Wawrinka Hadapi Federer Di Semifinal Antar-Swiss

Wawrinka tak lagi gugup menghadapi Federer, sebaliknya Federer bisa gugup menghadapi Wawrinka
Wawrinka tak lagi gugup menghadapi Federer, sebaliknya Federer bisa gugup menghadapi Wawrinka

ROGER Federer dan Stan Wawrinka akan bertemu dalam pertarungan antarpemain Swiss di semifinal AS Terbuka sesudah kemenangan impresif atas Richard Gasquet dan Kevin Anderson.

Juara Grand Slam 17 kali, Roger Federer, tak menderita satu kali pun break point ketika mengalahkan pemain Prancis, Richard Gasquet, 6-3 6-3 6-1 hanya dalam 87 menit.

Sementara dua kali juara Grand Slam, Stan Wawrinka, juga tak menemui kesulitan dalam mengalahkan penakluk Andy Murray, petenis Afrika Selatan, Kevin Anderson, 6-4 6-4 6-0.

Di semi final lain, unggulan pertama, Novak Djokovic, akan menghadapi juara bertahan, Marin Cilic dari Kroasia.

Federer menang dalam 16 dari 19 pertemuan dengan pemain senegaranya, Wawrinka, namun kalah di pertandingan terakhir mereka di perempat final Prancis Terbuka.

Dalam World Tour Finals tahun lalu di London, pertandingan keduanya malah diwarnai oleh perilaku tak pantas dari isteri Federer.

Federer pernah sangat superior terhadap Wawrinka, tapi tidak belakangan ini
Federer pernah sangat superior terhadap Wawrinka, tapi tidak belakangan ini

Namun Federer mengatakan sangat gembira bertanding lagi melawan rekannya di tim Davis Cup Swiss itu.

“Stan tampil sangat hebat melawan saya di Paris,” katanya.

Dan Stan Wawrinka kemudian menjuarai Prancis Terbuka itu – Grand Slam kedua yang dijuarainya setelah Australia Terbuka tahun lalu.

“Sungguh sangat gembira bisa menghadapinya di sini. Keren sekali bagi kami untuk tampil dalam semifinal antarsesama Swiss.”

Wawrinka mengaku, hubungannya dengan Federer masih sangat baik sebagai teman di luar lapangan. Namun di lapangan, menurutnya, situasinya berubah seiring makin kompetitifnya kedua pemain, dengan Wawrinka tak lagi sekadar underdog.

“Dulu cuma saya,” kata Wawrinka. “Dulu saya selalu gugup (berhadapan dengan Federer) karena saya tahu saya tidak berada di level yang sama dengan dia – itu pasti.”

“Sekarang saya kira kita bisa lihat bahwa dia juga bisa gugup setiap kali kami saling berhadapan di beberapa tahun terakhir. Itu perbedaan besarnya, karena hal itu menunjukkan, ia tahu betul bahwa saya bisa bermain di level dia.” (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com