Wacana Pemerintah Kota Surabaya menjadikan gedung sekolah sebagai tempat isolasi menimbulkan beragam reaksi dari warga.
Warga RW 02 Gubeng Jaya dan warga RT 14 RW 02 Gubeng Jaya menolak rencana penggunaan gedung sekolah itu digunakan lokasi pasien isoman.
Warga memasang banner bertuliskan ‘Seluruh Warga RW 02 Gubeng Jaya dan Warga RT 14 – RW 02 Gubeng Jaya Menolak SDN Gubeng 1 Dijadikan Tempat Isoman Pasien Terinfeksi COVID-19’.
Baca Juga : APBD Badung 2022 Dirancang Rp 2,9 Triliun
Banner berwarna kuning dengan huruf warna merah dipasang sejumlah warga di depan SDN Gubeng 1. “Kita menolak, karena lokasi SD di tengah pemukiman warga padat penduduk,” kata Chusaini tokoh masyarakat sekaligus warga RT 14 RW 02, Gubeng Jaya saat ditemui di lokasi.
“Apalagi disini jalurnya sempit, kalau ada suara sirine ambulance membuat kita was-was dan tidak tenang,” jelas Chusaini, juga Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FPKM) Kelurahan Gubeng.
Ketua RW 02 Joko Susanto menyampaikan warga tidak mendapatkan sosialisasi terkait penggunaan SDN Gubeng 1 sebagai tempat penananganan COVID-19.
“Saat ini belum ada sosialisasi, sudah itu saja,” tandasnya.
Setelah pihak Kecamatan Gubeng datang, warga tampak membereskan dan memasukkan kursi-kursi yang sebelumnya sudah tertata rapi di halaman sekolah. Banner penolakan yang terpasang juga dilepas warga setempat. (ren)






