Daerah  

Walikota Eri Jalin MOU Dengan UNICEF dan BAPPENAS RI atas Prestasi Surabaya Menjadi Kota Pertama Percontohan Pemenuhan Hak Anak

FAKTA – Surabaya sendiri sudah 6 kali berturut-turut mendapatkan Predikat Utama dalam penganugerahan dan pemberian penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). 

“Pada penganugerahan kemarin, kalau predikat paripurna nilainya 901, sedangkan kita sudah 900 kurang 1 (poin). Tapi sebenarnya bukan itu tujuannya, kenapa kami memberanikan diri ke internasional dan satu-satunya di Indonesia? karena kami beruapaya di Surabaya selalu mengutamakan hak anak,” kata Wali Kota Eri seusai acara tersebut.

Ia menegaskan, pemenuhan konvensi hak anak sangat penting dalam pembangunan kota yang berkelanjutan dan berwawasan anak. Karena anak-anak adalah investasi berharga bagi masa depan kota dan bangsa, sehingga perlu memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan dan hak-hak mereka. Karenanya, Pemkot Surabaya terus berkomitmen mewujudkan Surabaya menjadi kota yang ramah anak. 

“Nanti akan dipandu oleh UNICEF dan Bappenas agar menjadi kota yang ramah anak. Sebab, tidak semua lapisan penjuru di kota kami ketahui, UNICEF mengatakan kalau berbagai hal itu juga terjadi di kota-kota ramah anak di luar negeri. Tapi langkah yang dilakukan pemkot, dan bagaimana tahapan-tahapannya itulah yang kami lakukan,” tegasnya.

Oleh sebab itu, Pemkot Surabaya terus meningkatkan realisasi program-program pendukung. Seperti, kegiatan Sinau serta Ngaji Bareng di 168 Balai RW, dan Forum Anak Surabaya (FAS) di 31 Kecamatan. Bahkan, FAS telah dilibatkan dalam pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), baik di tingkat kelurahan, kecamatan, maupun kota. 

“Kami juga akan membuat modul bersama UNICEF dan Bappenas sehingga nanti anak di Surabaya lebih berani mengeluarkan pendapat,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Kantor UNICEF untuk Wilayah Jawa, Tubagus Arie Rukmantara memberikan ucapan selamat kepada anak-anak di Kota Pahlawan yang telah memberanikan diri untuk ikut serta mewujudkan Surabaya menjadi Kota Layak Anak Tingkat Dunia. Apalagi sejak tahun 2014, Kota Surabaya terus membuktikan dirinya untuk meraih predikat Kota Layak Anak. 

“Konsep atau prasyarat keberlanjutan ini dipenuhi oleh Surabaya, maka kami dorong menjadi CFCI. Anak-anak Surabaya sangat aktif, mereka melakukan presentasi secara daring ke Asia Pacific, bahkan mereka menyatakan ingin jadi Kota Layak Anak Tingkat Dunia,” kata Arie.

Arie mengaku bahwa Kota Surabaya juga tak pernah berhenti bertumbuh. Sebab, Pemkot Surabaya terus menguatkan upaya perlindungan dan pemenuhan konvensi hak anak. “Contoh yang sudah unggul adalah partisipasi anak-anak ikut Musrenbang di kelurahan, adanya forum anak di tingkat RT/RW, serta ditunjang dengan infrastruktur yang ada di Kota Surabaya,” pungkasnya. (*/son)