APA yang dilakukan Walikota Mojokerto, Drs K H Mas’ud Yunus, ini patut untuk dicontoh dan sekaligus memotivasi semua kepala daerah dan atau jajaran di bawahnya, rela gajinya satu bulan disumbangkan untuk pembangunan masjid.
Ini terjadi pada Minggu (20/3) saat Walikota Mojokerto menghadiri acara prosesi peletakan batu pertama pembangunan Masjid Mujahidin di Jalan Benteng Pancasila gang Garuda Mas, Kelurahan Balongsari, Kota Mojokerto. Dalam acara tersebut walikota menyampaikan bahwa bantuan dari pemerintah untuk pembangunan masjid bisa dilakukan asal pengurus memiliki akta pendirian yang berbadan hukum dan selanjutnya dapat diperhatikan untuk segera diproses.
Mas’ud Yunus yang juga seorang kyai menyampaikan sabda Rasululloh yaitu sebaik-baik tempat adalah yang banyak masjidnya, karena semakin banyak masjid akan semakin banyak pula orang yang ibadah. “Oleh karena itu di Benteng Pancasila ini kan banyak kafe dan warung makan, maka perlu diimbangi dengan banyaknya masjid. Karena tempat ibadah merupakan kebutuhan dari masyarakat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan,” tuturnya.
Walikota lantas menuturkan bahwa sambil menunggu pengajuan bantuan tersebut diurus, gajinya sebagai walikota yang berjumlah Rp 6.139.000,- akan diserahkan kepada pengurus pembangunan masjid. “Sambil menunggu proses pengajuan bantuan ke pemerintah, saya secara pribadi ikut urun. Gaji saya bulan April 2016 seluruhnya saya serahkan kepada pengurus pembangunan Masjid Mujahidin ini,” serunya.
Hal ini juga sesuai dengan visi pembangunan Pemerintah Kota Mojokerto menuju service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral. Untuk membangun masyarakat yang bermoral tanpa dilandasi agama adalah omong kosong. “Sebab landasan moral itu adalah agama. Karena itulah pembangunan di sektor keagamaan ini merupakan salah satu prioritas,” sampainya.
Pembangunan sektor keagamaan itu ada tiga hal. Pertama, menurut Walikota Mas’ud Yunus adalah meningkatkan kualitas kehidupan umat beragama. Bagaimana kualitas hidup beragama warga kota terus meningkat supaya tingkat keimanan dan ketaqwaannya bisa terus meningkat akhirnya mereka akan menjadi orang yang saleh ritual dan saleh sosial.
Saleh ritual artinya mereka akan rajin melaksanakan ibadah ritual. Saleh sosial artinya mereka menjadi orang yang peduli pada masalah kemanusiaan dan sosial di lingkungannya.
Kemudian yang kedua adalah meningkatkan kerukunan hidup umat beragama. Karena di Kota Mojokerto ini semua agama ada pemeluknya.Bagaimana mereka yang berbeda-beda keyakinan ini bisa hidup berdampingan dengan cara baik untuk bersama-sama membangun Kota Mojokerto kedepan yang lebih baik.
“Inilah realisasi dari amanat dalam quran; lakum dinukum waliyadin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Jadi, untuk urusan prinsip tidak bisa disamakan, tapi bagaimana urusan kemanusiaan, urusan sosial dan urusan pembangunan ini tanggung jawab kita bersama. Tidak membeda-bedakan agama, tidak membeda-bedakan suku, tidak membeda-bedakan ras, dan tidak membeda-bedakan golongan,” lanjutnya.
Ketiga adalah pemberdayaan lembaga-lembaga keagamaan. Bagaimana lembaga keagamaan itu bisa berdaya, memberikan kontribusi dalam pembangunan masyarakat khususnya masyarakat Kota Mojokerto ? Tentunya lembaga-lembaga keagamaan ini harus diberikan peluang untuk berdaya. “Karena itulah Pemerintah Kota Mojokerto terus melaksanakan pemberdayaan. Baik itu berupa masjid, mushola, majelis taklim, dan organisasi keagamaan terus kita berdayakan agar mereka dapat memberikan kontribusi dalam membangun bangsa ini,” ucapnya.
Usai sambutan, walikota melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Mujahidin Benteng Pancasila, kemudian meninjau desain bangunan dan penyerahan potongan tumpeng kepada pengurus masjid. Di atas tanah waqaf dari Bapak dan Ibu Suai dengan tanah dua kapling total luas 280 meter persegi ini selain dibangun masjid rencananya juga akan didirikan taman pendidikan quran (TPQ) dan TK Islam untuk mendukung syiar Islam di lingkungan tersebut. (anang/hms) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com