Semua  

WALAU KEMARAU PANJANG, KECAMATAN GONDANG TIDAK MENGAJUKAN BANTUAN AIR BERSIH

Camat Gondang, Triguno SSTP MM (duduk kiri).
Camat Gondang, Triguno SSTP MM (duduk kiri).
Camat Gondang, Triguno SSTP MM (duduk kiri).
Camat Gondang, Triguno SSTP MM (duduk kiri).

GONDANG fenomenal, sisa hutannya tak seberapa lebat, serta pegunungan yang semi gundul namun masih mampu memberikan kontribusi air bersih untuk 7 desa berlembah bukit yang berjauhan. Itulah Gondang.

Keajaiban sumber artesis itu menarik perhatian Wartawan Majalah FAKTA, Ekopurnomo, sepulang dari wawancara dengan Camat Gondang, Triguno SSTP MM. Motor wartawan FAKTA pun harus diajak beristirahat di bawah pohon, karena kehabisan BBM dan jauh dari pos untuk berteduh, sementara dompet yang ada isinya beberapa lembar dua puluh ribu rupiah tertinggal di rumah yang jaraknya sekitar 48 km.

Dengan menunggu teman yang berhasil dihubungi, sekitar 3 jam, baru sampailah bensin 2 liter. Itulah suka-duka wartawan. “Hobi meliput tapi lalai bawa bekal, susah pun didapat”.

Camat Gondang, Triguno SSTP MM, didampingi beberapa staf di antaranya Siswoyo, Moch Sucahyono, Subianto SSos, Juari SSos. Nurwulan, Suroso (Trantib), menjelaskan bahwa hingga awal Oktober 2019 desa se-Kecamatan Gondang belum pernah mengajukan bantuan air bersih terkait MCK, masak dan minum. Semua masih berswadaya murni, walau harus menyediakan dan menambahkan paralon maupun selang untuk penyaluran air sampai ke alamat warga masing-masing.

Gondang, lanjut camat yang sebelumnya sebagai Sekcam Kota ini memaparkan, secara konkrit di antaranya pada tahun 2020 nanti ada 4 desa yang melaksanakan pilkades. “Penjadwalan tahapannya masih menunggu dari pemkab. Yang kita persiapkan adalah menjaga stabilitas kondisi untuk keamanan yakni kondusif agar tidak termakan isu. Yakni, selalu koordinasi dengan Forpimka (Forum Pemimpin Kecamatan/Muspika),” jelas Camat Gondang.

Mengemban profesi memang sebuah konsekwensi, saat menunggu bala bantuan kiriman bensin, FAKTA pun menyenandungkan lagu dari Bang Haji Rhoma Irama,”kemana lagi ku berjalan, membawa derita dibadan. illahi jua tempat pertolongan, soal kerejekian”. Akan mencari pos untuk berlindung dari panas terik matahari, jauh menuntun motor medan naik-turun berat (motor Thunder) maka FAKTA berlindung di bawah pohon jati tiada daun. Tapi tetap semangat, cuma tak semua hasil wawancara diekspose, karena ibaratnya jauh-dekat sama saja. (F.463)