World Clean Up Day 2019, Bersih-Bersih Area Pasar Di Balangan

Pembukaan pameran sampah yang disulap menjadi sesuatu yang bernilai karya siswa-siswi SDN Batu Piring.
Pembukaan pameran sampah yang disulap menjadi sesuatu yang bernilai karya siswa-siswi SDN Batu Piring.

Ratusan Sampah Disulap Menjadi Barang Bernilai Oleh Guru Dan Murid SDN Batu Piring

Pembukaan pameran sampah yang disulap menjadi sesuatu yang bernilai karya siswa-siswi SDN Batu Piring.
Pembukaan pameran sampah yang disulap menjadi sesuatu yang bernilai karya siswa-siswi SDN Batu Piring.

MENJAGA lingkungan dan kebersihan bukan hanya dilakukan oleh petugas kebersihan atau segelintir orang saja. Kita semua harus ikut menjaga lingkungan dan kebersihan. Hal tersebut coba diwujudkan dalam World Clean Up Day 2019.

Setiap tahunnya, sampah terus bertambah. Untuk menanggulangi masalah tersebut, gerakan World Clean Up Day ini merupakan aksi global sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sampah yang disebabkan oleh manusia. Dan masalah sampah adalah tanggung jawab setiap orang. Untuk itu semua harus bersama-sama mengatasinya.

Kabupaten Balangan yang berjuluk Bumi Sanggam juga tidak ketinggalan turut berpartipasi. Ratusan warga, termasuk murid-murid sekolah baik tingkat SMA hingga SD, juga ikut melakukan aktivitas bersih-bersih dalam gerakan “World Clean Up Day 2019” sebagai bentuk kontribusi dalam menjaga lingkungan agar bersih dan sehat.

Demikian pula dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Balangan, KNPI, BNN, Ibu-Ibu Bhayangkari, para relawan, mahasiswa, anak sekolah, bersama-sama bergotong royong membersihkan area lapangan Martasura, Pasar Paringin, dan Pasar Adaro. Mereka memunguti sampah, utamanya sampah plastik yang ada di jalan-jalan dan selokan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Balangan, Musa Abdullah, mengatakan bahwa Dinas Lingkungan Hidup mempunyai banyak program penanganan dan pengurangan persampahan, dan yang dilakukan saat ini adalah pengurangan persampahan, dan mempunyai pengaruh yang cukup besar karena dilakukan oleh anak sekolah, dari tingkat SD-SMA, dan ibu-ibu yang dapat membuka wawasan di masa mendatang agar dapat berfikir untuk menangani sampah-sampah.

“Semoga kegiatan ini dapat berkesinambungan, yang bisa dilaksanakan 3 bulan atau 4 bulan sekali, kalau perlu melibatkan para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat,” tuturnya.

Aksi bersih-bersih di area pasar di Kabupaten Balangan.
Aksi bersih-bersih di area pasar di Kabupaten Balangan.

Ketua  Panitia, Mira Irianti, tidak menyangka banyak siswa-siswi dan relawan yang mengikuti gerakan ini yaitu sebanyak 300 orang lebih. Dan, ia berharap agar acara ini dapat memberikan kesadaran untuk masyarakat agar lebih bijak terhadap plastik. “World Clean Up Day ini bertujuan agar masyarakat dapat bijak dalam menyikapi sampah plastik, yaitu dengan menggunakan tumbler dan mengurangi sampah plastik,” jelasnya.

World Clean Up Day 2019 ini tidak hanya berlangsung di Kabupaten Balangan, namun dilakukan di seluruh Indonesia dan diikuti oleh 158 negara. Setelah bersih-bersih selesai, relawan dan para pelajar menimbang sampah yang diperoleh dan menukarnya dengan tumbler.

Pihak BNN Kabupaten Balangan tidak hanya beraktifitas memungut dan membuang sampah dari berbagai jenis saja, juga bersosialisasi dan membagikan bibit tanaman pohon.

Terkait dengan “World Clean Up Day 2019” dan lingkungan yang bersih serta sehat, para guru dan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Batu Piring bersosialisasi dengan memamerkan sekitar 500 sampah yang disulap menjadi sesuatu yang bernilai dari karya mereka, pameran sampah tersebut diikuti oleh setiap kelas yang bertempat di lapangan SDN Batu Piring, Paringin Selatan.

Mohammad Fatahillah selaku Kasi Kelembagaan Sarana Prasarana Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengapresiasi sekali hasil karya siswa-siswi dan guru SDN Batu Piring tersebut. “Ini merupakan pembelajaran yaitu implementasi dari pendidikan lingkungan hidup yang mana SDN Batu Piring ini adalah merupakan SD Adiwiyata atau sekolah yang berwawasan lingkungan,” tuturnya.

Fatahillah juga menekankan untuk tidak hanya berteori namun harus praktek dan mengimplementasikan baik di sekolah, di rumah dan juga di masyarakat. “Hal ini harus diamalkan yang mana dari anak bangsa inilah nantinya akan membawa keberhasilan pembangunan di Kabupaten Balangan”.

Di samping itu Kepala SDN Batu Piring, Musa, mengatakan, pameran sampah yang dijadikan berbagai macam kreativitas olahan yang bernilai ini bertujuan agar siswa-siswi memiliki wawasan lingkungan. “Contohnya, kami ingin mewujudkan secara nyata bahwa sampah itu akan menumpuk kalau tidak kita manfaatkan. Sampah-sampah yang didapat lalu kita manfaatkan menjadi hasil karya, supaya siswa-siswi menjadi kreatif. Barang-barang yang semula sampah lalu menjadi bermanfaat dan kreatif,” ucap Kepala SDN Batu Piring.

