FAKTA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) kembali menegaskan posisinya sebagai pionir dalam pendidikan kewirausahaan. Melalui Program SMA Double Track (DT), Jatim sukses memecahkan Rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai pemrakarsa program dengan jumlah Kelompok Usaha Siswa (KUS) terbanyak, mencapai 1.600 KUS yang melibatkan hingga 9.600 pelajar dari 144 SMA.
Piagam penghargaan MURI tersebut diserahkan langsung kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, dalam perhelatan bergengsi Millennial Entrepreneur Award (MEA) 2025 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (8/10/2025).
Gubernur Khofifah menyatakan kebanggaannya atas capaian ini, yang menunjukkan konsistensi Jatim dalam mencetak generasi muda mandiri.
“Program SMA Double Track adalah bukti nyata bahwa pendidikan di Jawa Timur bukan hanya mencetak lulusan akademis, tetapi juga melahirkan generasi tangguh yang siap membangun masa depan,” ujar Khofifah.
Keberhasilan para siswa bukan hanya di skala lokal, tetapi juga telah menembus batas negara. “Hal ini terbukti dengan beberapa busana karya siswa SMA DT yang terjual di Hong Kong dan pasar internasional,” ungkap Khofifah, menekankan pentingnya inovasi bagi generasi muda.
Program Double Track, yang membekali siswa dengan keterampilan praktis di luar kurikulum reguler, terbukti sangat efektif. Data Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim mencatat, sekitar 62 persen lulusan SMA DT telah memiliki keterampilan dan usaha mandiri, menepis anggapan bahwa lulusan SMA hanya memiliki opsi ke perguruan tinggi.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, memaparkan data keuangan yang mencengangkan. Keahlian praktis mulai dari tata boga, tata busana, multimedia, hingga pemasaran digital, telah menghasilkan omzet kolektif yang fantastis.
“Rata-rata omzet per kelompok usaha mencapai Rp5–Rp7 juta per bulan. Secara keseluruhan, akumulasi omzet dari seluruh kompetensi Double Track di 144 sekolah hingga September 2025 sudah mencapai angka fantastis Rp4,7 miliar,” jelas Kadindik Aries, yang juga menyebut sukses program ini karena sinergi kuat dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI) serta ITS sebagai katalisator.
Rektor ITS, Prof. Bambang Pramujati, menyambut baik pencapaian ini, “ITS bangga menjadi bagian dari upaya membangun generasi muda yang terampil dan berdaya saing tinggi,” ungkapnya.
Ajang MEA 2025 sendiri menjadi puncak apresiasi, menampilkan karya-karya inovatif dari 1.600 KUS dalam sembilan kategori lomba, membuktikan bahwa kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan industri mampu melahirkan peluang usaha nyata langsung dari lingkungan pendidikan. (fik)