
BUPATI Badung, I Nyoman Giri Prasta, menghadiri karya padudusan alit lan mupuk pedagingan di Pura Begawan Penyarikan, Banjar Adat Muding Kelod, Kelurahan Kerobokan Kaja, Desa Adat Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Senin (20/5). Kehadiran bupati bertepatan dengan upacara mecaru melaspas dan mendem pedagingan lan ngelinggihang yang dipuput Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerta Buana. Puncak karya akan dilaksanakan pada Sabtu, 25 Mei 2019, bertepatan dengan tumpek landep. Bupati Giri Prasta melakukan mendem pedagingan dan menandatangani prasasti, sekaligus menyerahkan dana upakara sebesar Rp 300 juta.
Dalam kesempatan tersebut bupati didampingi Anggota DPRD Budung, A A Ngurah Ketut Agus Nadi Putra, Kabag Humas Setda Badung, I Putu Ngurah Thomas Yuniarta, Camat Kuta Utara, A A Ngurah Arimbawa, beserta unsur tripika kecamatan, Lurah Kerobokan Kaja, I Made Adnyana, Bendesa Adat Kerobokan, A A Putu Sutarja, tokoh masyarakat I Bagus Alit Sucipta, kelihan adat dan dinas Br Muding Kelod.
Prawartaka Karya, I Wayan Sutama, mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Badung yang senantiasa hadir dan selalu membantu kebutuhan masyarakat Badung khususnya krama Banjar Muding Kelod. Dijelaskannya, pembangunan Bale Banjar Muding Kelod sudah berjalan dengan lancar sesuai rencana. Bangunan yang sudah diperbaiki meliputi bangunan parhyangan Pura Begawan Penyarikan, bale gede, pewaregan dan tembok penyengker. Pembangunan ini menghabiskan dana Rp 1,6 milyar dari bantuan hibah Pemkab Badung. “Ke depan kami berharap agar Pemerintah Badung selalu membimbing dan memberi arahan terhadap segala kebutuhan krama di sini. Karena ke depannya akan masih ada rencana untuk membangun wantilan di banjar dan perbaikan jalan serta trotoar yang ada di Muding Kelod ini,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, menyampaikan agar krama banjar selalu berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa terutamanya di Pura Begawan Penyarikan yang ada di Br Muding Kelod ini. Dijelaskannya, Pura Begawan Penyarikan adalah sebagai Dewa Pengayom organisasi, karena beliau adalah Dewa Administratur yang Agung. Beliau dipuja atau distanakan di banjar-banjar dengan sebutan Ratu Bagawan Penyarikan, sebagai dewa organisasi. “Maka dari itu krama banjar semua yang ada di banjar ini melakukan sangkep dan berkumpul untuk ngerastiti bakti atau meminta berkah kepada Ida Begawan Penyarikan. Baik dia pengusaha, perbekel atau kelian, semua di sini meminta berkah agar selalu dituntun ke arah yang benar,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan bale banjar merupakan simbol dari budaya Bali. “Maka dari itu saya meminta agar krama Banjar Muding Kelod ini dapat bersatu, yaitu sagilik saguluk saluwung-luwung lan sabayantaka, sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera yang sering disebut dengan gemah ripah loh jinawi”.
Selain itu Bupati Giri Prasta juga berharap agar masyarakat krama Muding Kelod ini agar selalu meningkatkan kesadaran akan kebersihan, menjaga kesucian bale banjar dan Pura Begawan Penyarikan. Diharapkan krama banjar memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dengan menerapkan sistem reuse, reduce dan recycle. “Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya, reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, serta recycle berarti mengolah kembali atau mendaur sampah itu menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat,” jelasnya. (Humas Setda Kabupaten Badung)