Musa berharap kegiatan pameran hasil karya siswa-siswi dan guru ini menjadi inspirasi dari sekolah-sekolah lain untuk melakukan hal yang serupa.

Kabupaten Balangan yang mengikut-sertakan para siswa-siswi, baik dari tingkat SMA hingga SD, maupun relawan warga umum lainnya berharap agar nantinya akan menjadi salah satu kabupaten yang mempunyai lingkungan bersih dan sehat. Dengan lingkungan seperti itu, tentunya akan memiliki masyarakat yang sehat dan kuat, sehingga dapat membangun Bumi Sanggam menjadi lebih maju.

Seperti diketahui bahwa World Clean Up Day Internasional menjadi ajang yang dapat digunakan sebagai kegiatan membersihkan sampah di lingkungan sekitar dan dilakukan serentak di 157 negara. Indonesia tak luput menjadi negara yang ikut serta dalam kegiatan bersih-bersih ini.

Indonesia melakukan kegiatan ini di 34 provinsi dari Aceh hingga Papua. Hutan Kota Patriot Bina Bangsa Bekasi menjadi titik utama pelaksanaan World Clean Up Day Indonesia 2019.

Setelah sukses dilaksanakan pertama kali tahun 2018, tahun 2019 Komunitas Let’s Do It Indonesia kembali menyelenggarakan World Clean Up Day Internasional yang mengusung tema “Clean Up for Peaceful Indonesia”.

Membawa semangat berani kotor itu baik, aksi bersih-bersih terbesar ini juga melibatkan anak-anak yang masih berusia 10 hingga 16 tahun. Dilibatkannya anak-anak karena dinilai berhasil menjadi sosok yang inspiratif dan mereka merupakan generasi penerus yang akan dapat menjaga lingkungan menjadi bersih dan sehat hingga pada tahun-tahun berikutnya.

Anak-anak itu punya pengaruh positif, kecil tapi powerful. Mereka sudah jauh lebih banyak berbuat, memberi contoh untuk orang-orang di sekitarnya. Mereka menyelamatkan playground mereka, yaitu bumi Indonesia.

World Clean Up Day Indonesia ini juga diharapkan tidak hanya berhenti sampai pada penyelenggaraan kegiatan ini saja, namun akan terus berlanjut.

Gerakan World Clean Up Day Indonesia ini didukung penuh oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) RI. Dikatakan bahwa anak-anak adalah pondasi utama untuk melanjutkan gerakan Indonesia Bersih ke depannya. Dari usia dinilah, bangsa kita ingin memulai kesadaran untuk bersih, sehat dan nyaman. KPPA juga menurunkan forum anak dari seluruh Indonesia untuk mengikuti kegiatan ini sesuai daerah masing-masing.

Untuk menjadikan lingkungan yang bersih dan sehat, dibutuhkan kesadaran bersama untuk mengatasi masalah persampahan. Terlebih, jumlah titik illegal dumping (pembuangan sampah pada tanah lapang) di Indonesia sudah lebih dari 4.000 titik. Angka itu sangat disayangkan karena tempat-tempat tersebut seharusnya bisa menjadi tempat bermain anak di alam yang nyaman.

Kita semua bertanggung jawab atas sampah kita sendiri. Percayalah, dengan semangat kolaborasi, tentunya akan dapat membawa dampak yang jauh lebih besar untuk menuju perubahan kebersihan yang lebih baik lagi.

Meskipun World Clean Up Day Indonesia baru dilaksanakan dua kali, antusiasme masyarakat sudah cukup tinggi. Terbukti dari jumlah pesertanya pada tahun 2018 mencapai 7,6 juta relawan. Angka tersebut membawa Indonesia menjadi negara pertama yang memimpin aksi clean up terbesar di dunia.

Para relawan, mahasiswa, anak-anak sekolah, bersama-sama bergotong royong membersihkan area lapangan Martasura, Kabupaten Balangan.
Para relawan, mahasiswa, anak-anak sekolah, bersama-sama bergotong royong membersihkan area lapangan Martasura, Kabupaten Balangan.

Tahun 2019 ini, angka tersebut diharapkan dapat bertambah hingga melampaui 13 juta relawan di seluruh Indonesia. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat pula tentang pentingnya mengolah sampah.

Dengan jumlah relawan yang terus bertambah sehingga sampah-sampah yang berserakan di jalan-jalan ataupun di got-got (selokan-selokan) cepat terkumpul dan dapat didaur ulang, juga semakin cepat dapat diselesaikan.

Kendati demikian, pihak penyelenggara sudah menargetkan 50 persen sampah yang terkumpul dari aksi bersih-bersih ini bisa dikelola dengan adanya penambahan jaringan bank sampah atau melalui perusahaan daur ulang. Target ini diharapkan dapat tercapai mengingat pada tanun lalu pengolahan sampah sudah dilakukan sebesar 30 persen. Tahun lalu lebih dari 14 ribu ton sampah yang dikumpulkan. Tahun ini diharapkan bisa meningkat dua sampai tiga kali lipatnya dan dapat diolah.

World Clean Up Day kali ini tidak hanya diikuti oleh siswa-siswi dari SMA hingga SD serta beberapa komunitas peduli lingkungan dari universitas, tapi juga diikuti oleh masyarakat yang peduli akan pentingnya kebersihan untuk kesehatan. Memang, zaman sekarang kepedulian orang-orang terhadap sampah itu masih sedikit, namun dengan adanya gerakan World Clean Up Day kesadaran masyarakat akan sampah semakin meningkat pula.

Dilibatkannya anak-anak ikut serta dalam kegiatan ini diharapkan dapat memberikan contoh yang baik dan diharapkan pula mereka tetap meningkatkan kegiatan peduli sampah dan mengedukasi sesama untuk bijak mengolah sampah. (Tim)