
HYMNE Guru yang liriknya,”Terpujilah Wahai Engkau, Engkau Ibu Bapak Guru. Namamu Akan Selalu Hidup Dalam Sanubariku. Engkaulah Pelita Dalam Kegegelapan… dan seterusnya”, menjadi bagian dari visi-misi yang diterapkan oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Drs Sarwo Edi. “Kami memberlakukan pola kepemimpinan tidak dengan otoriter, tetapi dengan kebersamaan ‘handarbeni’ sesuai tupoksi masing-masing dengan penuh rasa tanggung jawab. Dengan mengedepankan azas kekeluargaan dan musyawarah, yakni saling asah, asih, asuh, tidak tebang pilih. Semua memiliki kewajiban di SMPN 1 Trucuk. Seumpama ada kepala sekolah, proses belajar mengajar ‘ping-pingan’. Tetapi bila kasek tidak ada, muncul kesan mengajar siswa dengan seenaknya, misal siswa ditinggali tugas mencatat tetapi gurunya di luar ruang kelas dengan kegiatan tidak sesuai tugas dan tanggung jawabnya,” papar Kasek SMPN 1 Trucuk.
Termasuk agar tidak terjadi miskomunikasi. Kepala sekolah yang hidup berumah tangga dengan Dra Lilik Artiningsih (Guru Akuntansi SMK Sungguhan), selalu berbaik sangka, namun dengan intelijen tinggi. Dalam artian, bila memperoleh laporan/informasi, lalu mengamati dan mengawasi. Hasil intelijennya lalu dianalisa baru menentukan langkah, yakni mengadakan pertemuan sehingga tidak terjadi salah paham dalam membuat kebijakan yang berujung menjadi keputusan. Suatu misal, sikap guru kok tidak seperti biasa, maka digalilah informasi, informasi mendekati kebenaran (A 1), baru ditemui. Lalu dicarikan sebuah solusi.
Demikian juga terdapat murid kok bandel maka dicari tahu akar masalahnya dan menjadikan dia katagori nakal pol, maka tak perlu dihardik tetapi dididik. Termasuk saat menemukan sepatu siswa kelihatan jebol, jangan disuruh pulang, tetapi ditanya dan dicocokkan dengan cerita siswa yang sepatunya bolong/rusak. Begitu diketahui kondisi orangtuanya memang tak mampu, maka pihak sekolah-lah yang akan membelikan. “Memimpin adalah amanah. Mendidik, mengasah, mengasuh siswa entah itu anak siapa, juga amanah. Pencapaian berfastabiqul khairrat marilah berusaha meraihnya. Soal reward dan punishment di sini ada. Untuk guru maupun murid,’’ papar kasek kelahiran Pasinan tapi besar di Sidoarjo ini.
Disebutkan oleh Kasek SMPN 1 Trucuk yang putra dari seorang polisi ini bahwa reward itu diberikan pada guru sesuai bidangnya. Yakni, jika selama melaksanakan tugas dengan baik maka bersiaplah untuk menjabat sebagai wakil kepala sekolah, akan tetapi didukung jenjang karier. ‘’Tidak ‘ujug-ujug rapor’ baik lalu diangkat wakasek. Namun sudah pernah/sedang sebagai kaur (administratif sekolahan). Dan diberlakukan jabatan wakasek adalah 2 (dua) tahun. Namun perihal punishment, yakni berupa sanksi teguran lisan, peringatan tertulis 1, 2, 3. Bila masih tidak mengindahkan peringatan tertulis ke-3 maka dikurangi jam mengajarnya. Sedangkan bagi murid, rewardnya berupa beasiswa, bervariatif besarannya, terbanyak Rp 1.000.000,- terkecil Rp 250.000. Subhanallah wal hamdulillah, mulai tukang kebon sampai guru semua uhlil amri minkhum. Tidak ada yang ‘gleyor’. Seperti tersurat dalam syair dari Pak Haji Rhoma Irama,’Kalau sudah ada kemudi, mudah mengarahkan kendaraannya. Kalau sudah mengenal diri, mudah tuk mengarahkannya’. Dengan demikian kompak seirama sejalan, piye karepe pimpinan, arahnya bagaimana, semua sudah paham. Yakni, dengan kemajuan dan amanah wali murid menyekolahkan anaknya di sini adalah mempercayai putra-putrinya untuk dididik, bukan untuk dihardik. Oleh karena itu, sebagai pendidik mau tidak mau, suka tidak suka, mendidik siswa-siswi dengan menebarkan budaya kasih sayang”.
