.
.
.
KESATUAN Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro selalu berinovasi perihal pemanfaatan lahan kosong guna pencapaian program Hutan Lestari. Di antaranya inovasi tanaman jenis Glereside.
Administratur (Adm/KKPH) Bojonegoro, Dewanto SHut MSc, didampingi Waka Adm Sub Timur serta Asper Bareng, John Sapulete, serta Kaur Teknik Kehutanan (Kaur TK), Sutrisno, mengatakan bahwa dari 13 BKPH memang bervariatif sebagai demplot, seperti tanaman tebu ada di sebagian lahan kosong BKPH Nglambangan, untuk tanaman kayu putih di BKPH Clangap dan Tengger, Tondomulo. Walau BKPH lain juga dikembangkan, termasuk BKPH Bareng. Ternyata Gleriside uji coba di BKPH Bareng, serta BKPH lainnya seperti BKPH Temayang, Tretes, Gondang, Clebung, Nglambangan, cukup menjanjikan dengan masa panen 3 tahun. Namun liputan edisi ini kita bahas Glereside di BKPH Bareng.
Selanjutnya Asper/KBKPH Bareng, John Sapulete, didampingi Kaur TK Sutrisno memerinci luas hutan dalam kewenangannya yang ditanami Gleriside, yakni seluas 55,7 hektar (Ha) tersebar di 6 (enam) anak petak. “Cocok dengan kultur tanah di RPH Sekidang, kecil gangguan. Keunggulan tanaman bahan valed ini bisa tumpangsari dengan tanaman pertanian, misalnya jagung. Di samping tanah kosong katagori lama, ternyata lahan kosong pasca tebangan B luasnya 6,1 Ha. Tanamannya juga bagus. Untuk jarak tempuh BKPH Bareng dengan KPH Bojonegoro sekitar 39 km,” pungkas Sutrisno. (F.463)
