Daerah  

Gunung Marapi Siaga III, Warga Khawatir Bencana

Erupsi Gunung Marapi Sumbar

FAKTA – Terhitung Rabu (6/11/2024), pukul 15.00 WIB, status Gunung Marapi di Tanah Datar,Sumbar, dinaikkan dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga.

Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Marapi dan para pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan kegiatan dalam wilayah dengan radius 4,5 km dari pusat erupsi (kawah Verbeek) Marapi.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran dan bantaran sungai yang berhulu di puncak Marapi, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Jika terjadi hujan abu, maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).

“Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam siaran pers yang diterima wartawan, Rabu (6/11/2024).

Selain itu juga disebutkan, agar masyarakat selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah masing-masing.

Selanjutnya, Pemko Bukittinggi, Pemko Padang Panjang, Pemkab Tanah Datar, dan Pemkab Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Marapi.

Masyarakat yang ingin tahu perkembangan Marapi, juga dapat memantau melalui website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id, website PVMBG https://vsi.esdm.go.id, website Magma Indonesia https://magma.esdm.go.id, aplikasi Magma Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store, atau melalui media sosial PVMBG (facebook, twitter, dan instagram @pvmbg_).

“Tingkat aktivitas Marapi akan dievaluasi kembali secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan,” katanya.

Merespon kenaikan status Marapi ini, Koordinator Forum PRB Sumbar, Hidayatul Irwan langsung menyusun langkah mitigasi.

Anggota Forum PRB setiap perwakilan organisasi, terutama yang memiliki kemampuan respon awal, diharapkan agar senantiasa siaga setiap saat jika sewaktu waktu dibutuhkan untuk penanganan di lapangan.

“Kita juga harus melakukan pemantauan terus menerus perkembangan aktivitas Marapi,” tegasnya.

Selain itu, pihaknya menyarankan agar Pemprov Sumbar melalui BPBD agar segera melaksanakan pertemuan/rakornis dengan 4 Pemko/Pemkab yang termasuk wilayah Marapi bersama lembaga/organisasi terkait, juga dengan TNI/POLRI untuk kesiapsiagaan dan antisipasi berbagai kemungkinan akibat peningkatan status Marapi ini dan situasi dan kondisi di lapangan.

Gunungapi Marapi secara administratif terdapat di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Marapi termasuk sering mengalami erupsi. Sejak tahun 1807, erupsi memiliki masa istirahat terpendek kurang dari 1 tahun dan terlama 17 tahun (rata-rata istirahat 3,5 tahun).

Sejak tahun 1987 sampai sekarang, erupsinya bersifat eksplosif yang berpusat di Kawah Verbeek. Aktivitas erupsi biasanya disertai suara gemuruh dengan produk erupsi dapat berupa abu, lapili, dan terkadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.

“Secara visual, akhir-akhir ini aktivitas Marapi cenderung meningkat. Aktivitas hembusan dan erupsi/letusan semakin intensif dimana tinggi kolom abu erupsi teramati 2000 meter di atas puncak pada 27 Oktober 2024 dan 1500 meter di atas puncak pada 6 November 2024 pukul 05:44 WIB,” terang Muhammad Wafid.

Oleh karena itu, lanjutnya, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan tingkat aktivitas Marapi dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 6 November 2024 pukul 15.00 WIB.

Meningkatnya status gunung tersebut warga di sekitar kawasan Gunung Marapi itu khawatir akan terjadi bencana.

Hal ini di sebutkan Kepala Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Candung,Firdaus
kepada wartawan, Kamis (7/11/2024).

Firdaus menyebutkan, dari laporan warga terlihat beberapa hewan gunung menampakan diri.

“Kami menerima laporan masyarakat kemudian menelusuri cerita warga itu, memang benar ada beberapa jenis hewan gunung yang turun,” sebut Firdaus.

Jenis hewan itu yaitu monyet jenis simpai, kijang hingga beruang madu yang turun ke sekitar pemukiman warga.

Fenomena itu membuat kekhawatiran warga yang menganggap itu sebagai pertanda alam terkait bencana dari Gunung Marapi.

“Ini menjadi kecemasan warga karena jika dilihat ke masa sebelumnya, hewan-hewan gunung juga turun ke permukiman warga sebelum erupsi utama di awal Desember 2023 lalu,” sebut dia.

Hingga kini, pihaknya telah melakukan sosialisasi langkah antisipasi dan imbauan kewaspadaan warga terkait erupsi atau banjir bandang lahar dingin. Sejauh ini belum ada perintah untuk mengevakuasi warga.

” Sekitar ribuah jiwa yang bermukim di radius 4 hingga 5 kilometer dari puncak Gunung Marapi dan masih beraktivitas seperti biasanya,” imbuhnya.

Sebagian besar warga itu bekerja sebagai petani dan penggarap kebun di dalam hutan Gunung Marapi. (ss)