Disampaikan pula oleh mantan guru SMPN 2 Kalitidu ini bahwa fasilitas proses belajar mengajar di SMPN 1 Trucuk cukup namun ada kekurangan ruang untuk RKB. Untuk ujian berbasis komputer sudah berjalan sejak 2 tahun lalu. Sekarang persiapan untuk mengikuti lomba Adi Wiyata Tingkat Provinsi Jawa Timur. “Prestasi di tingkat kabupaten yang diraih tahun 2018 di antaranya lomba bela diri pencak silat juara 3. Juara 3 sepak takraw. Juara Harapan 1 drum band. Semua sinergi dan paham tentang tanggung jawab masing-masing,” papar Kasek SMPN 1 Trucuk yang jabatan difinitivnya Maret 2018 ini.
“Memang, kami bukan ingin dihargai dan dinomorsatukan. Akan tetapi jika sudah memerintah kok tidak segera dilaksanakan, yo terus terang kami ‘nyangi’ sendiri. Yo ngono po piye ? Konsep demikian adalah kita punya kewajiban dan tanggung jawab, maka tidak tepat jika menunda. Alhamdulillah, sinergi,” jelas mantan Kasek SMPN 1 Malo 4 (empat) tahun ini.
Disebutkan juga bahwa tahun ajaran 2019-2020 jumlah siswa SMPN 1 Trucuk kelas 7 = 192 anak, kelas 8 = 189 anak, kelas 9 = 185 anak. “Ada kenaikan jumlah siswa baru tiap tahun atau sudah dua tahun berjalan. Perihal kegiatan ekstra kurikuler wajib yakni kelas 7 hari Sabtu Pramuka, kelas 8 wajib PMR. Sedangkan ekstra kurikuler pilihan yakni bola voli, sepak takraw, drum band, rencana seni tari. Plus kegiatan lain yakni TIK dan Karya Ilmiah Remaja masih bersifat temporer. Ditambah untuk memupuk imtaq, ada kegiatan bimtal (bimbingan mental/agama/religi) dengan mendatangkan da’I untuk memberikan thausiyah dan juga bakti sosial. Jumlah tenaga guru PNS 20 orang plus 2 orang GTT (tambahan untuk Mapel Agama dan Bahasa Indonesia), operator dan dapokdil. Kemudian tenaga administrasi tetap 2 personil plus 5 PTT.
“Hal yang tidak pas adalah bila kami (kepala sekolah) sedang tidak ada di sekolahan (karena ada kepentingan dinas), tetapi ada oknum guru membuat kebijakan tanpa sepengetahuan kami. Minimal bertanya dululah. Kebijakan jangan dibuat dulu karena pertanggungjawaban SMPN 1 Trucuk ada pada kami. Bukan berarti kita bebas lepas semau gue, karepe dewe, jangan begitulah. Karena kami dulu sebelum jadi kasek, juga jadi guru, begitulah. Turut serta berbagi dan mencerdaskan anak bangsa adalah bagian dari ibadah,” tutur Kepala SMPN 1 Trucuk dengan ramah kepada Eko Purnomo dari Majalah FAKTA.
Selanjutnya komentar beberapa wali murid yang tanpa sengaja bertemu FAKTA ketika hendak bergegas ke liputan lain. “Pak Sarwo Edi itu memang berbudi luhur, wali murid senang dan bangga kepadanya. Kebijakannya tidak memberatkan wali murid, dia benar-benar tanggung jawab dunia akhirat sebagai kepala sekolah. Pokoknya banyak sisi positifnya. Gurunya pun demikian. Tolong ra usah disebut namaku, tenan lo yo”, kata seorang wali murid SMPN 1 Trucuk yang juga aparatur negara. (F.463)






