.
.
.
PRAVEEN Jordan/Debby Susanto untuk kali pertama mencatat prestasi besar, dengan menjuarai turnamen bergengsi, All England 2016, di Birmingham, hari Minggu (14/03).
Di babak final ganda campuran, Praveen/Debby menang dua set langsung atas pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, 21-12 dan 21-17.
“Tentu kami senang bisa juara. All England adalah turnamen bulu tangkis tertua di dunia,” kata Praveen, kepada BBC Indonesia.
Praveen mengatakan kunci kemenangan di babak final adalah dengan bermain tenang dan menerapkan strategi khusus.
“Para pemain Eropa sangat matang. Jadi kami berusaha untuk tidak terbawa permainan mereka. Kami harus bermain lebih cepat,” kata Praveen.
“Selain itu, jangan anggap pertandingan final sebagai beban. Anggap saja ini pertandingan di putaran pertama. Dengan begitu kami bisa tenang dan lebih enjoy,” kata Praveen.
Dalam pertandingan ini Praveen/Debby terlihat lebih unggul, terutama untuk kekuatan pukulan dan variasi penempatan bola.
Berkali-kali penempata bola Praveen/Debby membuat pasangan Denmark mati langkah.
Pedersen mengakui Praveen/Debby bermain jauh lebih baik.
“Permainan mereka sangat cepat, kami tak bisa mengimbangi mereka,” kata Pedersen.
“Kami kecewa tentu saja, tadinya kami optimistis bisa menang. Apalagi kami sudah melakukan persiapan sebaik-baiknya,” tambah Nielsen.
Kedua pasangan sudah beberapa kali bertemu dan pasangan Denmark lebih unggul, namun dalam empat pertandingan terakhir, Praveen/Debby selalu menang, termasuk di All England kali ini.
Manajer tim Indonesia, Ricky Soebagdja, mengatakan bahwa Praveen/Debby layak menang.
“Mereka bermain tenang dan setelah lolos ke final, kepercayaan diri mereka bertambah besar, modal penting untuk terjun di babak final,” kata Ricky. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com
