Majalahfakta.id Proyek pembangunan irigasi yang dibangun pemerintah di Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), hingga saat ini dinilai belum dirasakan manfaatnya bagi masyarakat petani. Balai Sulawesi III Palu melakukan pembangungan sejak tahun 2010.
Hamdan, salah seorang anggota Kelompok Tani (Poktan) angkat bicara terkait keberadaan saluran irigasi yang dikerjakan mulai dari Desa Campaloga, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju hingga Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng). “Sama sekali belum ada manfaatnya, karena air tidak bisa mengalir sampai ke areal persawahan,” katanya.
“Mau bilang apa kalau begitu, hingga saat ini keberadaan irigasi sama sekali belum teraliri air,” sebut Hamdan. Terkait dengan banyaknya petani yang mengalihfungsikan sawahnya menjadi perkebunan kelapa sawit itu, tidak bisa dipungkiri lagi. Kata Hamdan, khusus Desa Buana Sakti sawah yang sudah dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit, sekitar 95 persen.
Petani lokal berharap, agar proyek yang ada di Kecamatan Tommo ini perlu ditinjau kembali. Jangan sampai dianggarkan setiap tahun namun tidak dirasakan manfaatnya bagi para petani lokal khususnya di Kabupaten Mamuju dan Mateng
Persoalan ini menjadi keluhan bagi petani lokal karena sepanjang irigasi atau keberadaan irigasi tidak juga memberikan manfaat yang melimpah untuk bisa mengairi setiap persawahan bagi petani.
Padahal jauh sebelumnya, keberadaan proyek ini sangat dinantikan – nantikan masyarakat petani lokal, karena areal persawahan yang selama ini terkenal sawah tadah hujan. Namun dengan adanya proyek ini yang dibangun pemerintah pusat, tentu akan bisa berubah menjadi areal produktif.
Seorang Ketua Poktan Sumber Sari, Slamet Riyadi di Dusun Wonosari, Desa Buana Sakti Kecamatan Tommo mengatakan, sudah ketiga kalinya mengalami gagal panen, karena padi yang ditanam tidak membuahkan hasil akibat kekurangan air.
Dan ia juga katakan, karena tidak memberikan hasil akhirnya sawahnya dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit. “Dari pada menunggu irigasi yang tidak jelas kapan selesai bahkan lama kelamaan jadi mubazir,” pungkas Slamet (amk)