatkan.

Produksi padi HSU mencapai 137 ribu ton gabah kering giling (GKG), sedang kebutuhan daerah hanya 50 ribu ton GKG. “Sisanya dijual keluar daerah, seperti provinsi tetangga yaitu Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah,” jelas Ilman Hadi.

Meskipun cuaca menjadi kendala dalam upaya memperluas lahan tanam akibat air di musim hujan merendam beberapa lahan di Kabupaten HSU, namun lahan yang masih bisa ditanami masih cukup luas. “Lahan yang masih bisa ditanami seluas 25 ribu hektar, sehingga Kabupaten HSU diyakini masih akan mampu surplus padi”, tambah lman Hadi.

Kabupaten HSU yang memiliki lahan pertanian rawa lebak memiliki hasil panen yang cukup menggembirakan petani. Potensi lahan lebak yang dimiliki HSU yang bisa digunakan untuk pengembangan tanaman pangan khususnya padi seluas 31.844 Ha. Sementara luas tanam yang sudah dimanfaatkan seluas 25.282 Ha, dan termasuk kabupaten yang menjadi penyangga produksi beras di Kalsel, karenanya Pemkab HSU akan selalu berupaya untuk mengembangkan pertanian guna mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ke depannya, harap Bupati HSU, H Abdul Wahid, agar para petani selalu berupaya memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk usaha tani. “Saya minta agar para petani giat memanfaatkan lahan untuk kegiatan tani, kami akan selalu mendukung untuk memberikan kemudahan guna pengembangan pertanian di HSU,” ujarnya.

Bupati Wahid juga berpesan agar alat mesin panen yang sudah diserahkan beberapa waktu yang lalu bisa dijaga dan dirawat dengan baik. “Dan bagi anggota kelompok tani yang ingin pinjam agar tidak dipersulit, karena alat tersebut milik kita bersama dan harus dijaga bersama”. (Tim)